Kehadiran endorsement di jagad media sosial bukanlah sesuatu hal yang tabu, terlebih lagi di era digitalisasi seperti sekarang ini. Dan konon katanya, trik marketing yang satu ini mampu memikat hati para konsumen. Benarkah produk yang dipromosikan melalui perantara endorsement merupakan produk yang sangat layak untuk dibeli?Â
Dunia maya, merupakan bagian dari sebuah peradaban yang begitu luas, bagaikan menembus ruang dan waktu dalam sekejap. Benarkah konsep demikian begitu melekat pada dunia yang satu ini?Â
Perantara termudah untuk memasuki peradaban ini adalah dengan media sosial. Di saat generasi alpha telah dilahirkan, kini, begitu banyak media sosial yang saling berlomba-lomba mencuri hati para insan penghuni planet bumi.Â
Melalui media sosial, berbagai macam aktivitas hadir, seperti halnya konten-konten yang mulai bermunculan menghiasi peradaban dunia maya.Â
Bahkan kini, media sosial juga dijadikan sebagai wadah untuk mempromosikan suatu produk (iklan), melalui perantara pihak lain sebagai penghubung untuk memperkenalkan produk tersebut.Â
Bagi yang sering berselancar di dalam peradaban dunia maya, kamu tidak akan asing lagi dengan gaya promosi tersebut.
Dan ini dikenal dengan endorsement, yang pada umumnya dilakukan oleh akun yang paling berpengaruh di jagad media sosial.Â
Seperti halnya akun dengan verifikasi centang biru, di mana kredibilitasnya tidak perlu diragukan lagi, serta jumlah followers yang terbilang fantastis. Bisa dari public figure, misalnya.Â
Dilansir dari kompas.com berdasarkan informasi dari The Economic Times, endorsement atau endorse adalah bentuk iklan atau promosi yang menggunakan tokoh atau selebriti terkenal yang memiliki pengakuan, kepercayaan, rasa hormat, dan sebagainya dari banyak orang.Â
Endorsement bisa dikatakan merupakan suatu bentuk kerja sama di antara kedua belah pihak. Di mana pihak yang ditunjuk untuk mempromosikan suatu produk, akan menyajikan penjelasan produk tersebut dalam bentuk reels video di media sosial.Â
Begitu banyak produk yang dipromosikan melalui perantara endorsement. Mulai dari fashion, aksesoris, make up, body care, hair care, hingga skincare.Â
Dan pada umumnya, produk kecantikan lebih mendominasi diperkenalkan lewat endorsement. Benarkah demikian?Â
Teknik marketing yang satu ini, nyatanya, bisa dikatakan sangat efektif. Lihat saja, berapa banyak jumlah likers ataupun viewers pada postingan tersebut.Â
Tidak ketinggalan, bahkan kolom komentar pun dapat terisi dengan berbagai macam pernyataan dan pertanyaan.Â
Hal ini telah membuktikan bahwa, begitu antusiasnya penghuni dunia maya terhadap promosi yang disajikan. Salah satu faktornya karena reels video yang menarik.Â
Untuk mempermudah memahami endorsement di dalam peradaban dunia maya, mari persempit pada pembahasan yang berkaitan dengan produk perawatan kulit wajah (dibaca: skincare), sebagai contohnya.Â
Sederhananya, ketika itu kamu menyaksikan salah satu reels video yang lewat di timeline media sosialmu, di mana public figure tersebut sedang mempromosikan produk perawatan kulit wajah, berupa serum dari merek ABC.Â
Di saat itu, public figure tersebut menjelaskan bahwa, serum ABC merupakan produk perawatan kulit wajah yang baru akan launching di akhir bulan ini.Â
Dan serum ABC ini pun memiliki ingredients berupa niacinamide, yang mampu menghempaskan jerawat dan ini sangat aman apabila diaplikasikan pada acne prone skin.Â
Tidak hanya itu, dijelaskan pula pada reels video bahwa serum tersebut memiliki tekstur yang cair, sehingga sangat mudah untuk diaplikasikan, tanpa menggumpal.Â
Dengan packaging yang sangat mungil, membuat serum ini sangat mudah untuk di bawah kemana-mana. Simple sekali.Â
Sebagai upaya untuk menyakinkan para konsumen, public figure tersebut juga akan mengaplikasikan serum ABC ke kulit wajahnya sebagai bentuk testimoni.Â
Bahwa produk perawatan kulit wajah tersebut tidak menyebabkan iritasi ataupun kemerahan setelah diaplikasikan, misalnya.Â
Mendapati penjelasan singkat di atas, pada dasarnya, tujuan dari endorsement adalah untuk:Â
Pertama, menarik minat konsumen yang sedang berselancar di dalam peradaban dunia maya. Di mana awalnya hanya sekadar menengok reels video, hingga akhirnya bisa terpikat untuk membeli produk tersebut.Â
Kedua, memperkenalkan suatu produk kepada konsumen. Terlebih lagi bila produk perawatan kulit wajah tersebut baru/akan launching. Seperti yang sudah dijelaskan di atas.Â
Nah, di saat kamu yang sedang menyaksikan promosi suatu produk pada reels video di media sosial, apakah kamu pernah langsung terpikat untuk membeli skincare yang sedang dipromosikan itu? Aha, ini harus masuk list.Â
Ku terpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu, terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia. Eh kok malah nyanyi.Â
