Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belati Merah Jambu

15 April 2016   16:38 Diperbarui: 15 April 2016   16:50 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi: mymodernmet.com"][/caption]Mencari kasihmu
Telusuri jalan berliku
Turuni tangga berbatu
Teriring tatapmu

Katamu. Itu katamu. Yang berpura-pura mencari kasih. Berpura-pura terluka. Berpura-pura untuk tidak kurang ajar.
Muak! Sungguh aku muak dengan bibirmu yang mirip kloset. Setiap kata-katamu begitu menjijikkan.
Lebih baik kuremukkan tulang kakimu untuk makan malam para anjing.
Hahaha!

Sejuk embun di bening matamu
Melebur dalam dekap jiwamu
Bersama jejak cumbu pada tubuhku

Jangan anggap tatapmu adalah yang paling suci. Mata-mata yang sesungguhnya terlahir dari neraka. Mata-mata yang gerogoti jiwa. Mata-mata yang menjadi ular. Memagut. Meracun. Mematikan.
Jiwa-jiwa yang terdekap. Jiwa-jiwa yang terpasung. Jiwa-jiwa yang terpancung. Jiwa-jiwa yang kehilangan kepalanya. Menggelinding. Memisah dari tubuh yang menghamba pada jejak cumbu.

Peluk…peluklah aku
Dalam bayang belai jemarimu
Kecup…kecuplah bibirku
Senandungkan simponi rindu
Hingga tertidur aku di pangkuanmu

Terpeluk kau! Terpeluk!
Membelai tubuhmu yang busuk.
Terkecup kau! Terkecup!
Senandungkan kematianmu.
Tidur…tidurlah kau di pangkuanku, biar kuukir wajahmu dengan belati merah jambu milikku. Izinkan aku memutus urat-urat dosa pada tubuhmu. Izinkan aku memotong jemarimu yang kerap mencuri rindu pada kedua mataku. Izinkan aku menelan jantungmu yang sekarat itu!

-oOo-

*bersama Bunda Syafni Nengsih

*karya ini diikut sertakan dalam Bulan Kolaborasi RTC

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun