Mohon tunggu...
Desnaldi Rombe
Desnaldi Rombe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka menulis dan melakukan penelitian

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pola Makan Remaja Putri Terhadap Status Gizi

24 September 2024   20:15 Diperbarui: 24 September 2024   22:03 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pola makan remaja putri adalah salah satu kunci yang memengaruhi status gizi bagi mereka. Masa remaja merupakan periode penting dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, di mana kebutuhan nutrisi meningkat secara signifikan. Pada masa remaja, pengetahuan tentang gizi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Di Indonesia, konsep ini dikenal sebagai gizi seimbang, yang berarti mengonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung unsur gizi yang diperlukan tubuh, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Khususnya, perhatian lebih perlu diberikan pada gizi remaja putri untuk mencapai status gizi yang baik, karena mereka akan menjadi calon ibu di masa depan.

Remaja yang memiliki status gizi yang baik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal. Namun, banyak remaja putri menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga pola makan sehat. Di tengah tekanan dari lingkungan sosial, media, dan gaya hidup yang sibuk, penting untuk memahami bagaimana pola makan ini berdampak pada kesehatan.

Lingkungan keluarga sering kali menjadi titik awal dalam membentuk kebiasaan makan remaja. Keluarga yang menerapkan pola makan sehat dapat memberikan contoh positif bagi anak-anak mereka. Namun, jika keluarga cenderung mengonsumsi makanan cepat saji dan tinggi gula, remaja putri dapat terpengaruh dan mengadopsi kebiasaan yang tidak sehat. Edukasi gizi di rumah sangat penting untuk membantu mereka memahami pentingnya asupan nutrisi seimbang, yang mendukung kesehatan fisik dan mental mereka.

Di sisi lain, pengaruh teman sebaya tidak dapat diabaikan. Pada usia remaja, keinginan untuk diterima dalam kelompok sering mendorong remaja untuk menyesuaikan pilihan makanan dengan teman-teman mereka. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan konsumsi camilan manis dan makanan tidak sehat, terutama saat berkumpul. Ditambah lagi, media sosial sering kali mempromosikan tren diet ekstrem yang dapat membahayakan kesehatan. Remaja perlu dibekali dengan pengetahuan yang tepat agar dapat menyaring informasi yang dapat diterima dari berbagai sumber.

Dampak dari pola makan yang buruk dapat menyebabkan remaja putri kekurangan gizi yang berisiko mengalami anemia, gangguan pertumbuhan, serta masalah kesehatan mental akibat stres dan tekanan sosial. Di sisi lain, pola makan tinggi kalori dan rendah nutrisi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas, yang mengarah pada penyakit kronis di masa depan. Gangguan makan juga menjadi masalah yang umum di kalangan remaja, sering kali dipicu oleh tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolaboratif antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Edukasi gizi yang efektif melalui berbagai platform media sosial, keterlibatan keluarga dalam merencanakan makanan, dan peningkatan akses terhadap makanan sehat adalah langkah-langkah penting. Selain itu, mempromosikan gaya hidup aktif dan sehat akan membantu remaja putri menjaga keseimbangan antara asupan nutrisi dan aktivitas fisik. Dengan pendekatan secara menyeluruh, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung remaja putri untuk mengembangkan pola makan sehat, yang akan berdampak positif pada kesehatan mereka di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun