Salah satu tokoh nasional yang sudah beberapa kali di undang di acara perusahaan saya adalah Gita Wirjawan. Ada yang menarik dan sering diulang dalam materi yang disampaikan. Yang pertama adalah rekomendasi buku yaitu "Range - Why Generalists Triumph in a Specialized World" karya David Epstein, dan satu lagi adalah kemampuan berbahasa Inggris.
Kenapa harus pintar berbahasa Inggris? Sebenarnya, dia menyampaikan ada tiga tahapan berbahasa sebagai prasyarat agar ekonomi Indonesia bisa maju. Yang pertama, kemampuan bahasa Inggris harus dikuasai oleh orang Indonesia. Kemampuan dasar ini akan membawa ke tingkat kedua, yaitu kemudahan berkomunikasi. Dengan kemampuan bahasa Inggris ini masyarakat Indonesia akan mudah berkomunikasi dengan masyarakat luar. Pada tingkat ketiga, kemampuan yang harus dikuasai adalah kemampuan story telling dengan bahasa Inggris, sehingga bisa mengkomunikasikan apa yang dimiliki dan dijual.
Bahkan Gita Wirjawan secara terus terang salah satu alasan kenapa orang India maju, karena orang India pintar berbicara dalam bahasa Inggris, "Mereka pinter ngemeng saja...".
Dan tidak sekali atau dua kali Gita Wirjawan menekankan pentingnya orang Indonesia menguasai bahasa Inggris ini. Dalam podcast-nya Gita sendiri yang dinamakan End-Game, salah satu podcast terkenal di negeri ini, beliau berkesempatan berbincang dengan Nadiem Makarim, selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menristek). Dalam dialog ini, Gita Wirjawan lebih detail lagi membahas kemampuan berbahasa Inggris orang Indonesia. Menurut data yang dia pegang, jumlah orang Indonesia yang memiliki paspor dan bisa berbahasa internasional hanya 10 persen dari total penduduk.
Lalu Gita mengajak membayangkan ada 100 juta orang Indonesia yang memiliki kemampuan berbahasa asing, maka menurut Nadiem, itu sudah game over. Maksudnya bagaimana? Indonesia di anugerahi kekayaan alam yang maha kaya. Jadi akan mudah menawarkan apa yang dipunya ini dan mengemasnya agar ada yang membeli dan juga ada yang berinvestasi di negeri ini.
Tapi apakah benar dengan kemampuan berbahasa Inggris ini akan mendorong negara ini akan menjadi negara maju? Memang sudah ada contoh beberapa negara dengan jumlah penutur bahasa Inggris yang signikan memiliki kemampuan ekonomi yang cukup kuat seperti India dan Singapura. Akan tetapi apakah kedua negara ini merupakan contoh baku sebagai penginspirasi mengenai kemampuan untuk menguasai bahasa Inggris ataukah hanya outlier, maksudnya adakah faktor lain yang membuat mereka menjadi negara cukup maju?
Untuk menjawab kedua pertanyaan itu, maka yang perlu didefinisikan pertama adalah, apa kriteria sebagai negara makmur, yang ekonominya cukup baik? Misalnya dalam artikel ini, saya anggap bahwa kemakmuran ekonomi diukur dengan GDP perkapita negara tersebut. Populasi yang bisa berbahasa Inggris dihitung dengan persentasi penutur bahasa Inggris dari total jumlah penduduk. Apakah akan ada korelasi antara persentasi jumlah penutur bahasa Inggris dengan GDP perkapita?
Data persentase penutur bahasa Inggris dari suatu negara saya ambil dari Wikipedia. Ternyata dari data yang ada di Wikipedia ini, jumlah penutur bahasa Inggris Indonesia sudah mencapai 30% atau sekitar 85 juta penduduk Indonesia. Bagaimana dengan data Gita Wirjawan? Saya kurang tahu, tapi dalam beberapa kesempatan, beliau tidak konsisten mengenai datanya. Dalam artikel yang dimuat di Detik, yang menulis mengenai diskusi dengan Nadiem, Gita menyebut angka 10 persen. Begitu juga dengan artikel di Investortrust. Sedangkan dalam artikel yang ditulis di Antaranews, jumlah penduduk Indonesia yang bisa berbahasa Inggris dengan mahir kurang dari 10 juta.Â
Untuk tujuan artikel kali ini, saya menggunakan data dari Wikipedia. Data wikipedia yang diambil adalah data persentasi jumlah penutur bahasa Inggris yang ada di suatu negara, kemudian di korelasikan dengan GDP perkapita negara tersebut yang juga diambil dari Wikipedia, dengan sumber sebenarnya adalah data World Bank.
Ternyata, memang ada hubungan antara persentase jumlah penutur bahasa Inggris suatu negara dengan GDP perkapita yang dimiliki oleh negara tersebut.
Hubungan antara keduanya adalah eksponensial, yang artinya semakin banyak penutur bahasa Inggris dalam suatu negara, maka GDP perkapitanya akan naik secara eksponensial, lebih cepat daripada kenaikan persentase jumlah penutur.
Untuk melihat hubungan linear yang lebih jelas, maka skala GDP perkapita bisa kita ubah ke skala logaritma.
Jadi apa kesimpulannya? Apa yang Gita Wirjawan katakan bahwa untuk menaikkan Indonesia agar menjadi negara yang cukup kuat ekonominya adalah dengan menaikkan jumlah penutur bahasa Inggris. Karena, dengan kemampuan bahasa ini, maka orang-orang Indonesia akan mampu berkomunikasi dengan bangsa lain. Dengan kemampuan komunikasi dan story telling, orang Indonesia akan mampu untuk menarik investasi yang pada akhirnya akan menaikkan kemampuan ekonomi.
Sumber:
[3] https://www.antaranews.com/berita/4129542/gita-wirjawan-bahasa-menjadi-katalisator-perubahan
[4] https://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_English-speaking_population
[5] https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_GDP_(nominal)_per_capita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H