Sekali lagi, ku hela nafas panjang. Ku usap air mataku, lalu berkata pada diriku sendiri.
"Aku cantik, karena aku ciptaan Tuhan. Aku berharga, dan aku layak untuk berjalan beriringan dengan orang yang juga mengasihiku. Lalu mengapa aku menangisi masa laluku? Lalu mengapa aku tidak bisa memaafkan dan meninggalkan orang yang telah melukaiku? Bukankah aku punya Tuhan? Untuk terakhir, kuhela lagi nafas panjang.
Aku merasa damai, mengikhlaskan dan melepaskan tanpa rasa amarah dan tanpa rasa terpaksa.
Aku sang petualang, aku pantas mendapat yang terbaik.
Teruntuk kisah cintaku yang telah usang, terima kasih untuk semua pembelajaran berharaga yang kamu berikan. Jadilah arsip kehidupanku. Berdebu, dan mungkin tidak akan kubuka lagi.
I know, the right love story will begin...
Senin, 30 Desember 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H