Mohon tunggu...
DESSY RAHMAWATI
DESSY RAHMAWATI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lev Vygotsky: ZPD (Zone of Proximal Development)

1 Oktober 2021   22:57 Diperbarui: 1 Oktober 2021   23:02 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lev Vygotsky (1896-1934) seorang ahli psikologi perkembangan di Soviet. Ia lulus dari Moskow State University tahun 1917. Ia seorang pemikir Rusia dan juga seorang marxis. 

Pemikiran dasar yang diungkapkannya adalah ia menekankan akan interaksi antara orang dan lingkungan, kesadaran manusia dipengaruhi oleh aktivitas sosial yang dilakukan secara bermakna. 

Vygotsky membagi pemikiran manusia menjadi 3 zona yaitu zona tugas yang dapat diselesaikan secara mandiri, zona tugas yang tidak dapat diselesaikan secara mandiri dan zona tugas yang dapat diselesaikan dengan bantuan orang lain. 

ZPD disebut juga zona tugas yang diselesaikan dengan bantuan orang lain. Vygostky mengilustrasikannya seperti gambar berikut: 

Perbedaan kemampuan antara yang dilakukan oleh anak secara mandiri dengan yang dilakukan oleh anak dengan bantuan orang lain disebut ZPD (Zone of Proximal Development). 

Sebagai seorang guru mengetahui ZPD anak sangat diperlukan karena akan lebih mudah untuk membantunya. Vygotsky tidak membagi perkembangan kognitif siswa secara spesifik dalam rentang umur.

Dampaknya teori ini bisa diterapkan untuk seluruh jenjang sekolah. Secara tidak sadar setiap guru pasti menerapkan teori ini dalam proses pembelajarannya, hanya seringkali kita tidak sadar. 

Pada proses pembelajaran di kelas yang heterogen, guru pasti akan mencari informasi terlebih dahulu tentang level kemampuan kognitif siswa. 

Data tersebut bisa diambil dari survei singkat, interview guru sebelumnya dan informasi dari teman sekelasnya. 

Mengukur ZPD siswa ini penting bagi guru mendesain proses pembelajarannya agar tepat sasaran dan tujuannya tercapai. Strategi pembelajaran yang cukup bagus untuk mencapai ZPD siswa adalah TPS (Think-Pair-Share), Equal peers and less capable peers, work alone. 

Work alone bisa mencapai ZPD siswa karena dengan instruksi dan panduan yang baik siswa dapat belajar dari lingkungannya secara mandiri. 

Mencapai ZPD siswa juga perlu adanya mediasi (jembatan) yang dikondisikan. Mediasi ini sering disebut scaffolding. Saya sebagai guru matematika sangat memanfaatkannya. 

Pembelajaran matematika akan lebih mudah dimengerti siswa (siswa lebih cepat mencapai ZPD nya) jika memberikan jembatan/tangga bertingkat terlebih dahulu. Pembelajaran matematika SD kelas 2, saya memberikan aktivitas menyelesaikan soal cerita dengan 4 tahapan (membaca soal, menentukan model, menyelesaikan masalah dan membuat kesimpulan).

 Untuk siswa dapat menyelesaikan soal cerita dengan cepat diberikan lebih dulu tahapan secara lengkap dan mengikutinya secara runtut, kemudian bisa diberikan dengan mengisi bagian yang kosong, sampai akhirnya bantuan tersebut dilepas dan siswa bisa menyelesaikan soal cerita (bentuk soal pilihan ganda) dengan benar. Contoh tahapan penyelesaian soal dengan modeling sebagai berikut:

Sumber: Data pribadi
Sumber: Data pribadi

Banyak hal yang bisa dilakukan guru untuk membantu siswa mencapai ZPD nya. ZPD siswa juga bisa dicapai dengan mengkondisikan lingkungan belajar siswa. Pembelajaran kooperatif sangat baik sekali untuk siswa. 

Vygotsky sangat mementingkan interaksi siswa dengan lingkungan. Diskusi siswa dengan temannya, gurunya akan membantunya mencapai ZPD ya. Vygotsky percaya bahwa siswa yang mendapat dukungan dari lingkungannya akan lebih cepat mencapai ZPD siswa. Berikut gambaran singkat tentang teori Vygotsky:

Mari kita sebagai guru belajar mengenali dan mengidentifikasi ZPD siswa untuk lebih mudah mendesain proses pembelajaran yang terarah dan tepat sasaran. ZPD siswa yang heterogen tetap akan bisa diatasi. Mari membuat pembelajaran lebih bermakna dan mudah bagi siswa. Terus semangat belajar teachers!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun