Mohon tunggu...
Dessy Kushardiyanti
Dessy Kushardiyanti Mohon Tunggu... Dosen - No Limit, No Regret, No Excuse

Dosen Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Syekh Nurjati - Master of Arts, Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berbagai Program Homeless Media Diusung Biar Milenial Nggak Mati Gaya

28 April 2021   19:25 Diperbarui: 28 April 2021   19:35 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media tunawisma atau homeless media beberapa tahun ini memang hits di kalangan pelaku media dan jurnalis. Peralihan aktivitas pencarian berita dari masa ke masa semakin masif berkembang dari konvensional ke ranah digital. Tak dipungkiri hal ini menjadi ladang bisnis baru dalam menggaet target market audiens.

Melihat pengguna media sosial yang semakin meningkat salah satunya dalam kebutuhan pencarian informasi berita terkini. Dilansir dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan dari tahun 2019 hingga 2020 total pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta pengguna.

Lanjut berdasarkan pemaparan Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi, dilansir pada laman laman Katadata.co.id menyebutkan, “mayoritas dari pengguna internet memanfaatkan layanan ini untuk mengakses media sosial, aplikasi percakapan, perbankan, hiburan, dan berbelanja online”.  

Memanfaatkan pengguna media sosial yang masif dalam kebutuhan pengkonsumsian berita maka istilah homeless media hadir sebagai salah satu upaya dalam penambahan channel media melalui platform media sosial itu sendiri.

Sudah banyak kita temui konten pemberitaan di media yang kemudian yang memanfaatkan aktivits content marketing untuk menjaring engagement audiens. Maka dari itu dalam praktiknya, pajangan konten di berbagai channel memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan preferensi audiens-nya.

Hal ini juga dipertegas oleh Risang B. Dhananto, User Acquisition Manager Opini.ID dilansir pada laman mix.co.id bahwa terdapat 3 komponen dalam homeless media, yaitu perspektif konten, perspektif bisnis, dan perspektif marketing.

Hal tersebut menjadikan homeless media sebagai syarat akan bisnis di era digital yang ideal dalam memotong ongkos selama operasionalnya. Praktiknya, struktur homeless media diimplementasikan melalui konten yang menarik dan kreatif, dibutuhkan sumber daya yang cakap dalam media sosial. Namun, kekurangnya tentu pada etika jurnalistik yang tidak terlalu diperhatikan dalam homeless media ini. Tidak adanya verifikasi dari liputan yang ditayangkan membuat juralistik di homeless media masih dipertimbangkan sebagai pemberitaan yang kurang matang kredibilitasnya.

Meskipun begitu, analisis dan penyaringan data pada pembuatan berita dapat dilakukan melalui kinerja jurnalisme data, dimana mayoritas konten audio-visual pada homeless media tersedia domain yang dapat digunakan dalam pengumpulan data sebagai materi mentah untuk kemudian dipresentasikan dengan konten menarik dan informatif sesuai preferensi kebutuhan pengguna media sosial. Pada akhirnya, Presentasi konten dari produk jurnalisme data itulah nantinya akan memberikan kenyamanan kepada penerima pesan, sehingga akan memunculkan audience engagement yang baik.

Dari beberapa channel media sosial, Facebook masih menjadi pilihan channel dalam penyebaran informasi berkonsep homeless media. Hal tersebut didasari dari pengguna media sosial Facebook yang masih menjadi primadona oleh kalangan penguna media sosial.

Selain itu, Facebook juga memiliki sistem analitik tersendiri yang dapat menganalisis spesifikasi pengguna media sosial dengan berbagai karakteristik hingga penggemar tertentu. Tak ketinggalan, Facebook juga tengah merancang The Journalism Project untuk meningkatkan kredibilitas konten yang berbobot. Fakta lainnya, hingga tahun 2020, pengguna Facebook menonton konten video di Facebook dengan durasi 100 juta jam/hari.

PROGRAM HOMELESS MEDIA SEBAGAI WUJUD SEMANGAT BERMEDIA ANAK MUDA

1. #GENERASIWARBYASAK oleh Opini.id

Sebagai penggagas dalam keseriusannya memaksimalkan pemberitaan di media dengan adopsi konsep homeless media. Opini.id juga mengajak para pengguna media sosial dalam berkontribusi untuk berperan serta dalam mengoptimalkan potensi dirinya melalui karya nyata dalam bentuk video.

Sumber: Opini.id
Sumber: Opini.id
 Program ini dilakukan selama 6-8 bulan di tahun 2016, Opini.id melalui campaign #GENERASIWARBYASAK juga menggandeng beberpa universitas seperti Universitas Indonesia dan Universitas Parahiyangan dalam menyampaikan misi kebaikan melaui 4 pilar kejujuran, peduli, berani dan kreatif.

Melalui program ini menunjukan bahwa sebenarnya anak muda masih memiliki antusiasme dalam membuat kebaikan dan kemauan dalam mengubah ke arah yang lebih baik, hanya diperlukan exposure dari gerakan moralitas yang digiring baik melalui eksperimen sosial, konten artikel, video konten, community meet up, hingga petisi.

Diharapkan melalui program ini dapat menumbuhkan semangat positif berupa wujud pemikiran dan perilaku yang mengarah pada kemajuan dan aktualisasi diri mereka sebagai generasi bangsa.

2. Program Kumparan 1001 media

Sebagai salah satu media online yang aktif dalam pemberitaan, Kumparan juga memberika akses dan peluang bagi berbagai media online di setiap daerah untuk memainkan perannya lebih maksimal terutama dengan pengelolaan konten, jurnalistik, pemahaman media sosial, strategi komersial dan tata kelola perusahaan.

Program ini berlangsung di tahun 2018, dengan antusiasme pendaftar sebanyak 1700 proposal pendirian media dari seluruh Indonesia. Menjalankan aktivitas bermedia dengan konsep homeless media tentu tidak mudah, apalagi ketika harus membangun kepercayaan pengikutnya dari nol. Hal itulah yang menginisiasi Kumparan untuk mengadakan program 1001 media dengan konsep inkubasi kepada para calon media online dengan memberikan ruang bagi kanal medianya untuk dipublikasikan di platform Kumparan.

Sumber: Kumparan
Sumber: Kumparan
Para start up dituntut dalam menjalankan pemberitaan seputar isu-isu di daerahnya dengan kreativitas dalam membangun konten. Sebagai bagian peran Kumparan yaitu excellent technology, harapannya Kumparan dapat mendukung potensi media di daerah-daerah.

Program ini juga menguntungkan bagi Kumparan, dimana melalui keterlibatan 1001 startup media online yang disajikan pada kanal Kumparan juga memberikan kemudahan penyajian kualitas konten dari 36 media online asal 34 provinsi di Indonesia.

Itulah 2 program atau cmpaign yang pernah diinisiasi oleh media online Indonesia dengan mengusung konsep homeless media bagi para media online dan milenial yang ingin terlibat dalam mengembangkan aktivitas pemberitaan di platform media mainstream. 

Pada akhirnya konsep homeless media diharapkan menjadi optimisme bagi para penyampai berita dalam bermedia. Selanjutnya, kemudahan aksesbilitas dan jaringan tanpa batas pada channel yang digunakan dalam aktivitas homeless media diharapkan tidak mengurangi esensi dan etika jurnalisme yang ada. Sehingga bobot kualitas pada substansi berita tetap terjaga hingga ke tangan audiens sebagai penerimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun