Mohon tunggu...
Dessy Liestiyani
Dessy Liestiyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film

menggemari literasi terutama yang terkait bidang pariwisata, perhotelan, catatan perjalanan, serta hiburan seperti musik, film, atau televisi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menanti Menu Sukiyaki di Hokben Bukittinggi

10 April 2023   15:10 Diperbarui: 10 April 2023   15:12 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sukiyaki (sumber: www.hokben.co.id)

Saya sempat menduga ketiadaan menu ini erat kaitannya dengan harga. Seporsi sukiyaki dibandrol dengan harga 60 ribu nett. Lalu, apakah harga ini dirasa kemahalan untuk daya beli warga kota?

Tapi, beberapa menu paketan Hokben yang lain pun menurut saya hampir sama juga harganya; di seputaran 50 ribu. Beberapa menu bento spesial malah di atas 60 ribu nett-nya. Jadi saya berkesimpulan kalau sukiyaki masih dijual lebih murah dari paket bento spesial, seharusnya bisa laku ya?

Selain pertimbangan harga, saya juga menduga bahwa rasa yang cenderung manis mungkin juga jadi pertimbangan mereka untuk tidak menyediakan menu ini. Beberapa kerabat dan teman saya di kota ini pernah mengungkapkan kekurangsukaannya pada gudeg, masakan khas Jawa yang rasanya manis. Menurut mereka, masakan (lebih spesifik untuk dimakan dengan nasi) kok manis?

Bukan berarti di kota ini tidak ada santapan yang manis lho. Sejauh yang saya tahu, rata-rata penganan manis di sini lebih banyak dalam bentuk kue, atau minuman. Misalnya kue lapek bugih (tepung ketan berisi parutan kelapa dan gula) atau galamai (seperti dodol di daerah lain), dan juga beberapa minuman khasnya seperti teh telur atau es tebak (semacam es campur) yang kadang manisnya 'kebangetan' bagi saya.

Tapi memang, saya belum menemukan makanan pendamping nasi (lauk atau sayur) di sini yang terasa manis. Selain kue, biasanya ya berupa minuman itu tadi. Tapi ya, menurut saya warga kota ini sebenarnya tidak anti juga untuk mencoba sesuatu yang baru. Apalagi sekelas sukiyaki, yang walaupun untuk bisa menikmati menu ini biasanya harus menunggu 15 sampai 20 menit. Tapi gpp, worth it kok.

Tulisan ini dibuat menjelang 5 bulan usia sang resto di kota ini. Mudah-mudahan kunjungan ke Hokben berikutnya saya nggak perlu ngiler-ngiler lagi melihat foto semangkuk sukiyaki di depan mata, tapi eh, masih nggak bisa dipesan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun