Mohon tunggu...
Deslina Hulu
Deslina Hulu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Suka mendengar dan melakukan hal-hal yang baru. Suka mendengar perdebatan dan suka berdebat. Selalu terheran-heran dengan orang-orang yang bisa berbuat sesuatu tanpa ada rasa takut, percaya diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Percik atau Selam?

22 Mei 2023   18:20 Diperbarui: 22 Mei 2023   18:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi orang-orang yang menganut agama Kristen Protestan. Ada banyak doktrin atau ajaran-ajaran yang muncul, yang mengakibatkan kekeliruan pemahaman bagi kalangan orang Kristen. Seperti, perbedaan pandangan akan Tritunggal, perbedaaan akan pandangan Keselamatan, pandangan akan dosa, pandangan akan Gereja, termasuk juga pandangan tentang akhir zaman. Ada banyak perbedaan pendapat yang mengungkap masing-masing kekuatan pandangan mereka tersebut. 

Namun, salah satu pandangan yang sampai saat ini masih juga keliru ialah tentang Sakramen bagi penganut Kristen Protestan. Bagi agama Kristen Protestan, mereka hanya mempercayai, bahwa sakramen terdiri dari dua, yakni ( Sakramen Baptisan dan Sakramen Perjamuan Kudus). Tetapi , yang menjadi topik pembahasan dalam tulisan ini, ialah Sakramen Baptisan. Pengertian Baptisan, masih banyak orang yang belum memahami maknanya. Bukan hanya itu saja, menjadi pertanyaan yang banyak akan cara pembaptisan. 

Umumnya, pertanyaan seperti inilah yang sering dilontarkan orang-orang kepada pemimpin gereja, para Teolog, guru-guru agama dan juga Pendeta/Pastor. Pertanyaan seperti ini, sudah sering mencuak dan universal bagi kalangan orang Kristen. Namun, tak dapat disangkali, meskipun pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul sejak bapak-bapak Gereja, kini sekarang juga menjadi perbincangan yang hangat dikalangan para umat Kristiani. Namun, apakah yang benar, Selam atau Percik??.

Dalam tulisan ini, penulis sedang tidak memihak kesalah satu pandangan di atas, karena Masing-masing orang bebas untuk mengemukakan pandangannya. Namun, penulis akan memberikan pendapat tersendiri, terkait cara baptisan. Sampai saat ini, ada dua cara yang sering diperdebatkan, meskipun sebenarnya ada banyak cara yang dilakukan seseorang untuk membaptis. Selam dan Percik, bagi penulis dua-duanya bisa digunakan untuk membaptis seseorang. Mengapa demikian? Karena beberapa alasan berikut. 

Pertama, Why Selam? . Di dalam Alkitab, sangat jelas ada satu tokoh yang memberikan teladan untuk dicontoh, yakni Yesus Kristus. Dalam Injil Matius 3:16, ada kalimat Yesus segera keluar dari air... Kalimat ini, menunjukkan bagaimana cara yang digunakan oleh Yohanes untuk membaptis Yesus ialah dengan cara Selam. Alasan lainnya ialah, kembali ke pengertian Baptisan. Baptisan merupakan tanda yang melambangkan bahwa dosa seseorang telah dibersihkan. Maka, Selam merupakan cara yang tepat untuk baptisan. Ketika seseorang diselamkan dalam air, seolah-olah cara ini melambangkan, bahwa orang yang dibaptis itu telah dibersihkan dari dosanya. Bukan hanya itu saja, seseorang yang sudah dibaptis juga memberikan tanda bahwa ia telah mengakui iman secara terbuka dan mengalami kelahiran baru. 

Kedua, Why Percik ? Di dalam Alkitab memang tidak ada nats pendukung untuk kaum yang menyetujui bahwa baptisan itu harus di percik. Namun, cara ini juga sangat relevan jikalau melihat atau meninjau situasi dan Kondisi tertentu. Apakah baptis percik sah bagi umat kristiani?? Tentu saja sah. Justru di zaman sekarang, hasil yang diperoleh hampir sama dengan baptis selam, fifty-fifty. Terkadang baptis percik ini dilakukan, karena sesuatu hal, seperti : melihat kondisi daerahnya.

 Artinya, tidak mungkin orang-orang yang tinggal di tanah yang tandus/padang gurun di baptis dengan cara selam, airnya darimana??, tentu supaya lebih efektif, cara baptis percik inilah yang digunakan. Namun, bisa juga karena melihat kwantitas berapa orang yang dibaptis. Misalnya, dalam Kebaktian kebangunan rohani, yang mau menyerahkan diri untuk membaptis sekitar 3000-5000 jiwa, bagaimana mungkin cara baptis selam relevan, bisa saja Pendetanya kewalahan dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena itu, yang paling efektif ialah baptis percik. 

Baptis selam dan baptis percik, tentu memiliki sisi kelebihan masing-masing. Baptis Selam sangat relevan bagi kalangan remaja dan dewasa. Mengapa? Karena bagaimana mungkin anak yang masih bayi di selamkan ke dalam air, tentu saja akan membuat tubuh bayi sontak terkejut dan tidak aka nada yang mengetahui apa kosekuensinya. Namun, jika seseorang sudah dewasa akan lebih tahan jika diselamkan. Berbeda dengan baptis Percik. Cara ini bisa dipraktekan kepada keduanya (bayi ataupun remaja/dewasa).

Namun, yang menjadi permasalahan sebenarnya bukan pada cara orang membaptis, tetapi apa makna baptisan bagi seseorang. Semua orang pada heboh menilai cara sakramen gereja masing-masing , tetapi lupa akan makna teologis baptis dalam kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun