Peradaban dunia maya yang eksis mengibarkan sayapnya di tengah kehidupan penduduk bumi, membuat siapapun tanpa terkecuali, dapat dengan mudah mem-publish apapun yang dikehendaki. Namun, baikkah bila urusan pribadi malah menjadi konten dan berakhir menjadi konsumsi publik? Apakah semua kehidupan yang dijalani harus "go public" dan di-"publish"?Â
Ruang yang begitu luas di peradaban dunia maya, mampu membuat siapa saja bisa mendaftar untuk menjadi penghuninya, dengan demikian kamu baru bisa diakui.Â
Di dalam peradaban dunia maya, kamu bisa melakukan interaksi dengan siapapun. Baik yang berasal dari kota yang sama denganmu, dari luar kota, bahkan hingga sampai ke luar negeri sekalipun. Bagaikan menembus ruang dan waktu dalam sekejap.Â
Kegiatan berselancar memasuki peradaban dunia maya bisa dikatakan begitu menyenangkan. Dan konon katanya, sejak generasi alpha menginjakkan kakinya di muka bumi ini, dunia maya semakin terasa begitu dekat.Â
Dengan bermodalkan gawai, jaringan internet, dan aplikasi pendukung lainnya, media sosial menjadi perantara termudah untuk memasuki peradaban dunia maya.Â
Roda kehidupan di dunia maya tidak akan pernah bisa berjalan, apabila penduduk dunia nyata tidak ikut berkontribusi di dalamnya. Benarkah demikian?Â
Coba kamu perhatikan secara seksama, jumlah followers pada media sosial di akun yang telah terverifikasi centang biru, bisa dikatakan ini merupakan akun yang paling berpengaruh.Â
Dan lihatlah, berapa banyak jumlah followers yang dimilikinya? Tentu saja, kamu akan melihat angka followers yang dimulai dari ribuan hingga jutaan.Â
Hal ini telah menunjukkan bahwa, begitu besar kontribusi penduduk planet bumi yang ikut serta meramaikan peradaban dunia maya.Â