Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Ketupat Nenek

14 Juli 2015   16:43 Diperbarui: 14 Juli 2015   16:43 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sebanyak Ibu membicarakan Nenek!”

Ibu menyerah. Ibu memilih meninggalkanku dengan bunga melati yang mulai mengering. Aku rasa, melati ini lelah menjadi saksi pertengkaran aku dengan Ibu. Bisa jadi, tak lama lagi, melati ini mati. Melati saja mengering, apalagi hati Ibu. Ah, sudahlah. Semua karena Nenek!

Aku masih ingat di mana hari-hari itu harus kulalui dengan berat hati. Hari-hari di mana canda-tawa hilang seketika. Lenyap dari rumah ini. Rasa sepi yang memenangkan hati dari puluhan orang yang silih berganti mendatangi rumahku. Aku tak pernah meminta semua ini!

Pahit rasanya ketika melihat Ibu tak sadarkan diri berulang kali. Ibu pingsan. Tangisnya kering, sebab air matanya telah habis terkuras malam itu. Aku hanya bisa meringkuk di atas ranjang. Menyembunyikan tubuh dalam selimut, membuatku bebas meneriakkan duka.

***

Pukul delapan malam lebih lima belas menit.

Aku lapar. Rupanya tiga gelas air putih dan setangkup roti manis saat berbuka tadi tak mampu menyenangkan perutku. Beberapa kali Ibu mengintip kamarku, mungkin takut anaknya pingsan kelaparan. Aku pilih untuk tak makan, sebab menunya ketupat Nenek.

Ibu membuka pintu. Dibawanya sepiring ketupat Nenek dengan kuah santan dan beberapa potong ayam di atasnya. Aku memalingkan muka. Berharap Ibu sadar bahwa aku menolaknya.

“Makanlah…”

Aku diam.

“Ketupat Nenek dibuat dengan penuh cinta untukmu. Lupakan yang lalu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun