Tak sampai disitu, hobiku ini ternyata membawaku kepada jurusan kuliah yang ku ambil sekarang, Komunikasi Penyiaran Islam. Ya, jurusan komunikasi adalah jurusan impianku sejak kelas sepuluh. Ngomongin tentang jurusan Ilmu Komunikasi, aku ingin sedikit bercerita tentang perjuanganku sampai akhirnya bisa menjadi mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta jurusan Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam.
Waktu ku duduk di bangku SMA, aku masuk ekstrakulikuler Public Speaking. Menurutku, ekskul ini seru banget. Di ekskul ini aku tidak hanya dilatih untuk berbicara di depan umum saja, tapi juga bermain drama, latihan vokal, tes kepribadian, membuat konten yang menarik, dan hal seru lainnya.Â
Guru public speakingku, pernah bercerita tentang project film pendek yang beliau buat bersama temannya di kuliah. Beliau juga bercerita bahwa pelajaran yang beliau berikan kepadaku dan teman-temanku adalah ilmu yang beliau dapat dari kuliahnya. Aku pun bertanya kepada guruku jurusan apa yang beliau ambil. Dan beliau menjawab, jurusan Ilmu Komunikasi. Dari situlah aku mulai bercita-cita masuk jurusan Ilmu Komunikasi.
Karena aku tahu jurusan Ilmu Komunikasi itu daya saingnya tinggi, aku bersungguh-sungguh dalam belajar dari kelas sepuluh. Aku usahakan sebisa mungkin nilai aku semakin baik atau minimal stabil sampai kelas dua belas. Aku juga beberapa kali ikut lomba pidato dan pernah berhasil sampai tingkat provinsi.Â
Dulu aku adalah anak yang berambisi dapat SNMPTN. Namun, meskipun begitu, bukan berarti aku tidak berambisi dengan SBMPTN. Di awal kelas dua belas aku membeli Big Book The King SBMPTN. Setidaknya, jika seandainya aku tidak keterima SNMPTN masih ada harapan di SBMPTN.
Hampir satu tahun berlalu, sampai pengumuman siswa eligible pun tiba. Karena sekolahku sudah terakreditasi A, siswa eligiblenya pun lumayan banyak. Ada sekitar 10 siswa eligible dari 26 siswa di kelasku. Dan ya! Aku merupakan salah satu siswa eligible. Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku akan memilih jurusan Ilmu Komunikasi Humas.Â
Dan universitas yang aku pilih adalah UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Singkat cerita, hari pengumuman SNMPTN pun tiba. Dan kabar gembiranya aku dapat warna biru! Aku senang sekali karena yang aku inginkan dari dulu akhirnya terkabul, ditambah universitasnya terletak di Bandung lagi! Bandung kan salah satu tempat impianku.
Saat pengumuman SNMPTN dan sebulan setelahnya, aku masih berada di pesantren. Otomatis aku tidak bisa leluasa memegang alat elektronik dan akhirnya aku kekurangan informasi terkait pendaftaran ulang dan pengumuman UKT. Saat liburan tiba, aku langsung mencari informasi lagi dan mengurus kelengkapan data untuk daftar ulang dan pengumuman golongan UKT.Â
Saat ku buka website pmb UIN SGD, ternyata pembayaran UKT paling lambat sudah selesai satu hari yang lalu. Aku pun langsung menghubungi pihak keuangan dan akademik UIN SGD saat itu. Namun sangat disayangkan, aku sudah diblacklist dan dianggap mengundurkan diri dari pihak UIN SGD.
Perjuanganku untuk masuk kuliah masih berlanjut. Karena sebelumnya aku sudah keterima di SNMPTN, otomatis aku sudah tidak bisa lagi mengikuti SBMPTN. Akhirnya aku memutuskan mengambil jalur UMPTKIN. Namun saat itu tes UMPTKIN masih sangat lama, sementara liburanku juga masih panjang.Â
Untuk mengisi waktu luang, iseng-iseng aku pun mencari beasiswa di internet. Aku menemukan salah satu universitas swasta yang mengadakan beasiswa jalur rapot. Universitas itu bernama Kalbis Institute. Langsung saja tanpa pikir panjang aku mendaftarkan diri ke universitas itu.Â