Berbelanja secara daring di era digitalisasi seperti sekarang ini, bukanlah hal yang tabu lagi untuk dilakukan. Kini, aktivitas tersebut sudah sangat melekat dengan kehidupan penduduk bumi.Â
Di mana kegiatan berbelanja secara virtual bisa kamu lakukan dengan mengunjungi langsung marketplace ataupun singgah di lapak media sosial milik seller. Lho kok belanja di medsos, emangnya bisa? Tentu saja bisa.Â
Media sosial, pada umumnya memang dimanfaatkan oleh para penghuni dunia maya untuk menunjukkan kreativitasnya melalui content creator ataupun content writer, misalnya.Â
Namun ternyata, tidak hanya sebatas itu saja kegunaan dari media sosial. Karena sebagian besar para penghuninya, juga memanfaatkan media sosial sebagai ruang untuk mempromosikan produk yang diperjualbelikannya.Â
Berbeda dengan marketplace, yang memang dimanfaatkan oleh para penghuninya sebagai tempat terjadinya transaksi jual-beli.Â
Sekilas, tampilan seller yang hadir di media sosial, tidak ada bedanya dengan tampilan para penghuni dunia maya lainnya yang bukan--seller.
Perbedaan hanya terletak pada username, deskripsi pada profil, serta postingan yang ditampilkan. Selebihnya? Sepertinya tidak ada.Â
Contohnya, FashionABC_store, tampil gaya dengan fashion dari ABC store. Lirik sedikit siapa tahu tertarik banyak.
Nah, sebagai salah satu penghuni dunia maya, pernahkah kamu berbelanja daring melalui media sosial, bagaimanakah pengalamanmu?Â
Apakah pengalaman menyenangkan yang kamu alami ketika berbelanja daring di media sosial? Sehingga membuatmu tertarik untuk kembali lagi belanja daring di sana atau malah kamu mendapati pengalaman yang tidak menyenangkan?Â
Pengalaman berbelanja secara daring melalui media sosial dulu pernah saya lakukan dan bisa dikatakan pengalaman yang baik, karena seller yang ramah dan amanah.Â
Pada saat itu, saya melakukan transaksi pembelian terkait produk fashion di salah satu akun media sosial Instagram.Â
Toko tersebut sebelumnya sudah terlebih dahulu direkomendasikan oleh teman saya sendiri, bukan asal pilih, ya.Â
Namun ternyata di sisi lain, ada beberapa kasus yang beredar ke permukaan ketika berbelanja secara daring di media sosial, di mana yang bersangkutan telah mengalami penipuan, "barang tak sampai, uang lenyap entah ke mana".Â
Inilah yang terkadang menjadi momok yang menakutkan, lantaran begitu banyaknya opini negatif yang berkeliaran terkait pembelian suatu produk di luar marketplace, seperti halnya pada media sosial ini.Â
Pada dasarnya, tidak semua akun seller yang mempromosikan produknya di media sosial merupakan akun bodong yang menipu.Â
Karena ulah dari sebagian kecil kaum yang melakukan tindakan penipuan, pada akhirnya menimbulkan berbagai macam persepsi yang cenderung negatif di dataran penduduk bumi.Â
Meskipun demikian, belanja daring melalui media sosial bisa dikatakan "sangat berbeda", apabila dibandingkan dengan berbelanja daring melalui marketplace.Â
Ada banyak perbedaan yang begitu signifikan, seperti:Â
1. Testimoni/Review
Media sosial:Â
Melihat review dari para pembeli sebelumnya ketika berbelanja di media sosial, hanya bisa kamu lihat pada postingan yang di upload oleh seller.Â
Bentuk testimoni yang ditampilkan, bisa dalam bentuk screenshot pesan yang di upload oleh seller.Â
Di mana pembeli sebelumnya, akan memberitahukan kepada seller bagaimana produk yang telah sampai tersebut (umumnya demikian).Â
Dan apabila kamu perhatikan, testimoni yang di upload tersebut lebih dominan cenderung positif, ibaratnya berada di rate 9/10.Â
Sementara rate di 8/10, 7/10, 6/10, 5/10, dan seterusnya bagaikan tidak tampak, seperti tidak ada penilain negatif.Â
Memang kemungkinan ada dua spekulasi yang timbul. Pertama, kemungkinan memang produknya "oke" sehingga tidak ada pembeli yang memberikan penilaian di luar dari kalimat "positif".Â
Kedua, kemungkinan memang penilaian yang cenderung negatif tidak di upload oleh seller. Inilah yang terkadang menimbulkan ke bimbangan.Â
Marketplace:Â
Sementara di marketplace, kamu akan lebih mudah melihat penilaian dari para pembeli sebelumnya. Karena testimoni yang dihadirkan dalam bentuk penilaian bintang 5, 4, 3, 2, dan 1.Â
