Mohon tunggu...
Datsandro Des Piero
Datsandro Des Piero Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Halo, Saya Datsandro Des Piero! Saat ini, saya adalah seorang mahasiswa di UPN Veteran Jakarta dengan jurusan Manajemen. Saya memiliki minat yang mendalam dalam kehidupan sosial, terutama dalam hal kebersihan lingkungan. Di Kompasiana, saya berbagi pemikiran dan pengalaman saya tentang berbagai topik yang menarik perhatian saya, mulai dari isu-isu pendidikan, perkembangan teknologi, hingga opini tentang peristiwa terkini. Saya percaya bahwa tulisan adalah alat yang kuat untuk menyampaikan ide dan memicu diskusi yang konstruktif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Peningkatan Kesadaran Menjaga Kebersihan Lingkungan pada Siswa Siswi di SD Negeri Pondok Pinang 05 Pagi

2 Juni 2024   09:31 Diperbarui: 2 Juni 2024   09:55 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  1. PENDAHULUAN

Menurut Darmawan dan Fadjarajani (2016), kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran yang dimana suatu pemerilakaraan berarti perbuatan yang mengacu pada kebersihan lingkungan. Menurut Lippit (Mardikanto dan Soebiato, 2017), kebersihan lingkungan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan. Kebersihan lingkungan merupakan cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya kesadaran kebersihan di lingkungan sekolah adalah untuk memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat. Kesadaran ini memang memiliki peranan penting dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, yang akan membuat lingkungan sekolah lebih nyaman dan sehat.

Sosialisasi tentang kebersihan lingkungan sekolah merupakan langkah penting untuk mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan serta masyarakat. Siswa perlu diajarkan tentang pentingnya membersihkan diri sendiri, seperti mencuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, dan menjaga kebersihan pribadi. Lalu menyediakan tempat sampah yang cukup dan terpisah antara sampah organik dan non-organik akan memudahkan siswa dan staf dalam membuang sampah dengan benar. 

Pengetahuan lingkungan mempunyai peranan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, karena melalui pengetahuan, siswa makin memahami dan sadar akan bahaya sampah terhadap lingkungan.

  1. TINJAUAN PUSTAKA

  1. Sosialisasi Kebersihan di Sekolah Dasar

Sosialisasi kebersihan di sekolah dasar dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk pendidikan formal dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, serta contoh perilaku dari guru dan staf sekolah. Menurut penelitian oleh Sukardi (2018), metode yang paling efektif adalah kombinasi antara teori di dalam kelas dan praktik langsung di lapangan. Hal ini memungkinkan siswa tidak hanya memahami pentingnya kebersihan tetapi juga mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan formal dapat melibatkan pelajaran mengenai kebersihan diri, seperti cara mencuci tangan yang benar, menjaga kebersihan mulut, serta pentingnya mandi secara teratur. Selain itu, pelajaran mengenai kebersihan lingkungan, seperti pengelolaan sampah dan pentingnya menjaga kebersihan ruang kelas, juga sangat penting.

  1. Peran Guru dan Sekolah

Guru dan sekolah memiliki peran penting dalam sosialisasi kebersihan. Guru sebagai panutan harus menunjukkan perilaku bersih dan sehat. Studi oleh Nursalam dan Sukmaningrum (2020) menekankan pentingnya pelatihan bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengajarkan kebersihan. Selain itu, fasilitas yang memadai seperti tempat sampah yang cukup, toilet yang bersih, dan tempat cuci tangan dengan sabun juga sangat berpengaruh dalam mendukung kebiasaan bersih siswa (Wardani, 2019).

  1. Program dan Kegiatan Kebersihan

Berbagai program dan kegiatan kebersihan telah diimplementasikan di sekolah dasar dengan tujuan meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya kebersihan. Program seperti "Adiwiyata" di Indonesia, yang mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah, telah terbukti efektif dalam meningkatkan perilaku ramah lingkungan di kalangan siswa (Purnomo, 2017). Program Adiwiyata tidak hanya berfokus pada kebersihan fisik, tetapi juga pada peningkatan pemahaman siswa mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatan seperti penanaman pohon, pengelolaan kebun sekolah, dan pemanfaatan sampah organik untuk kompos menjadi bagian integral dari program ini. Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam program Adiwiyata menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan (Wulandari, 2019).

Selain program Adiwiyata, banyak sekolah dasar yang mengadakan kegiatan rutin seperti gotong royong membersihkan lingkungan sekolah. Kegiatan ini sering dilaksanakan setiap minggu atau bulan dan melibatkan seluruh siswa, guru, serta staf sekolah. Melalui gotong royong, siswa belajar bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan mereka.

Edukasi mengenai pengelolaan sampah juga menjadi fokus penting dalam sosialisasi kebersihan. Sekolah-sekolah mengadakan berbagai lokakarya dan seminar tentang pentingnya memilah sampah dan daur ulang. Siswa diajarkan cara memilah sampah organik dan anorganik serta bagaimana mengelola sampah elektronik. Penggunaan media visual seperti poster dan video edukasi sangat efektif dalam menyampaikan pesan kebersihan dan pengelolaan sampah (Rahmawati, 2021).

  1. Tantangan dalam Sosialisasi Kebersihan

Meskipun banyak upaya telah dilakukan, terdapat berbagai tantangan dalam sosialisasi kebersihan di sekolah dasar. Salah satunya adalah keterbatasan dana dan fasilitas. Menurut penelitian oleh Sari dan Yusuf (2018), banyak sekolah di daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang memadai, sehingga sulit bagi siswa untuk menerapkan kebiasaan bersih. Selain itu, kesadaran dan dukungan dari orang tua juga sangat penting. Tanpa dukungan dari lingkungan keluarga, sulit bagi sekolah untuk membentuk perilaku bersih yang konsisten pada siswa (Mulyadi, 2020).

