Mohon tunggu...
Dessy Anggun Utami
Dessy Anggun Utami Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna sudah Tidak Relevan, Apa Penggantinya?

25 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 25 Agustus 2024   20:35 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna telah lama diakui sebagai panduan dalam pemenuhan kebutuhan gizi sehari-hari bagi masyarakat Indonesia selama beberapa dekade. 

Namun tahukah Anda bahwa slogan ini sudah tidak lagi dijadikan acuan dalam menunjang kebutuhan gizi masyarakat? 

Mengapa slogan ini dianggap tidak relevan lagi, dan apa yang menggantikannya? Lantas, apa perbedaan mendasar dari keduanya? Simak uraian berikut hingga akhir.

Sejarah Slogan 4 Sehat 5 Sempurna

Ilustrasi Slogan 4 Sehat 5 Sempurna | Sumber poster: frewaremini.com
Ilustrasi Slogan 4 Sehat 5 Sempurna | Sumber poster: frewaremini.com
Slogan 4 Sehat 5 Sempurna mungkin sudah akrab di telinga Anda sejak kecil. Slogan ini diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia yaitu Prof. Poerwo Soedarmo pada tahun 1952, untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak.  

Konsep ini mengacu pada prinsip Basic Four di Amerika Serikat pada era 1940-an yang lebih menekankan pada empat sumber zat gizi penting, antara lain makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu.

Awalnya, slogan ini diharapkan dapat memperbaiki kebiasaan makan masyarakat sehingga dapat mencegah dan mengurangi masalah kesehatan akibat kekurangan dan kelebihan gizi. Sayangnya, hal tersebut tidak terwujud.

Akhirnya, karena dianggap kurang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi, pada tahun 1990-an, slogan 4 Sehat 5 Sempurna digantikan oleh panduan baru yang lebih komprehensif, yaitu Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

Kehadiran Pedoman Gizi Seimbang sebagai Penyempurna 

Ilustrasi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) | Sumber: Kementerian Kesehatan RI 
Ilustrasi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) | Sumber: Kementerian Kesehatan RI 
Sejak tahun 1990-an, Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) mulai diperkenalkan sebagai pengganti slogan 4 Sehat 5 Sempurna. Konsep ini didasari oleh Nutrition Guidelines with Balanced Diet sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Konferensi Pangan Dunia (FAO)/WHO di Roma.

Konsep ini kemudian secara eksplisit dicantumkan dengan istilah "Gizi Seimbang" di dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009. Selanjutnya, pada tahun 2014, pemerintah mengeluarkan Permenkes No. 41 Tahun 2014 yang menegaskan Pedoman Gizi Seimbang sebagai panduan gizi resmi untuk masyarakat Indonesia.

Konsep ini divisualisasikan dalam bentuk piramida yang berisikan empat pilar utama dalam mendukung status gizi masyarakat yakni mengonsumsi beragam pangan, melakukan aktivitas fisik, mempertahankan berat badan ideal, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. 

Perbedaan Antara 4 Sehat 5 Sempurna dan Pedoman Gizi Seimbang

Secara umum, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara kedua konsep tersebut. Berikut uraian perbedaan antara keduanya.

1. Penekanan Isi Pesan

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna hanya menekankan pentingnya mengonsumsi makanan dari empat sumber utama, dengan susu sebagai pelengkap. Sedangkan, Pedoman Gizi Seimbang tidak hanya berfokus pada jenis makanan yang dikonsumsi, namun juga keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi individu. 

Pedoman Gizi Seimbang memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai pentingnya pola hidup sehat seperti aktivitas fisik, menjaga berat badan normal, serta kebiasaan hidup sehat dan bersih.

2. Detail Mengenai Anjuran Porsi Makan

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna tidak memberikan panduan yang jelas mengenai berapa banyak porsi yang harus dikonsumsi dari setiap kelompok makanan. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan akibat kelebihan maupun kekurangan asupan gizi.

Pedoman Gizi Seimbang, di sisi lain, memberikan anjuran porsi harian secara lebih rinci. Pedoman ini mengatur porsi makan dengan cara yang lebih spesifik yaitu 3-4 porsi karbohidrat, 3-4 porsi sayur, 2-3 porsi buah, 2-4 porsi protein, serta batasan konsumsi gula, garam, dan lemak.

3. Susu Bukanlah Penyempurna

Dalam slogan 4 Sehat 5 Sempurna, susu dianggap sebagai penyempurna asupan harian. Namun, dalam Pedoman Gizi Seimbang, susu dimasukkan ke dalam kelompok sumber protein. 

Pasalnya, protein dalam susu dapat digantikan dengan sumber protein lain yang memiliki kandungan gizi serupa, seperti tahu, tempe. atau kacang-kacangan. Hal ini membuat susu tidak menjadi sesuatu yang wajib untuk dikonsumsi setiap harinya.

4. Pentingnya Konsumsi Air Mineral yang Cukup

Salah satu kekurangan dari slogan 4 Sehat 5 Sempurna adalah tidak adanya penekanan akan pentingnya konsumsi air yang cukup.

Pedoman Gizi Seimbang menekankan bahwa tubuh memerlukan air yang cukup untuk mendukung berbagai fungsi vital. Pedoman ini menganjurkan konsumsi air mineral sebanyak 2 liter atau sekitar 8 gelas per hari.

Slogan 4 Sehat 5 Sempurna memang memiliki sejarah panjang dalam mengajarkan pola makan sehat di Indonesia. Hingga saat ini, 4 Sehat 5 Sempurna bahkan masih memiliki popularitas yang lebih tinggi dibandingkan Pedoman Gizi Seimbang.

Pedoman Gizi Seimbang hadir sebagai pengganti yang lebih komprehensif dalam memberikan panduan yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan gizi masyarakat saat ini.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah mulai menerapkan anjuran dalam Pedoman Gizi Seimbang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun