Yang melayangkan batu-batu untuk meremukkan kepalamu,
Yang melesatkan anak-anak panah untuk mengoyak dagingmu,
Yang menyalakan api untuk mengabukan tulangmu,
Yang menggerakkan pisau untuk menyincang bibirmu!
Dan aku terdiam di ujung kenangan. Tentangmu. Tentang sore itu. Tentang secangkir kopi yang menyesakkan.
Di atas secangkir kopi yang menyesakkan, ada cinta yang tak tersampaikan. Kemudian aku memuntahkannya pada neraka.
Di atas mata-mata neraka, hatiku berpulang. Meninggalkan kamu. Yang tidur lelap dalam belai fatamorgana.
***
Puisi sebelumnya:
2. Menanti Senja, Menanti Kamu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!