“Aku ingin membunuh.”
“Siapa?”
“Seorang wanita.”
“Apa yang dia lakukan padamu?”
“Seolah-olah wanita itu menyekikku.”
“Seolah-olah?”
“Kemudian menamparku, menjambak rambutku, menendang perutku, hingga seolah-olah aku melahirkan.”
“Kau hamil?”
“Malam itu, tetiba seorang pria meniduriku. Seolah-olah dia suamiku. Saat aku terbangun, perutku telah membesar.”
“Bagaimana bisa terjadi?”
“Aku bertemu keduanya di sebuah kedai kopi. Wanita itu tertawa bersama teman prianya. Seolah-olah teman prianya itu menghampiriku.”
“Lalu?”
“Dia menciumku. Seolah-olah begitu.”
“Berhentilah dengan seolah-olahmu itu.”
“Kau tidak percaya padaku?”
“Aku percaya.”
“Lakukanlah sesuatu untukku.”
“Apa maumu?”
“Aku ingin membunuh.”
Seorang wanita ditemukan tidak bernyawa di depan kedai kopi. Tubuhnya kurus dengan rambut bergelombang sebahu. Jaket tebal yang membungkus tubuhnya terlihat berlobang pada bagian dada. Rupanya sebuah peluru telah menerobos dan menghentikan detak jantungnya.
“Seolah-olah aku mengarahkan pistol padamu. Seolah-olah aku menekan pematuknya. Seolah-olah tubuhmu tumbang. Seolah-olah kau mati. Seharusnya begitu...seolah-olah.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H