Tetapi sebelum ke jembatan, kami sholat dulu di sebuah masjid unik. Masjid Fathul Iman namanya. Masjid ini sedang direnovasi.
Tidak ada kubah di masjid ini. Dibelakang masjid, ada lapangan dengan tiang bendera merah putih. Masjid ini dekat dengan bandara. Lokasi masjid ini, persis di seberang Sekolah Luar Biasa (SLB). Beberapa remaja sedang berkumpul. Sepintas mereka terlihat tidak berbeda dengan remaja tanggung, namun ketika diamati, mereka melakukan obrolan dengan bahasa isyarat. Subhanallah, saya terharu melihat mereka, mereka tersenyum melihat saya, seperti tidak ada suatu yang aneh. Rasa syukur atas nikmat Allah terhadap apa yang kita miliki, seharusnya lebih banyak lagi saya lakukan. Hiks... Selesai sholat, kami berjalan menujui pasar besar Palangkaraya. Di pasar ini, saya mengunjungi seorang ibu pembuat abon ikan tahoman.
Tidak sulit mencari gang tempat ibu itu tinggal, walau saya baru satu kali kesana. Namun kebingungan saya malah terjadi ketika sudah didalam gang. Karena rumah kontrakan si ibu sudah rata dengan tanah. Waktu saya kesana pertama kali, tempat di foto sebelah kanan ini adalah rumah ibu, waktu itu saya duduk lesehan menikmati nasi kari (rasanya seperti nasi uduk, hanya disana bilangnya nasi kari) dengan abon ikan tahoman diatasnya.
Saya bertanya kepada tetangga, ibu itu rupanya tinggal di kontrakan anaknya, tidak jauh dari tempat tinggalnya dulu. Menurut si ibu, yang punya rumah kontrakan menjual rumahnya untuk dijadikan gedung atau mall. Miris juga mendengarnya. Padahal, saya baru 9 bulan yang lalu mampir (pertama kali April 2014, kedua kali Januari 2015). Namun keadaan cepat berubah.
Dalam ketiadaan, ibu menyuguhi kami nasi kari dengan abon ikan taoman dan air mineral. Saya sudah niatkan membeli abon ikan taoman si ibu, rupanya si ibu memberikan gratis satu bungkus abon. Beli 1 gratis 1 dengan ukuran yang sama. Saya membeli ukuran 500gr, diberi gratis 500gr.
Selain itu, ibu juga menggratiskan makanan yang dihidangkan. Masya Allah, ibu walaupun sedang kesulitan, tetap memberi. Ibu ingin juga "ngasih oleh-oleh" abon taomannya ini.
Karena perjalanan kami #kelilingborneo masih lama dan jauh (ini baru kota ke-2), maka kami memutuskan abon dikirim saja menggunakan ekspedisi. Dan kami dapat laporan dari orang rumah, abonnya enak, semua suka. Alhamdulillah, semoga Allah membalas kebaikan ibu dengan kemudahan-kemudahan dan ridho Allah SWT. Aamiin... Di pasar besar banyak menjual souvenir Palangkaraya, namun karena kami baru menempuh perjalanan, kami hanya lewat sambil mengamati toko-toko souvenir. Namun tidak ada yang menarik, kami melanjutkan menuju pasar Kahayan. Waktu saya ke pasar Kahayan dulu, saya melihat banyak orang Dayak jualan obat-obat Dayak. Unik dan bagus untuk difoto-foto.
Namun, tak lama kami mendengar adzan, kami sholat Ashar di masjid raya Nurul, tidak jauh dari pasar besar.
Selesai sholat, kami menuju pasar Kahayan, namun sayang, pasarnya sudah tutup, karena sudah sore.
Dari pasar Kahayan, kami menuju SPBU disamping hotel Amaris. Di dekat SPBU ada lapangan, kita dapat menikmati jembatan sungai Kahayan dari sini.
Selain dari lapangan disamping SPBU juga dapat menikmati jembatan ini dari tugu Soekarno.