Apabila kamu pernah terpikat membeli lewat promosi, apakah produk tersebut memang worth buying atau malah sebaliknya?Â
Dan, pernahkah kamu menyesal membeli produk perawatan kulit wajah lewat promosi yang telah menghiasi timeline media sosial milikmu? Bagaimana dengan pengalamanmu?Â
Ya, saya sendiri pun pernah terpikat membeli suatu produk perawatan kulit wajah, yakni exfoliating toner dan serum.Â
Ketika itu, saya terpesona dengan ingredients dan klaim yang disajikan. Produk perawatan kulit wajah tersebut kebetulan juga baru saja launching.Â
Di mana ketika membeli produk tersebut besar harapan akan menghasilkan kulit wajah yang shining, shimmering, splendid, tell me princess, lho kok malah keterusan nyanyi, habisnya keinget Zayn Malik sih, eh.Â
Tidak ada yang salah membeli suatu produk perawatan kulit wajah melalui sebuah iklan. Bahkan, melalui promosi tersebut kamu yang semulanya tidak tahu, malah bisa menjadi tahu. Oh, ternyata ada produk yang baru, jadi ga ketinggalan info, kan up to date.Â
Namun terkadang, tidak menutup kemungkinan pula akan hadir komplain dari para konsumen, karena telah menyesal membeli produk perawatan kulit wajah melalui promosi tersebut. Katanya sih kemakan iklan. Wait, sepertinya persepsi demikian harus diluruskan.Â
Apabila diperhatikan secara seksama, kesalahan bukan pada promosi, tetapi pada dirimu sendiri yang tidak memahami promosi/iklan tersebut. Lho kok bisa? Bisa aja sih.Â
Maka dari itu, pahami beberapa hal berikut ini sebelum kamu "checkout"Â dan berakhir "payment", pada produk yang telah menggoda imanmu di suatu reels video, seperti:Â
Cek status merek dagangÂ
Peradaban yang begitu luas di dunia maya, memang memiliki kemudahan bagi siapa saja yang ingin mempromosikan produk perawatan kulit wajah.Â
Mulai dari produk yang bisa dipercaya sampai dengan produk yang tidak bisa dipercaya, kemungkinan demikian bisa terjadi.Â
Ketika kamu mendapati suatu reels video yang mempromosikan suatu produk dan kamu mulai terpikat, hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah merek dagang.Â
Penting bagimu mengecek status merek dagang dari produk perawatan kulit wajah, untuk memastikan bahwa produk tersebut memang aman.Â
Seperti halnya memperhatikan label BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makan) pada produk tersebut, ada atau tidak. Apabila ada, lakukan pengecekan secara mandiri terhadap nomor yang tertera.Â
Dan ketika di mesin pencari merek dari produk tersebut ternyata aman, maka kamu baru bisa lanjut ke poin kedua.Â
Perhatikan jenis kulit wajahmuÂ
Setelah kamu memahami poin pertama bahwa produk tersebut aman, maka kamu harus memahami apakah kulit wajahmu memang cocok dengan ingredients dari produk yang dipromosikan tersebut.Â
Misalnya, kamu memiliki kulit wajah yang sensitif, pada serum ABC (contoh ilustrasi di atas) yang dipromosikan tersebut memiliki kandungan utama niacinamide. Pada umumnya, kandungan yang satu ini aman untuk kulit wajah sensitif.Â
Namun, kamu juga harus memperhatikan kembali ingredients selanjutnya. Apakah memiliki kandungan alcohol ataupun fragrance, karena sebagian besar (tidak semuanya) kulit wajah yang cenderung sensitif tidak cocok dengan kandungan tersebut.Â
Itulah penting bagimu memahami terlebih dahulu jenis kulit wajahmu, sebelum membeli suatu produk perawatan kulit wajah.Â
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya ketidakcocokan pada produk tersebut ketika diaplikasikan.Â
Jangan asal membeliÂ
Terpikat dengan produk perawatan kulit wajah sangat sah-sah saja bila terjadi, saya pun demikian. Besar harapan memang bisa memiliki kulit wajah yang sehat, seperti orang yang sedang mempromosikan produk tersebut.Â
Namun kamu juga harus mempertimbangkan bahwa, apakah produk tersebut ketika dibeli memang akan berguna atau malah hanya sekadar menjadi hiasan di meja rias (seperti yang dijelaskan pada poin pertama dan kedua).
Hal ini dilakukan agar kamu tidak ngasal membeli suatu produk perawatan kulit wajah yang sedang dipromosikan tersebut, karena tidak semua produk yang tertangkap oleh indera penglihatanmu harus kamu beli.Â
Jangan suka menambah koleksi, terlebih lagi bila produk tersebut tidaklah kamu butuhkan. Kan mubasir lho, ujung-ujungnya bisa kebuang percuma.Â
Mendapati ketiga poin di atas, seharusnya kamu sudah bisa mengendalikan imanmu sesaat promosi produk perawatan kulit wajah sedang wara-wiri menghiasi timeline media sosialmu.Â
Maka dari itu, bijaklah ketika akan membeli suatu produk perawatan kulit wajah. Apakah produk tersebut memang kamu butuhkan ataukah hanya sekadar memenuhi keinginanmu semata.Â
Kuatkan iman, ketika para endorsement sedang gencar-gencarnya menghiasi peradaban dunia maya. Okay.
Baca juga: Waspadai "Skincare Abal-Abal", Produk Berbahaya yang Begitu MengancamÂ
Thanks for readingÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H