Mohon tunggu...
Dessy Pratiwi
Dessy Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan IPS, UIN SUMATERA UTARA

"Starting small will probably make you a big person"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perubahan Perilaku Sosial Masyarakat di Masa Pandemi

13 Agustus 2020   13:22 Diperbarui: 30 Agustus 2020   15:37 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nah, pada saat ini seluruh dunia sedang di gemparkan dengan ke munculan COVID-19 atau virus Corona, wabah virus corona sudah menjadi realitas sosial yang di hadapi masyarakat Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa kemunculan virus corona ini sangat berdampak pada sikap atau prilaku masyarakat yang berubah menjadi lebih over-protektif terhadap lingkungan sekitarnya.

Munculnya Covid-19 telah menghadirkan prilaku baru di tengah masyarakat seperti mencuci tangan dengan sabun setelah keluar rumah dan memegang apapun ketika hendak makan harus tetap bersih dan juga menggunakan masker menjadi hal yang wajib jika keluar rumah seakan menjadi hal yang special untuk penampilan. Kedua tindakan tersebut mungkin dianggap sesuatu yang asing di masa lalu dan berubah sebagai kebiasaan untuk tetap bersih dan sehat.

Prilaku adalah cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku seseorang dan merupakan hasil kombinasi antara pengembangan anatomis, fisiologis dan psikologis. Perilaku Sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia. Berubahnya prilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dengan prilaku maupun kebiasaan sekarang ini ternyata menciptakan kondisi yang normal baru. 

Adapun pepatah every clouds had it's silver lining cocok menggambarkan situasi ini, bagaimana sisi terang pandemi Covid-19 membuat masyarakat secara paksa terdidik untuk menerapkan gaya hidup sehat dan gaya hidup bersih. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.

Wabah Covid-19 membuat masyarakat lebih sadar bahwa manusia rentan terhadap penyakit jika tidak menjaga tubuh agar tetap sehat. Oleh karenanya prilaku hidup sehat akan menjadi lebih baik dengan mengkomsumsi makanan sehat secara seimbang, berolahraga, berjemur di pagi hari, jam tidur yang tertaur, dan selalu menjaga kebersihan.

Prilaku masyarakat selain hidup sehat, sekarang ini di berlakukan Sosial Distancing atau jarak jauh dimana masyarakat harus menjaga jarak dan beraktivitas di dalam rumah. Dalam hal ini masyarakat berubah dalam hal komunikasi maupun interaksi yang dilakukan secara online kepada saudara, teman, dan rekan kerja dengan menggunakan teknologi digital yang bisa berinteraksi tanpa sentuhan.

Dalam sector Pendidikan misalnya, kebiasaan maupun prilakukan antara guru dan peserta didik berubah seketika dengan diberlakukannya belajar Daring/Online. Guru dan peserta didik akan lebih sering menggunakan alat teknologi canggih seperti HP maupun Laptop untuk melanjutkan pembelajaran.

Dalam hal hobby sebagian masyarakat memanfaatkan untuk menghilangkan rasa bosan di rumah saja seperti : Memasak makanan sendiri di rumah menjadi kegiatan yang menyenangkan, dari yang tidak pandai memasak mendadak berubah menjadi cheef dadakan, ini suatu prilaku dan kebiasaan yang baik yang bisa di coba untuk merubah kebosanan di dalam rumah. Atau ada yang menjadi lebih kreatif di rumah dengan menghasilkan suatu karya (barang), menjadi Penulis, bahkan menjadi Youtuber selain meluangkan waktu untuk Hobby bisa juga membantu secara material untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Walaupun tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir, meski sudah mulai jenuh harus tetap jalankan prilaku dan kebiasan yang sudah dilakukan selama Pandemi , bukan berarti setelah pandemi hilang maka akan kembali seperti semula dengan kebiasaan dan prilaku yang lama. Tentu saja tidak ya?

Untuk itu, dibutuhkan konsistensi dan komitmen untuk menjaga keberlangsungan hidup yang lebih baik dan sehat. Untuk menjaga keberlangsungan tersebut tidak cukup hanya dibebankan kepada masyarakat saja. Melainkan juga diperlukan program untuk menjaga keseimbangan biotik (makhluk hidup) dan abiotic (kehidupan sosial ekonomi) dan termasuk juga hubungan kepedulian sosial.

Referensi :

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=hidup+...http%3A%2F%2Fweb.sma12smg.sch.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FMateri-3-MPLS-POLA-HIDUP-SEHAT-DIMASA-PANDEMI.docx. 

(diakses pada 13 Agustus 2020 pukul 08.10)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun