Mohon tunggu...
Amir Harjo
Amir Harjo Mohon Tunggu... Lainnya - Bekerja sebagai analis data di salah satu consumer goods

Saya Amir Harjo, jangan panggil saya bunga. Saya suka membaca dari kecil, tapi baru mengasah kemampuan menulis sejak kuliah. Saya banyak menulis di blog pribadi saya. Dulu saya menulis di blogspot, tapi sudah saya matikan. Saya sekarang lebih banyak menulis di medium. Kadang-kadang, saya beruntung karena tulisan saya dimuat di media-media terkenal seperti Detik atau Mojok. Akan tetapi, sebagian besar hanya mampu tampil di blog pribadi saya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apa Kabar Penghasilan 8 Juta Perbulan? Sebuah Pilihan Karir

8 September 2024   19:08 Diperbarui: 8 September 2024   19:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penghasilan (Dok Kredivo via Kompas.com)

Kita kembali ke masa lalu. Masa-masa sekitar tahun 2015 sampai 2016. Kalau itu, start-up di Indonesia sedang jaya-jayanya. Start-up menjadi berita sehari-hari. Anak muda ambisius ingin bekerja di start-up ataupun membangun start-up.

Start-up memang saat itu menjanjikan. Salah satunya gojek. Kalau tidak bisa bekerja di gojek sebagai karyawan, menjadi mitra gojek pun tidak kalah menjanjikan. Tengok salah satu berita yang ditulis di Kompas. Ada seorang manajer yang resign dari pekerjaannya dan fulltime menjadi driver gojek. Alasannya ya penghasilannya lebih dari ketika jadi manajer, sekitar 8 sampai 9 juta per bulan. Ketika nggojek, penghasilan dia rata-rata 500 ribu sampai 1 juta per hari.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Terus terang, memang gaji segitu sangat menggiurkan. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak orang yang berbondong-bondong mendaftar sebagai driver ojek online. 

Servis baru yang dibuat oleh perusahaan teknologi seperti Grab dan Gojek membuka secercah harapan untuk orang-orang yang tidak memiliki skill kompetitif untuk memasuki rejeki. 

Perusahaan ride hailing online ini sepertinya sangat membantu pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja, ketika terjadi arus deindustrialisasi, ekonomi lesu dan tidak banyak lapangan kerja yang tidak tercipta. Terutama untuk penduduk dengan pendidikan tidak tinggi dan skill yang tidak memadai.

Ojek online memang membuka lapangan kerja, tetapi faktanya, banyak juga orang dengan skill yang mendaftar sebagai ojol. Banyak yang menjadikan side hustle ini sebagai penghasilan sampingan. Pekerja kerah putih seperti ahli IT ataupun pekerja swasta, BUMN dan PNS juga mencari pundi-pundi sebagai driver ojol.

Sampai akhir tahun 2023, jumlah driver online sudah mencapai 4 juta orang. Persaingan menjadi antar driver ojol semakin sengit. Ditengah sengitnya persaingan antar ojol, tekanan perusahaan oleh investor membuat perusahaan membuat aturan-aturan baru menuju profitability, yang tentunya tidak akan memihak kepada para driver ojol.

Dengan semakin sengitnya persaingan, pendapatan mereka turun. Dari situs okezone, pendapatan driver online saat ini sekitar 10 ribu sampai dengan 100 ribu per hari. Ini berarti, dengan bekerja tiap hari pun, pendapatan mereka sekitar 3 juta per bulan. Jauh di bawah UMR kota Jakarta.

Maka tak heran kalau kemudian saya mendengar sopir ojol mengeluh ketika mengantarkan makanan. Pesanan jauh, tapi yang didapat tidak seberapa. Maka tidak heran kalau kemudian ada demo ojol pada Agustus 2024 dengan tuntutan agar ada legal standing yang jelas antara penyedia aplikasi dengan mitra, agar tidak ada eksploitasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun