Mewujudkan mimpi kemerdekaan agar bisa dinikmati rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, bukanlah an sich tugas individu seorang Jokowi, melainkan kerja kolektif kita bersama, melalui kerangka Trisakti Bung Karno. Berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya yang telah disepakati untuk dijalankan Jokowi-JK ke depan, bila akhirnya secara sadar rakyat memilihnya, serta memberikan otoritas, atas kehadirannya di hati sanubari bangsa.
Suatu tugas mulia yang kadang dianggap sebagai utopi, di tengah gelombang arus globalisasi dan saling ketergantungan antar bangsa. Sebagai bangsa, kita tak boleh kehilangan asa, termasuk menaruh harapan di pundak Jokowi. Capres yang diusung PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ini, memang bukanlah manusia sempurna. Namun sekali lagi, saya melihat Jokowi memiliki kekuatan dan ketegasan prinsip dalam memimpin, berbuat tulus dan iklas serta tidak memililiki beban politik masa lalu.
Bangsa ini butuh kehadiran pemimpin sederhana, baik dan tegas. Bukan pemimpin hura yang kejam dan dzolim kepada rakyatnya. Kita ingin pemimpin yang punya kedaulatan diri memperjuangkan kedaulatan nasionalnya. Pemimpin yang setia dan tunduk kepada kepentingan rakyatnya. Di pundak Jokowi pula, bolehlah kita menaruh harapan hadirnya kesempatan anak-anak terbaik bangsa, menduduki posisi baik tanpa transaksi, untuk memperbaiki negeri.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H