Seperti halnya ketiga novel Agatha Christie yang dicetak tahun 1995 dan 1996 yang saya beli di salah satu toko buku bekas, untuk satu novel dijual dengan harga 25 ribu. Harga yang terbilang sangat bersahabat.Â
Meskipun demikian, kamu tidak bisa langsung mengklaim toko buku daring yang menjual buku dengan harga 20 ribuan merupakan toko buku bekas asli, karena begitu banyak toko buku bajakan yang menjajakan dagangannya di lokapasar.Â
Perhatikan penilaian dari para pembeliÂ
Penilaian dari para pembeli sebelumnya mempermudah kamu untuk menilai toko buku daring tersebut. Apakah memang menjual buku bekas asli atau malah buku bajakan yang berlabel buku bekas.Â
Hal ini dilakukan agar para pembeli tidak menaruh rasa curiga dengan harga yang ditawarkan. Ini yang harus menjadi pusat perhatian utamamu.Â
Pada saat melihat ulasan dari para pembeli terkait toko buku bekas tersebut, saya tidak akan langsung melihat bintang 5 ataupun bintang 4, karena saya akan melihat dari bintang yang terkecil. Penilaian pada suatu toko daring bisa dilihat pada ulasan yang disampaikan oleh para pembeli.Â
Buku bekas yang diperjualbelikan pada umumnya tidak memiliki stok. Terkadang hanya memiliki satu buku ataupun dua buku dengan judul yang sama. Apabila toko tersebut memang menjual buku bekas.Â
Contohnya, ketika saya memasukkan novel Agatha Christie berjudul Pria Bersetelan Cokelat ke keranjang daring dan transaksi pembayaran telah dilakukan, secara otomatis persediaan buku bekas tersebut akan habis (sold out), pada umumnya demikian. Perhatikan ini sebagai penilaian tambahan.Â
Apabila toko buku daring tersebut memiliki stok yang cukup banyak, ini patut dipertanyakan. Bagaimana mungkin buku bekas dengan judul yang sama memiliki stok yang tidak terhingga.Â
Meskipun demikian, di balik semua penilaian yang disampaikan oleh para pembeli, ada satu penilaian yang menurut saya kurang layak diberikan oleh para pembeli ke toko daring yang menjual buku bekas, perihal kertas yang telah menguning.Â