“Kau akan membunuhnya?”
“Tidak semudah itu. Aku harus memikirkannya dengan sangat matang, sebelum semuanya benar-benar terjadi.”
“Aku mengerti.”
“Kuserahkan Sukma padamu. Akhiri dia sesuai dengan apa yang akan kau lihat.”
Manusia kering bangkit. Menaiki kursi besi. Mengikat tali pada kayu yang terlihat dari balik langit-langit kamarnya. Memasukkan kepalanya pada tali yang tersimpul. Menendang kursi besi. Menjerat lehernya. Lidah terjulur. Mati.
Manusia tambun tinggalkan sofa tua. Diambilnya kursi besi yang terjungkal. Didudukinya di depan meja kayu. Jemarinya mulai sibuk merangkai potongan-potongan huruf pada layar mini. Bibirnya bergerak-gerak kabarkan kematian.
“Rambut gadis itu melilit kencang leher Sukma. Lidah Sukma terjulur. Sukma mati.”
-oOo-
Fiksi Bersambung Lainnya || Grup FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H