  1. METODE

Program sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di kalangan siswa SD Negeri Pondok Pinang 05 merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat Pagi dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Metode yang digunakan dalam program ini dijelaskan sebagai berikut:

  1. Sosialisasi

Tahap pertama adalah sosialisasi dalam bentuk presentasi penyampaian materi mengenai pentingnya kebersihan lingkungan. Materi ini disampaikan oleh tim sosialisasi melalui presentasi di kelas, yang mencakup informasi tentang menjaga lingkungan, dampak positif lingkungan yang bersih terhadap kesehatan dan proses belajar mengajar. Selain itu, juga dijelaskan tentang berbagai jenis sampah dan cara pengelolaannya. Presentasi ini dibuat interaktif dengan melibatkan siswa melalui tanya jawab dan diskusi untuk memastikan pemahaman yang lebih baik.

  1. Uji Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan siswa dan keefektivitasan penyampaian materi, dilakukan uji pengetahuan siswa sebelum dan setelah kegiatan sosialisasi. Ujian ini berupa serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengukur pemahaman siswa mengenai kebersihan lingkungan dan. Hasil dari uji pengetahuan ini digunakan untuk menilai peningkatan pemahaman siswa dan efektivitas metode penyampaian materi.

  1. Praktek Langsung

Setelah paparan materi dan uji pengetahuan, siswa dilibatkan dalam kegiatan praktik yang bertujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka peroleh dari power point yang telah ditampilkan pada saat sosialisasi. Dalam kegiatan ini, siswa diajarkan cara memanfaatkan sampah botol plastik menjadi barang yang bernilai guna, seperti pot tanaman, tempat pensil atau kerajinan tangan lainnya. Di akhir sesi daur ulang, akan ada pengumuman dan pemberian hadiah kepada pemenang kerajinan daur ulang botol plastik yang telah siswa-siswi guna menambah semangat siswa-siswi SDN Pondok Pinang 05 dalam meningkatkan kreativitas mereka.

  1. HASIL & PEMBAHASAN

     Hasil dari metode pelaksanaan tersebut, adanya perubahan pengetahuan siswa siswi SD Negeri Pondok Pinang 05, yang dimana siswa siswi melaksanakan uji pengetahuan dan banyak sekali kesalahan pada pengetahuan siswa siswi terhadap sampah, dengan rata-rata nilai sebesar 53,3%. Lalu setelah memaparkan materi tentang sampah, siswa siswi mengalami perubahan pengetahuan terhadap sampah, yang dimana dibuktikan dengan uji pengetahuan untuk kedua kalinya, sekaligus untuk melihat perubahan yang diterima setelah pemaparan materi. Para siswa siswi yang sebelumnya banyak yang menjawab salah kini sudah bisa menjawab pertanyaan dengan benar, dengan rata-rata nilai sebesar 81,9%. Pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan terhadap botol plastik setelah minuman habis menunjukkan peningkatan jumlah jawaban benar dari 4 menjadi 20 siswa. Ini menandakan siswa sudah memahami sampah plastik sebagai sampah anorganik dan dapat memilahnya dengan baik. Kegiatan ini juga menambah kreativitas siswa dalam mengubah sampah botol plastik menjadi pot tanaman.

Selanjutnya, siswa menunjukkan nilai-nilai kepemimpinan dengan bekerja sama dan saling menghargai dalam praktek daur ulang.

Dan juga para siswa siswi sudah terlatih kreatifitas dalam mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat, yaitu dengan membuat kerajinan tangan dari sampah, hal ini merupakan hasil yang sangat bagus terhadap kesadaran siswa siswi tentang sampah. Pada saat praktek pengabdian ini terdapat beberapa faktor pendukung berupa antusiasme semangat yang tinggi terhadap jalannya kegiatan sosialisasi ini dan guru-guru SDN Pondok Pinang 05 Pagi yang sangat peduli untuk memberikan saran-saran. Pada saat proses pelaksanaan ini siswa-siswi kelas 4 SDN Pondok Pinang 05 Pagi telah menerapkan nilai-nilai kepemimpinan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari para siswa-siswi yang telah saling bekerja sama dan menerapkan sikap saling menghargai saat melaksanakan praktek daur ulang sampah menjadi pot.

  1. KESIMPULAN

         Metode pelaksanaan yang dilakukan di SD Negeri Pondok Pinang 05 berhasil meningkatkan pengetahuan siswa tentang sampah, yang terlihat dari peningkatan rata-rata nilai uji pengetahuan dari 53,3% menjadi 81,9% setelah pemberian materi. Selain itu, siswa juga terlatih untuk kreatif dalam mengolah sampah menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat, menunjukkan peningkatan kesadaran mereka terhadap sampah. Faktor pendukung keberhasilan ini termasuk antusiasme tinggi dari siswa dan dukungan serta saran dari guru-guru. Siswa kelas 4 juga menunjukkan nilai-nilai kepemimpinan dan kerjasama saat praktek daur ulang sampah.

  1. PENUTUP

Artikel ini ditulis untuk memberikan motivasi dan semangat dalam menjaga lingkungan pada siswa-siswi di SDN Pondok Pinang 05 Pagi. Melalui sosialisasi ini diharapkan untuk tetap menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan. Diharapkan juga kepada generasi muda untuk memimpin masyarakat semua dalam kampanye kebersihan lingkungan agar tetap peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun