Ditambah dengan mobilitas orang yang semakin mudah dan sering seperti dalam dunia bisnis jika nanti harus bekerja dalam satu perusahaan dan akan berhadapan dengan client dari negera lain mengingat adanya perdagangan bebas, dengan adanya ekspansi bisnis dari luar ke dalam negeri dan sebaliknya seperti yang disampaikan oleh (Meletzke, 1978) bahwa masyarakat memiliki sifat mobile dan dynamic).
Tidak dapat dipungkiri, hal ini sering memunculkan sebuah resiko yaitu pada kegagalan transaksi bisnis karena kegagalan dalam komunikasi antarbudaya seperti gegar budaya hingga etnosentrisme. Kegagalan ini dapat berupa perbedaan ekspektasi antar individu dengan kebudayaan berbeda-beda dalam suatu kelompok bisnis misalnya. Seperti yang dikatakan oleh (Hall & White, 1979) bahwa perbedaan ekspektasi yang sering menimbulkan resiko.Â
Untuk menghindari hal-hal negatif dalam komunikasi antarbudaya maka perlu untuk kita menumbuhkan rasa saling memahami karena sejatinya manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan kehadiran individu lain untuk saling melengkapi kebutuhannya. Seperti yang dikatakan oleh (Scharm, 1976) bahwa Komunikasi sebagai suatu fenomena ssial ini salah satunya untuk menumbuhkan rasa saling membutuhkan di seluruh dunia.
Komunikasi yang efektif tentu menjadi tujuan dalam suatu interaksi dan sejalan dengan komunikasi antarbudaya. Kenapa penting untuk kita belajar komunikasi antarbudaya?
Pertama global village atau desa global
Ada anggapan bahwa komunikasi antarbudaya akan semakin penting dan vital dari masa-masa sebelumnya. Hal ini didukung dengan semakin kompleksnya perkembangan media komunikasi yang tidak hanya berbentu media massa saja tapi juga media umum seperti perkembangan electronic media seperti telepon, televisi, radio bahkan hingga saat ini era komunikasi semakin interaktif dengan kehadiran portal media online yang menghubungkan dunia secara global.Â
Maka tidaklah mengherankan, kalau perkembangan dunia saat ini semakin menuju pada suatu global village atau desa dunia, Dimana saya ingatkan kembali bahwa global village ini adalah konsepsi ilmiah Mcluhan yang menjelaskan fenomena keterkaitan antar warga dunia akibat dari perkembangan teknologi informasi.Â
Jadi, walaupun kita berjarak saat ini misal dalam kondisi pandemi tapi kita masih bisa berinteraksi, banyak juga mahaiswa luar negeri yang melakukan pembelajaran jarak jauh antar negara. Seperti sekarang saja dengan kebijakan merdeka belajar, kalian sebagai mahasiswa dapat membuka jejaring wawasan dengan mengikuti internship atau pertukaran pelajar bahkan secara virtual.
Kemudian yang kedua adalah, Globalisasi.
Globalisasi ini kemudian memunculkan beberapa aspek yang menterbelakangi kita mempraktikan komunikasi antarbudaya.
Pertama, Bisnis internasional dan perdagangan bebas. Yang diawal saya jelaskan bahwa banyak ekspansi bisnis yang masuk baik dari luar maupun dari dalam negeri ke luar. Tentu ini membuka kesempatan kita bertemu dengan orang asing yang memiliki latar belakang budaya berbeda.Â