Mohon tunggu...
Dessy Putri Safrina
Dessy Putri Safrina Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Islam Negeri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki minat besar dalam dunia kepenulisan, khususnya di topik yang berkaitan dengan akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Kinerja Karyawan Berbasis Penghargaan dan Perilaku Positif

4 Desember 2024   19:45 Diperbarui: 4 Desember 2024   19:50 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia kerja, kinerja karyawan adalah kunci keberhasilan perusahaan. Namun, bagaimana memastikan mereka tetap termotivasi untuk memberikan yang terbaik? Penelitian terbaru pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan menemukan bahwa penerapan sistem pengukuran kinerja yang adil dan penghargaan yang sesuai tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memupuk perilaku positif karyawan yang dikenal sebagai Organizational Citizenship Behavior (OCB).

OCB adalah perilaku sukarela di luar tugas utama yang dilakukan dengan tulus demi mendukung keberhasilan organisasi. Perilaku ini mencakup membantu rekan kerja, bersikap toleran, hingga memiliki inisiatif melebihi ekspektasi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa ketika sistem pengukuran kinerja dan penghargaan diterapkan dengan baik, karyawan tidak hanya memenuhi target, tetapi juga menunjukkan perilaku yang mendukung suasana kerja yang lebih produktif dan harmonis.

Temuan ini memberikan wawasan penting bagi para pemimpin organisasi: bukan hanya alat dan sistem, tetapi juga apresiasi dan pengakuan yang memengaruhi semangat kerja karyawan. Lantas, bagaimana implikasi dari penelitian ini dalam praktik sehari-hari?

Penelitian mengungkapkan bahwa kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV meningkat signifikan dengan penerapan sistem pengukuran kinerja dan penghargaan yang tepat. Sistem ini tidak hanya menilai hasil kerja secara objektif tetapi juga menjadi motivasi utama bagi karyawan untuk terus meningkatkan produktivitas mereka. Ketika karyawan merasa dihargai atas kontribusinya, mereka cenderung menunjukkan perilaku OCB yang lebih baik.

OCB menjadi elemen penting karena mendukung hubungan kerja yang harmonis dan menciptakan efisiensi kerja. Bayangkan seorang karyawan yang secara sukarela membantu rekan setim menyelesaikan tugas penting tanpa diminta. Perilaku ini tidak hanya meningkatkan output tetapi juga mengurangi gesekan antarindividu dalam tim. Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang merasa diapresiasi melalui penghargaan finansial maupun non-finansial, seperti bonus atau pelatihan, memiliki dorongan lebih besar untuk memberikan kontribusi tambahan.

Namun, OCB tidak hanya hadir begitu saja. Dibutuhkan keadilan dalam sistem penghargaan dan pengukuran kinerja. Jika sistem ini tidak diterapkan dengan transparan dan konsisten, karyawan bisa merasa tidak puas, bahkan kehilangan motivasi. Oleh karena itu, perusahaan harus berinvestasi dalam membangun sistem yang mendukung, sekaligus menciptakan budaya penghargaan yang inklusif.

Penelitian ini memberikan pesan penting bagi dunia kerja: sistem pengukuran kinerja dan penghargaan bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang membangun perilaku positif. OCB adalah bukti nyata bahwa karyawan yang merasa dihargai cenderung memberikan kontribusi lebih besar dari yang diminta.

Untuk perusahaan, ini adalah peluang besar. Dengan investasi pada sistem penghargaan yang adil dan transparan, serta mempromosikan perilaku OCB, mereka dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya produktif tetapi juga harmonis. Pada akhirnya, keseimbangan antara produktivitas dan kebahagiaan karyawan akan membawa perusahaan menuju kesuksesan jangka panjang.

Bagi para pembaca yang merupakan pelaku bisnis atau HR, saatnya merefleksikan: apakah sistem penghargaan di tempat kerja Anda sudah cukup adil untuk mendorong perilaku positif? Mari mulai langkah kecil demi perubahan besar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun