Mohon tunggu...
Dessy Franly
Dessy Franly Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Life is Anicca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Perilaku Pembaca terhadap Seluruh Elemen Multimedia dalam Jurnalisme Multimedia

16 Oktober 2022   19:50 Diperbarui: 16 Oktober 2022   20:00 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalisme multimedia tidak bisa lepas dari pemahaman jurnalisme online.

Pengertian jurnalisme online menurut Irawan (2014, dalam Puspita & Suciati, 2020, h. 132) adalah penyampaian informasi yang didistribusikan melalui internet.

Yang membedakan jurnalisme multimedia adalah "multimedia" nya. Multimedia merupakan kombinasi minimal tiga jenis media (Widodo, 2020, h. 24).

Artinya, jurnalisme multimedia merupakan penyampaian informasi melalui internet dengan menggunakan minimal 3 elemen multimedia.

Pembaca Berperilaku Multitasking

Media konvensional terbatas dalam menggunakan multimedia, namun dengan hadirnya jurnalisme multimedia, maka keterlibatan seluruh elemen multimedia dimungkinkan dalam satu berita.

Perubahan tersebut juga beriringan dengan perubahan perilaku pembaca.

Deuze (2014, h. 146) menyatakan bahwa pembaca berita telah mengamalkan perilaku multitasking.

Hal ini sejalan dengan wawancara terhadap 3 informan mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY Angkatan 2020 yang membaca berita setiap hari.

Informan pertama bernama Ariel Rizky Putra Hartono, Informan kedua bernama Angetrisha Merici Purnamasica, dan informan ketiga bernama Anneke Virna Murdoko.

Ketiganya adalah orang-orang multitasking.

Aku juga multitasking sih. Misalnya ngerjain tugas bisa sambil dengerin lagu, baca berita, terkadang mencari informasi juga di media sosial. Itu biasa aku lakukan (Informan 1, Wawancara, 9 Oktober 2022).

Aku termasuk multitasking. Kadang kalau ngerjain tugas bisa sambil dengerin musik atau bisa macam-macam. Kalau di kos itu, bisa TV itu nyala, tapi nyala aja buat ramai-ramai. Terus aku dengerin musik, aku ngerjain sesuatu (informan 2, Wawancara, 10 Oktober 2022).

Iya aku juga multitasking. Aku bisa baca berita sambil ngerjain tugas. Aku juga bisa makan sambil nonton atau makan sambil baca buku (Informan 3, Wawancara, 10 Oktober 2022).

Hadirnya jurnalisme multimedia tidak hanya menjadi jawaban atas keterbatasan media konvensional dalam menyajikan lebih dari dua elemen multimedia. 

Jurnalisme multimedia juga hadir sebagai tawaran jawaban atas perilaku multitasking yang dimiliki pembaca.

Pembaca mendapatkan informasi dengan mengonsumsi multimedia yang tersaji secara bersamaan dalam satu pemberitaan.

Konsumsi Seluruh Elemen Multimedia

Akan tetapi, pada praktiknya, belum tentu semua pembaca mengonsumsi seluruh elemen yang disajikan.

Para informan memiliki perilaku yang berbeda ketika membaca berita Jokowi Tak Salami Kapolri hingga Ketua PSSI, Ada Apa? sebagai representasi berita berelemen tulisan, foto dan video.

Informan pertama dan informan kedua mengonsumsi seluruh elemen yang disajikan. Elemen video dinilai sebagai penambah ketertarikan dan kelengkapan informasi.

Saya baca semua dari tulisannya, fotonya juga saya lihat, lalu videonya saya putar dari awal hingga akhir. Fokus saya pada tulisan, tapi karena ada video, itu menambah ketertarikan saya. Video menambah kelengkapan karena apa yang mungkin di tulisan gak ada, di video ada, karena di video bahkan ada lengkap beserta audio dan gambar sehingga kita tidak perlu repot (Informan 1, Wawancara, 9 Oktober 2022).

Saya lihat semua. Pertama fokus aku pasti ke tulisan dulu lalu aku lihat fotonya sinkron atau tidak dengan topiknya. Lalu, aku lihat sampai bawah dan ada videonya dan saya nonton itu sampai akhir untuk melihat konteks isi berita secara lengkap (informan 2, Wawancara, 10 Oktober 2022).

Hal berbeda terjadi. Informan ketiga justru hanya membaca tulisan saja.

Saya lebih fokus baca tulisannya dan lihat fotonya untuk melihat visual dari berita yang diberitakan. Lalu, untuk video biasa saya memang tidak nonton sama sekali karena menurut saya itu lama dan membuang waktu (Informan 3, Wawancara, 10 Oktober 2022).

Selanjutnya, para informan membaca berita Danilla dan Stigma Negatif: Sebaiknya Kita Nggak Melihat Sebelah Mata yang merepresentasikan berita berelemen tulisan, video dan audio.

Untuk elemen audio, informan pertama hanya mendengar awalan saja, sedangkan informan kedua dan ketiga sama sekali tidak mendengarkan, lalu hanya informan pertama yang menyaksikan videonya.

Saya baca dulu tulisannya. Lalu ada video, maka saya buka lagi. Kemudian, audio saya hanya sebatas dengar awalan saja karena tidak semenarik video (Informan 1, Wawancara, 9 Oktober 2022).

Saya tetap baca tulisan. Tapi untuk audio dan video gak terlalu dilihat. Jadi memang tulisan saja karena kurang menarik (informan 2, Wawancara, 10 Oktober 2022).

Aku tetap baca tulisannya dulu. Lalu, untuk video dan audio gak aku putar sama sekali (Informan 3, Wawancara, 10 Oktober 2022).

Kemudian, para informan dilanjutkan dengan membaca berita Mematut Peluang Prabowo di Palagan Pilpres 2024 yang merepresentasikan berita berelemen tulisan, foto dan grafis.

Seluruh informan membaca dan menyimak seluruh elemen yang disajikan.

Tulisan tetap saya baca. Lalu, elemen grafis data juga saya lihat karena mempermudah untuk memahami apa yang disampaikan di dalam berita sebab lebih singkat dan lebih detail daripada tulisan. Kemudian gambar juga, karena gambar seperti thumbnail yang merepresentasikan isi berita (Informan 1, Wawancara, 9 Oktober 2022).

Lagi-lagi saya lihat dari tulisan, lalu ke grafisnya untuk memastikan benar enggak sih datanya, lalu lihat fotonya (informan 2, Wawancara, 10 Oktober 2022).

Saya fokus ke tulisan dan karena ini politik yang jadi interest saya maka bacanya juga jadi jauh lebih hati-hati. Lalu, saya juga baca dan lihat grafis nya karena itu menjelaskan apa yang dituliskan dan untuk foto juga dilihat juga (Informan 3, Wawancara, 10 Oktober 2022).

Kesimpulan

Berdasarkan wawancara terhadap ketiga informan, mereka selalu menyimak dengan saksama terhadap elemen tulisan dan foto; berita berelemen tulisan, foto dan grafis disimak ketiga informan; dan elemen audio menjadi elemen dengan minat terendah.

Hal ini sekaligus menyatakan bahwa perilaku pembaca berbeda-beda terhadap elemen media yang disajikan karena ada yang mengonsumsi dan ada pula yang tidak.

Para informan melihat fungsi elemen-elemen yang tidak dikonsumsi sebagai hiasan belaka karena hanya dilewatkan saja dan bahkan dinilai menyita waktu dan mengganggu.

Berning (2011, h. 12-13) menyatakan bahwa "The readers often do not have the time to read through all the material". 

Hal itu sesuai dengan apa yang dialami dan disampaikan oleh informan ketiga bahwa ia tidak menyaksikan video dan mendengarkan audio yang disajikan dalam berita karena lama dan buang waktu.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hadirnya minimal 3 elemen multimedia dapat menambah kelengkapan informasi, namun belum tentu mampu menarik pembaca untuk berperilaku mengonsumsi secara saksama seluruh elemen yang disajikan.

Setiap pembaca memiliki ketertarikan yang berbeda-beda atas elemen-elemen multimedia dalam berita. Berikut infografis urutan elemen multimedia dalam berita dari yang paling diminati menurut masing-masing informan.

Sumber: Hasil Wawancara
Sumber: Hasil Wawancara

Infografis tersebut sekaligus dapat menjadi acuan ketika Anda ingin membuat berita multimedia agar seluruh elemen yang Anda sisipkan dapat menarik sehingga disimak dengan saksama oleh pembaca.

Daftar Pustaka:
Widodo, Y. (2020). Buku ajar: Jurnalisme multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun