Mohon tunggu...
Desi Sakawulan
Desi Sakawulan Mohon Tunggu... -

Indonesian and Food Science Technology

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Terigu Bisa Jadi Tidak Halal?

21 Februari 2014   23:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pangan halal kini sudah menjadi kewajiban tersendiri untuk industri pangan. Bukan hanya di Indonesia yang mayoritas peduduknya muslim, namun di negara-negara lain seperti Thailand dan negara ASEAN lainnya pangan halal sudah menjadi kepentingan tersendiri bagi industri pangan. Hampir semua negara memiliki badan sistem jaminan halal seperti LPPOM MUI di Indonesia. Fenomena tersebut menunjukan bahwa label halal sudah menjadi penting bagi industri industri pangan. Kenapa halal penting? Selain untuk menjamin kemaslahatan umat muslim, label halal juga mengindikasikan kejelasan riwayat bahan pangan tersebut, baik bahan baku utama maupun bahan pembantu lainnya. Sistem jaminan halal, dapat menjamin kejelasan riwayat bahan baku pangan olahan. Dengan adanya sistem jaminan halal masyarakat lebih tenang dalam mengkonsumsi pangan. Karena urgensitas tersebut kini menjadi kewajiban tersendiri untuk pabrik dengan komoditas non haram memiliki sistem jaminan halal.

Sifat sistem jaminan halal di Indonesia adalah sukarela. Pemerintah tidak mewajibkan perusahaan pangan untuk memiliki sistem jaminan halal. Disinilah kita, sebagai konsumen yang baik harus jeli dalam melihat adakah label halal pada pangan yang kita beli. Kenapa harus halal? makanan yang halal menjadi salah satu syarat diterimanya amal ibadah dan dikabulkannya doa. Sebailknya, jika kita mengonsumsi makanan haramakan menyebabkan tidak diterimanya amal dan doa. Sehingga halal-haram menjadi satu hal penting bagi umat muslim.

Salah satu komoditas yang jarang dilihat kekritisan halal haramnya adalah tepung terigu. Seperti yang kita ketahui, terigu merupakan komoditas utama dalam berbagai pengolahan pangan. Sebagian besar sumber energi masyarakat indonesia berasal dari nasi dan terigu. Disebabkan tingginya konsumsi terigu di Indonesia, maka sudah menjadi hal yang penting melihat halal haramnya terigu. Banyak masyarakat baik itu yang awam maupun yang mengerti tentang pangan, yang masih beranggapan bahwa terigu pasti halal. Benarkah?

Terigu bisa menjadi tidak halal ketika kemasan terigu tidak memiliki label halal yang berarti belum memiliki sistem jaminan halal. Bagaimana bisa terigu tidak halal? Terigu merupakan pangan nabati yang sudah pasti terbebas dari daging babi dan zat haram lainnya. Kritis halal terigu berada pada proses pengolahannya atau penggilingannya. Untuk meningkatkan mutu terigu, seringkali produsen menggunakan improving agent. Salah satu improving agent yang banyak digunakan adalah sistein. Sistein dapat meningkatkan kualitas terigu dengan melembutkan gluten (protein khas pada terigu) dan meningkatkan pengembangan adonan.

Sistein didapat dari bulu baik itu hewan maupun rambut manusia. Bagian tubuh manusia haram hukumnya untuk dimakan, hal tersebut sudah jelas di sebutkan dalam Al Quran. Hewan akan menjadi sangat kritis ketika disembelih tidak sesuai dengan syariat islam. Seperti disembelih dengan menyebut selain Allah, atau dengan menyiksa hewan sebelum disembelih. Oleh karena itu, sistein sebagai improving agent pada terigu dapat menyebabkan terigu menjadi tidak halal.

Saran untuk produsen maupun konsumen, pastikan terigu yang dibeli memiliki label halal. Sehingga akan lebih aman dan nyaman dalam menggunakannya.

cheers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun