Abraham Harold Maslow  merupakan seorang psikolog Amerika yang beraliran psikologi humanistik. Teori yang dikemukakan beliau adalah hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs).Â
Maslow menjelaskan kebutuhan hidup manusia dibedakan menjadi 5 dimulai dari yang basic:Â
1. Kebutuhan fisiologis meliputi makanan, minuman, tempat tinggal, seks, pakaian, tidur
2. Kebutuhan akan rasa aman meliputi keamanan, ketertiban, hukum, stabilitas, kebebasan dari rasa takut
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki merupakan kebutuhan interpersonal meliputi keintiman, persahabatan, kepercayaan, penerimaan
4. Kebutuhan akan penghargaan meliputi kebutuhan akan diri sendiri (martabat, prestasi, penguasaan, kemandirian) dan keinginan untuk reputasi dan rasa hormat dari orang lain (status, prestise)
5. Kebutuhan aktualisasi diri yaitu sebuah keinginan untuk menjadi sesuatu yang seseorang mampu menjadi.
Maslow menjelaskan bahwa seseorang mampu mencapai tahap aktualisasi diri jika 4 kebutuhan di bawah terpenuhi, tetapi seringkali tidak terjadi. Maslow juga menjelaskan bahwa motivasi bisa meningkat jika 4 kebutuhan dasar terpenuhi dan seseorang bisa di tahap aktualisasi diri.Â
Maslow menjelaskan ada kebutuhan kognitif, kebutuhan estetis, kebutuhan transendensi.Â
Teori yang diberikan Maslow tentunya sangat berguna bagi semua orang, terkhusus guru. Guru mendidik manusia yang komplek, berkeinginan, mampu mengambil keputusan. Setiap siswa yang diajar di dalam kelas tentunya memiliki latar belakang yang berbeda. Jika kita berada di sekolah-sekolah bonafit/elit biasanya siswa sumemiliki motivasi yang cukup tinggi.Â
Hal ini cukup berbeda dengan kondisi siswa yang belajar di daerah terpencil dan berkekurangan. Siswa memiliki tujuan lain dalam belajar, sebagian dari mereka belajar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus, untuk membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan hidup. Banyak alasan yang melatarbelakangi motivasi siswa belajar di sekolah. Pengalaman serupa pernah saya dapatkan saat menjadi guru di sekolah X di daerah Sulawesi Utara, Indonesia.Â
Karakter siswa yang saya ajar berasal dari keluarga menengah ke bawah. Masalah perekonomian keluarga juga menjadi beban bagi siswa, masalah keharmonisan keluarga berimbas pada siswa, masalah budaya/lingkungan yang memandang sekolah tidak terlalu penting juga memberikan pandangan pada siswa. Saya mengajar siswa kelas 8 SMP dengan 35 siswa di dalam kelas yang memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Kondisi yang saya temui siswa tidak termotivasi dalam belajar, kurang bersemangat dalam belajar. Beberapa penyebabnya sebagai berikut:
1. Keluarga yang tidak harmonis (perceraian, perselingkuhan)
2. Kondisi ekonomi keluarga yang kurang mendukung sehingga siswa berpendapat bekerja lebih baik karena langsung mendapatkan uang
3. Merasa tidak aman dan nyaman dalam belajar (Bisa di sekolah maupun di rumah)
4. Merasa tidak diterima dalam keluarga, lingkungan dan pertemanan
Beberapa alasan tersebut dapat mempengaruhi sikap siswa di kelas dan juga hasil belajar siswa di kelas. Kondisi tersebut sangat sesuai dengan teori Abraham Maslow yaitu manusia perlu memenuhi 4 tahap kebutuhan dasar untuk bisa mencapai aktualisasi diri.Â
Langkah yang bisa diambil adalah menjadikan sekolah menjadi 'second home' bagi siswa agar membantu siswa memenuhi 4 kebutuhan dasar tersebut.
1. Guru perlu menjadi teladan dan juga pengayom di sekolah
2. Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman bagi siswaÂ
3. Membantu siswa di kelas agar memiliki rasa saling memiliki seperti keluarga.Â
4. Untuk basic needs seperti makanan, minuman, tempat tinggal tetap orang tua perlu mengambil bagian
Saya percaya seseorang yang memiliki motivasi instrinsik untuk belajar akan lebih mudah dalam belajar, tidak mudah menyerah dan selalu optimis. Berikut contoh video tentang pandangan SCIENCE tentang belajar dengan passion.Â
Semoga bermanfaat!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H