Mohon tunggu...
Sosbud

Pertumbuhan Penduduk terhadap Kualitas Penduduk

11 Desember 2017   20:22 Diperbarui: 11 Desember 2017   20:27 18785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INDONESIA -- diprediksi akan memasuki fenomena bonus demografi pada tahun 2030. Bonus demografi merupakan peningkatan jumlah penduduk usia produktif secara signifikan. Hal ini terjadi karena keberhasilan program Keluarga Berencana (KB). Keberhasilan program KB, terdapat perubahan pada struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja (0-14 tahun dan >65 tahun) terhadap penduduk usia kerja (15-64 tahun).

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, saat ini menjadi masalah yang harus segera diatasi oleh pemerintah. Karena pada dasarnya suatu negara dikatakan negara jika terdapat penduduk yang menempati suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Di negara berkembang seperti Indonesia, pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi menghasilkan kualitas penduduk yang rendah karena pemerintah belum bisa menangani permasalahan kependudukan sepenuhnya.

"Jumlah penduduk yang besar apabila berkualitas akan menjadi potensi sumber daya manusia yang luar biasa, namun kenyataannya kualitas penduduk Indonesia masih memprihatinkan," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Fasli Jalal, di Bantul.

Pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia berjumlah 255,1 juta jiwa berdasarkan data dari Bank Dunia, Biro Sensus Amerika Serikat. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia tercatat 258,2 juta jiwa berdasarkan data dari Bank Dunia, Biro Sensus Amerika Serikat. Dan pada tahun 2016, jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan 2,9 juta jiwa sehingga jumlah penduduknya berjumlah 261,1 juta jiwa berdasarkan data dari Bank Dunia, Biro Sensus Amerika Serikat. Rata -- rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 1,36 % per-tahun. Dari data tersebut dapat dilihat bahawa peningkatan pertumbuhan penduduk Indonesia dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Namun, permasalahan kependudukan yang terjadi di Indonesia juga tak kunjung usai. 

Kualitas penduduk Indonesia berdasarkan Human Development Index 2012 menduduki urutan 121 dari 187 negara yang ada di dunia.

Banyak faktor yang menyebabkan kualitas sumber daya manusia rendah, diantaranya :

1.Masalah Pendidikan

Tingkat pendidikan termasuk salah satu indikator yang menentukan kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Saat ini tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif rendah. Karena mayoritas penduduk Indonesia hanya mengenyam pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan tak jarang pula masyarakat Indonesia yang lulus dengan ijazah Sekolah Dasar (SD).

2.Masalah Kesehatan

Kesehatan penduduk juga dijadikan suatu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat kesehatan penduduk Indonesia maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Indikasi tingkat kesehatan antara lain : angka kematian bayi, angka kematian ibu kelahiran, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.

3.Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita dijadikan tolak ukur untuk mengukur kemakmuran suatu negara. Pendapatan perkapita negara Indonesia masih tergolong rendah, data tahun 2016 menyebutkan pendapatan perkapita Indonesia mencapai 11.220 dollar Amerika Serikat. Keadaan ini menggambarkan bahwa kehidupan masyarakat Indonesia tergolong miskin atau belum sejahtera karena penghasilan rendah.

Rendahnya kualitas penduduk di Indonesia disebabkan oleh rendahnya sumber daya manusia. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan kependudukan.Kemiskinan merupakan dampak dari rendahnya sumber daya manusia. Karena kualitas pendidikan rendah, rata - rata rakyat Indonesia hanya dijadikan tenaga kerja sedangkan yang menguasai adalah perusahaan asing.

Di wilayah Surabaya sendiri, terdapat beberapa daerah yang mayoritas tingkat pendidikan  penduduknya rendah. Kawasan Gang KA di Ngagel Rejo Kidul Surabaya merupakan contoh daerah yang mayoritas penduduknya memiliki tingkat pendidikan rendah. Berdasarkan data survei, mayoritas tingkat pendidikan penduduk Gang KA di Ngagel Rejo Kidul hanya sampai tamat Sekolah Dasar.

Dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kualitas sumber daya yang rendah, maka diharapkan kerjasama rakyat untuk mengikuti program yang telah digalakkan pemerintah yaitu Keluarga Berencana (KB). Dengan program ini maka akan menekan angka kelahiran. Dengan demikian maka Pemerintah akan fokus untuk meningkat sumber daya manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun