Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Pustal] Lonceng-lonceng Natal

23 Desember 2015   14:28 Diperbarui: 23 Desember 2015   15:00 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="pic: pendoasion.wordpress.com"][/caption]

1/

Kaki-kaki mungil injaki salju-salju dengan telanjang
Kaki-kaki mungil keriput perlahan
Dalam gelap malam perut-perut bernyanyian
Dalam gelap malam ada jiwa-jiwa tak mau pulang

“Kakak, aku lapar,”

Si bungsu merengek, lapar katanya
Si bungsu pucat wajahnya
Di bawah rembulan perak
Si bungsu berteriak

“Kakak, aku lapar!”

2/

Kaki-kaki mungil injaki salju-salju dengan telanjang
Kaki-kaki mungil keriput perlahan
Dalam gelap malam perut-perut bernyanyian
Dalam gelap malam ada jiwa-jiwa tak mau pulang

“Kita kehabisan roti, Dik. Tunggulah langit terbelah.”

Si sulung mendekat, mendekap
Seka air mata pada pucat wajah adiknya
Si sulung mendekat, mendekap
Kenyangkan perut adiknya dengan roti-roti sorga

“Di sorga, kita kelimpahan roti, Dik. Tunggulah sorga terbelah.”

3/

Di bawah lonceng-lonceng gereja tua
Pemilik kaki-kaki mungil istirahatkan tubuhnya
Di bawah lonceng-lonceng gereja tua
Pemilik kaki-kaki mungil bertukar asa

“Kakak, apa Tuhan tahu kita di sini?”

“Tuhan tahu, sangat tahu.”

“Kakak, apa Tuhan akan mengirimi kita roti?”

Di bawah lonceng-lonceng gereja tua
Dua pasang mata menangis
Di bawah lonceng-lonceng gereja tua
Dua pasang mata naikkan doa-doa manis

4/

Lonceng-lonceng bergema
Pertanda Natal telah tiba
Tuntun manusia-manusia bergereja
Pertontonkan senyum bahagia

“Syukur pada Tuhan, syukur pada Tuhan!”

Pastor berlarian, cari kawan

“Masih bernyawa, masih bernyawa!”

Pastor berlarian, beri pertolongan

Lonceng-lonceng bergema
Pertanda kasih telah tiba
Ajar manusia-manusia buka hatinya
Bagikan kasih pada sesama

5/

Di bawah lonceng-lonceng bergema
Dua pasang mata terbuka
Dua senyum belah kebekuan
Lenyapkan kerinduan

“Sudah Kakak bilang, Tuhan akan mengirimi kita roti.”

Di bawah lonceng-lonceng bergema
Kehangatan terlahir
Di bawah lonceng-lonceng bergema
Tuhan hadir

-oOo-

Ikuti Event Puisi Natal di Sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun