Mohon tunggu...
Dessy Suryawati
Dessy Suryawati Mohon Tunggu... -

Student of arabic language education. UIN Maliki malang, east java Indonesia. ig;@dessysuryawati fb; Dessy Suryawati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tradisi Nyadran Menurut Kacamata Islam

13 Maret 2019   19:56 Diperbarui: 4 Juli 2021   18:52 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Nyadran Menurut Kacamata Islam (soloraya.com)

Namun dalam tradisi nyadran mengapa dalam berziarah dan mendoakan jenazah diperlukan waktu waktu tertentu seperti khusus pada bulan Ruwah? Hal inilah yang menjadikan tradisi nyadaran jauh dari ajaran agama islam, meski belum diketahui pasti sebab mengapa tradisi nyadran ditetpkan pada bulan tertentu.

Ada beberapa hal baik yang dapat diambil dari tradisi nyadran sendiri, yaitu prosesi pembagian makanan ke sanak keluarga, kerabat atau orang orang yang tidak mampu, juga menjadi sarana mempererat persaudaraan antar warga desa. 

Namun jika niat dari tradisi nyadran sendiri di kususkan untuk berbagi makanan, bersedekah  atau pelaksanaa perkumpulan warga desa dalam ikatan silaturahim itu tidak ada masalah, justru hal tersebut semakin melestarikan budaya jawa, namun jika mengatasnamakan ziarah kubur tapi menjauh dari ajaran agama. Maka hal seperti itu tidak dianjurkan. Dan lebih baik dihindari untuk menjaga aqidah masing masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun