Konsepnya saja sudah mengabadikan moment di dalam peradaban media sosial, sudah pasti ceritanya akan tetap abadi.Â
Perhatikan saja konten-konten yang telah lampau. Sebuah prediksi memperkirakan bahwa penduduk bumi telah melupakan konten tersebut, namun siapa sangka, akan tetap ada penghuni dunia maya yang doyan membagikan dan mengungkit kembali konten tersebut, sudah banyak contohnya, lho.Â
Bahkan lebih menariknya lagi, misalnya, konten yang semula berada di YouTube, bisa ditemukan di media sosial tetangga yakni Facebook, dan tiba-tiba telah terunggah di peradaban TikTok. Nah, ini salah satu pembuktian bahwa cerita tersebut memang akan abadi, alias tidak menghilang.Â
Jangan sampai kamu terkenal (dulunya) karena konten yang absurd, bisa jadi kan kamu telah bertaubat di kemudian hari terhadap aktivitasmu yang terdahulu. "Eh lu dulu terkenal karena joget-joget ga jelas di tengah kebun ya?". Nah kan ga lucu kalau udah begini.Â
Maka dari itu, penting bagimu memikirkan terlebih dahulu konten-konten yang ingin disajikan di dalam peradaban dunia maya.Â
Agar ke-eksis-sanmu tidak lenyap sesaat dan ketenaranmu dapat bernilai. Bukan hanya sekedar terkenal lalu menghilang.Â
Berkreativitas lah terhadap bakat yang kamu miliki. Jadikan ruang di dalam peradaban dunia maya sebagai ajang untuk mengembangkan passion ataupun hobi yang memiliki nilai manfaat.
Meskipun demikian, masih banyak content creator yang mengedukasi melalui live streaming yang disajikannya.Â
Salah satu contohnya hadir dari creator yang sangat piawai dalam memainkan alat musik, seperti halnya piano dan saksofon.Â
Begitu banyak penonton yang antusias ketika menyaksikan para pianis dan saksofonis yang sedang unjuk gigi di saat sesi live streaming.Â