Mohon tunggu...
Amir Harjo
Amir Harjo Mohon Tunggu... Lainnya - Bekerja sebagai analis data di salah satu consumer goods

Saya Amir Harjo, jangan panggil saya bunga. Saya suka membaca dari kecil, tapi baru mengasah kemampuan menulis sejak kuliah. Saya banyak menulis di blog pribadi saya. Dulu saya menulis di blogspot, tapi sudah saya matikan. Saya sekarang lebih banyak menulis di medium. Kadang-kadang, saya beruntung karena tulisan saya dimuat di media-media terkenal seperti Detik atau Mojok. Akan tetapi, sebagian besar hanya mampu tampil di blog pribadi saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Salah Kaprah Kelas Menengah

17 Juni 2024   18:01 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:37 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Kelas Menengah | Unsplash oleh Samuel Toh

Kalau kelas menengah bukanlah orang yang secara kekayaan berada di tengah-tengah, jadi apa definisi kelas menengah?

Ternyata, maksud dari kelas menengah adalah orang yang secara kualitas kehidupan berada di tengah-tengah. Mengutip dari portal berita asumsi.co, kelas menengah orang yang tidak sekaya pemilik modal, tetapi hidup berkecukupan.

Penelitian mengenai kelas menengah memang cukup banyak. Sayangnya, parameter yang dipakai untuk mendefiniskan kelas menengah tidak ada yang benar-benar konsisten. Karena ketidak konsistenan ini, range kelas menengah di Indonesia menjadi sangat lebar. Jumlahnya berkisar antara 30 juta sampai dengan ratusan juta.

Salah satu definisi kualitatif kelas menengah bisa dibaca di situs kumparan.com. Dalam situs tersebut, kelas menengah adalah orang yang memiliki pendapatan tetap baik perhari ataupun perbulan. Kalau pengertiannya seperti itu, bagaimana dengan para pengusaha, freelancer, artis ataupun influencer yang pendapatannya tinggi?

Lebih lanjut, di situs tersebut tertulis, orang dengan status sosial di kelas menengah cenderung tidak memiliki kehidupan berlebih seperti kelas atas. Artinya, status sosial middle class memiliki barang-barang terjangkau atau tidak terlalu mahal hingga rumah dengan fasilitas secukupnya. Meski begitu, masyarakat kelas menengah juga acap kali membeli barang mewah termasuk ponsel bermerek.

Definisi di atas cukup mengawang-awang karena saling menegasikan. Definisi yang tepat mungkin yang sifatnya kuantitatif. 

ADB (Asian Development Bank) pernah mendefinisikan kelas menengah di Indonesia adalah orang dengan pengeluaran 2 dollar sampai dengan 20 dollar sehari. Dengan angka tersebut, persentase kelas menengah di Indonesia mencapai 46.58% atau sekitar 102 juta orang. 

Apakah pengeluaran itu perorang atau perkeluarga? Sayangnya dari situs yang saya kutip, tidak merinci besaran pengeluaran apakah untuk perorangan atau unit yang lain.

Organisasi lain, yaitu Global Wealth Report tahun 2015, menggunakan parameter Amerika Serikat. Kelas menengah adalah orang dengan kekayaan sebesar 50 ribu sampai dengan 500 ribu dollar Amerika. Dengan angka tersebut, persentasi kelas menengah di Indonesia hanya 4.4%.

Mana angka yang lebih akurat? Saya kira, menghitung kelas menengah itu seharusnya dengan menggunakan skala lokal. Jadi laporan bahwa kelas menengah adalah 4.4% populasi itu terlalu kecil.

Jadi apa definisi kelas menengah? Sayangnya tidak ada definisi yang tepat dan akurat. Tanpa definisi yang tepat dan akurat, maka kelas ini akan tetap menjadi topik yang enak untuk dibahas. Dan karena tidak terdefinisi jelas ini dan tidak jelas, maka kelas ini akan menjadi buih yang tidak memiliki pembela untuk kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun