Salah satu teman kantor dahulu, ketika membaca bahwa driver ojol bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan berseloroh, "Bukannya nanti kalau makin banyak drivernya, penghasilannya makin turun ya mas?" Saya mengiyakan. Memang sebagai karyawan dengan gaji yang biasa saja waktu itu, pendapatan ojol tampak menggiurkan. Apalagi ketika ada berita manajer yang merelakan posisinya demi menjadi driver ojol dengan penghasilan lumayan.
Memang karir itu pilihan, akan tetapi mengundurkan diri dari perusahaan demi menjadi driver ojol sepertinya tidak bijak dan tidak masuk akal. Karena, apa yang akan didapat ketika kamu menjadi sangat ahli menjadi driver ojol? Tidak banyak. Tidak ada pembelajaran, tidak ada pengembangan diri, tidak ada "karir" atau anak tangga yang bisa dinaiki. Bandingkan dengan tukang cukur, setidaknya kalau menjadi tukang cukur, ada mimpi yang bisa dibangun kalau suatu saat ingin membuka salon sendiri atau membuat krim rambut sendiri.
Kalau ada pilihan karir dengan gaji rendah tapi ada kesempatan pengembangan diri agar keahlian makin mumpuni dibandingkan dengan pekerjaan yang menjanjikan pendapatan lumayan tapi tidak ada pengembangan diri, maka pilihlah pekerjaan yang bisa mengembangkan diri. Karena nanti penghasilan pada akhirnya akan menyesuaikan sesuai dengan tingkat keahlian.
Saya kira, iming-iming driver online berpenghasilan besar pada tahun 2015 - 2016 itu adalah permainan media dan PR, untuk mengangkat nama perusahaan dan menarik minat orang-orang untuk mendaftar menjadi driver ojol. Dan sekarang, permainan itu diulang lagi dengan penghasilan dasyat mencapai 20 juta perbulan. Apakah 8 tahun lagi berita ini akan menjadi bumerang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H