Jejak awal panti jompo di Indonesia dapat dihitung mundur ke zaman VOC. Pada masa itu, VOC sudah punya pandangan bahwa lansia harus dirawat dan diberdayakan. Alasannya tentu saja didasari oleh rasa kemanusiaan dan keagamaan. Lansia-lansia itu sebenarnya adalah bekas tentara dan pegawai VOC itu sendiri. Mereka yang sudah menua kebanyakan hidup sebatang kara dan dalam keadaan miskin. Supaya tak memunculkan masalah baru, VOC mulai ingin menyantuni mereka dalam satu tempat tinggal.
Saat itu petinggi VOC yang dikenal sebagai sosok religius dan taat moral kemudian memerintahkan bawahannya untuk mengurusi fakir miskin di Batavia (kini Jakarta), khususnya kaum lansia. Perintah ini kemudian berjalan berdasarkan model ala Belanda yang membangun banyak tempat penampungan untuk lansia.Â
Konsep ini kemudian dikenal sebagai panti jompo. Pendirian panti jompo oleh VOC lantas menjadi inspirasi kelompok lain untuk membangun tempat serupa di masa depan. Kelompok etnis China jadi salah satu yang ikut-ikutan membantun panti jompo. Selain itu, organisasi masyarakat Islam, seperti Muhammadiyah pimpinan Ahmad Dahlan, diketahui membangun rumah jompo berkat terinspirasi cara Belanda mengurusi lansia. Jadi masih mengatakan panti jompo bukan budaya kita? Jadi budaya kita apa?
Panti jompo, atau panti werdha, sering kali diselimuti stigma negatif di masyarakat. Pandangan yang keliru ini sering kali mengasosiasikannya dengan tempat yang suram, terpencil, dan penuh dengan lansia yang ditelantarkan. Namun, kenyataannya jauh berbeda. Panti jompo hadir sebagai bentuk pelayanan sosial yang bertujuan untuk memberikan tempat tinggal, perawatan, dan pembinaan bagi lansia yang membutuhkan.
Fungi Panti Jompo
Panti jompo memiliki fungsi dan peran tersendiri. Fungsi utama panti jompo adalah memberikan tempat tinggal yang layak dan aman bagi lansia. Dalam hal ini  Lansia yang tinggal di panti jompo mendapatkan tempat tinggal yang bersih, nyaman, dan terawat. Hal ini penting bagi lansia yang tidak memiliki keluarga atau tempat tinggal yang memadai.Â
Bukan itu saja panti jompo juga menyediakan layanan perawatan, salah satunya layanan perawatan kesehatan, seperti pemeriksaan medis, pemberian obat, dan fisioterapi. Lansia yang memiliki kondisi kesehatan tertentu juga dapat mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Selain itu panti jompo juga memfasilitasi kegiatan sosial dan rekreasi bagi lansia. Kegiatan sosial dan rekreasi bagi lansia, seperti senam pagi, bermain game, dan menonton televisi. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional lansia.
Tentunya yang tak kalah penting panti jompo memberikan pembinaan mental dan spiritual. Pembinaan mental dan spiritual bagi lansia, seperti bimbingan konseling dan keagamaan. Hal ini membantu lansia untuk menjalani masa tuanya dengan lebih tenang dan bahagia.
Agar hal diatas dapat terealisasi tentunya kita harus memilih panti jompo yang tepat. Memilih panti jompo yang tepat bagi lansia adalah keputusan penting yang membutuhkan pertimbangan matang. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih panti jompo.Â
Pertama, pastikan panti jompo memiliki reputasi yang baik dan terakreditasi oleh organisasi terpercaya. Kedua, cari tahu fasilitas dan layanan apa yang ditawarkan panti jompo, dan sesuaikan dengan kebutuhan lansia. Ketiga, biaya panti jompo dapat bervariasi tergantung pada lokasi, fasilitas, dan layanan yang ditawarkan.Â