Saya teringat ketika saya baru lulus pendidikan master saya sekitar 11 tahun lalu di bidang data dan analytics, saya kesulitan mencari pekerjaan di bidang yang saya minati ini. Setidaknya dari puluhan aplikasi pekerjaan yang sudah saya kirim, tidak ada yang berhasil mencapai tahap pertama interview di Indonesia. Padahal universitas saya lumayan bagus dan saya lulus dengan predikat cumlaude. Baru setelah mengerjakan proyek dan informasi dari rekan saya, saya mendapatkan pekerjaan disebuah start-up.
Tidak disangka-sangka, dua tahun setelah itu, trend start-up di Indonesia booming dan pelaku start-up sangat haus dengan talenta-talenta yang bisa mengolah data. Sehingga industri sampingan dari kebutuhan ini juga meningkat. Lihatlah industri training, konsultan ataupun perusahaan teknologi data dan analytics yang sangat meningkat.
Sepemahaman saya, talenta dari data dan analytics ini digunakan untuk manajemen data, menganalisa produk digital dan juga untuk keperluan marketing. Bahkan saat ini, perusahaan yang bergerak di bidang marketing technology (mar-tech) termasuk didalamnya adalah data dan analytics mencapai lebih dari 14 ribu perusahaan.Â
Bagaimana dengan penyedia solusi servis data dan analytics? Karena saat ini AI cukup booming, banyak perusahaan konsultan yang menyediakan talent untuk membantu perusahaan mempercepat agenda data dan analisis mereka. Jumlahnya saya tidak tahu pasti, akan tetapi dengan mencari di mesin pencari dengan kata kunci sederhana seperti "how many data and analytics company in the world" jumlahnya mencapai ratusan, itupun karena hasil pencariannya biasanya hanya menunjukkan "Top Data dan Analytics company". Kalau semua perusahaan di list, saya kira hasilnya bisa mendekati atau mencapai ribuan, karena ada perusahaan-perusahaan data analytics skala UKM yang saya tahu tidak masuk dalam daftar tersebut.
Sekarang bayangkan hal seperti ini. Kamu cukup terampil dan familiar dengan tools yang dipakai untuk analisa data, bisa membangun data pipe line dan juga cukup paham statistik dan pemodelannya. Kira-kira kalau kamu ingin membangun sebuah perusahaan, apakah peluangnya masih cukup besar untuk bersaing dengan ribuan?
Pertanyaan seperti itu pernah ditanyakan di Quora dan saya salah satu yang menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaannya memang tentang industry marketing technology, akan tetapi saya kira jawabannya masih relevan untuk industri data dan analytics.
Jawabannya kalau di terjemahkan dan diringkas kira-kira seperti ini:
"Cara paling baik untuk membangun perusahaan start-up marketing (data) analytics adalah dengan memahami kebutuhan pasar terlebih dahulu. Dengan ledakan jumlah data yang besar dan juga poin-poin dimana konsumen berinteraksi, maka akan sangat sulit untuk mendapatkan data tersebut, memahami dan juga memprosesnya.
Saat ini ada banyak perusahaan mar-tech di dunia, jumlahnya sekitar 7000 perusahaan (sekarang sudah mencapai 14000). Membangun perusahaan baru pada saat ini adalah hal yang susah karena persaingan yang sengit.
Akan tetapi, secara umum, ada beberapa hal yang saat ini sangat dibutuhkan: sumber data baru, cara mengolah data yang besar dan bagaimana data yang besar tadi menjadi insights untuk memudahkan pengambilan keputusan.
Jadi saran saya, temukan yang saat ini hilang di pasar, temukan sumber data baru dan buatlah perusahaan dengan menggunakan data baru tersebut."
Dan saya serius ketika data baru itu sangat penting untuk perusahaan. Perusahaan FMCG misalnya, tidak mempunyai banyak kontrol ketika berhadapan dengan mini-market. Karena mini market memegang data penjualan dan tahu seluk beluk persaingan. Salah satu saudara saya bercerita bahwa untuk mendapatkan data dari salah satu retail mini-market, perusahaan FMCG harus membayar puluhan milyar rupiah.Â
Memang dengan data itu perusahaan FMCG bisa tahu bagaimana market share real di FMCG, tahu harga pesaing dan tentunya tahu promo yang sedang dilakukan. Cara-cara untuk mendapatkan data itu tanpa meminta ke perusahaan retail tentunya sudah dilakukan oleh perusahaan FMCG, tapi tentunya datanya bersifat sampling karena harus ada orang yang turun dilapangan, masuk ke toko dan melakukan data entry sesuai dengan kebutuhan analisa.
Oleh karena itu, kalau ingin membuat perusahaan data dan analytics, mulailah dari kebutuhan pasar, cari data yang belum ada dan sediakan data tersebut. Niscaya, perusahaan baru ini akan cukup bersaing. Karena di dunia data dan analisis ini, yang mahal datanya, bukan orangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H