Bahkan, penilaian yang diberikan oleh pembeli sebelumnya juga diperkuat dengan tambahan foto bahkan video.Â
Dan jangan heran apabila kamu juga akan menemukan review yang beragam, di mana review yang dihadirkan tidak selalu pada rating 5/5, bisa saja 4/5, 3/5, 2/5, bahkan 1/5.Â
Sehingga mempermudah kamu dalam memutuskan, akan berbelanja di online shop tersebut atau tidak.Â
2. Ongkos kirimÂ
Media sosial:Â
Ketika kamu memutuskan untuk berbelanja di media sosial, kamu akan menanggung ongkir (dibaca: ongkos kirim).Â
Di media sosial tidak ada yang namanya voucher, semuanya ditanggung oleh pembeli dan besaran biaya pun disesuaikan dengan jasa pengiriman yang kamu pilih. Kecuali, seller sendiri yang memberikan potongan harga.Â
Marketplace:Â
Sedangkan pada marketplace, kamu akan menemukan begitu banyak voucher gratis ongkir yang bisa kamu klaim.Â
Voucher gratis ongkir dengan pembayaran hanya bernilai 0 (dibaca: nol) bisa kamu temukan saat acara pesta voucher atau bahkan pada saat live shopping. Semua voucher bahkan bebas bertebaran di mana-mana.Â
3. Metode pembayaranÂ
Media sosial:Â
Saat berbelanja daring di media sosial, kamu tidak bisa menentukan sendiri metode pembayaran yang akan kamu gunakan dan sebagian besar juga tidak bisa menggunakan sistem COD (Cash On Delivery).Â
Pada umumnya seller akan memberitahukan kepada pembeli, biaya produk serta biaya ongkos kirim dan uang tersebut harus dikirimkan ke mana.Â
Bisa saja melalui transfer antar bank atau mungkin juga melalui e-wallet. Karena tidak adanya metode mutlak untuk melakukan transaksi pembayaran dan semua itu disesuaikan dengan seller, di mana kamu tidak bisa memilih sendiri.Â
Marketplace:Â
Sedangkan pada suatu marketplace, beragam metode pembayaran hadir, kamu akan bebas memilih metode pembayaran yang akan kamu lakukan, untuk memesan produk yang kamu butuhkan.Â
Bisa melalui transfer antar bank dengan virtual account billing, beragam cara pembayaran lewat e-wallet, melalui kartu kredit/debit, menggunakan sistem COD (Cash On Delivery), bahkan juga tersedia pay later jika kamu mau.Â
4. Track record pengirimanÂ
Media sosial:Â
Untuk melihat produk yang kamu pesan sudah dikirimkan oleh seller atau belum, kamu tidak bisa mendapatkan nomor resi secara otomatis, karena seller akan memberitahukan nomor resi tersebut apabila produk sudah dikirimkan.Â
Bahkan, ada pula seller yang tidak memberitahukan nomor resinya, hanya sekedar mengirimkan bukti track record pengiriman, untuk mengetahui di mana keberadaan pesanan tersebut sekarang.Â
Marketplace:Â
Sedangkan di suatu marketplace, saat transaksi pesananmu telah di payment, secara otomatis kamu bisa memilih jasa pengiriman yang ingin kamu gunakan, bahkan setelah itu nomor resi akan muncul.Â
Track record perjalanan paketmu bisa di cek secara mandiri, tanpa harus kamu tanyakan dengan seller, "kak paketku sudah sampai mana ya".Â
Karena di setiap akun marketplace para pembeli, perjalanan paketmu akan terlihat. Apakah baru akan dikemas oleh seller atau mungkin sudah diterima oleh kurir, di mana paket siap meluncur ke lokasi tujuan.Â
5. Pengajuan komplain/retur
Media sosial:Â
Ketika barang yang kamu pesan telah sampai, namun ternyata tidak sesuai dengan apa yang dideskripsikan oleh seller, atau mungkin jumlah produk yang dikirimkan tidak sesuai, kamu tidak bisa langsung mengajukan komplain ataupun retur.Â
Terlebih lagi bila seller-nya tidaklah fast response, karena kamu menghubungi seller tersebut secara pribadi, mungkin melalui aplikasi perpesanan seperti DM/WhatsApp/Line/Telegram.Â
Bisa dikatakan mudah melakukan retur, apabila seller mau merespon dan menanggapi. Besar kemungkinan kamu harus menanggung ongkir sendiri, apabila produk tersebut kamu kembalikan. Kecuali, seller sendiri yang akan menanggung biayanya.
Namun, bisa pula dikatakan sulit melakukan retur, apabila seller tidak merespon bahkan sampai dengan menolak.Â
Nah, di saat itu kamu ingin protes dan melaporkan akun tersebut? Memang bisa dilaporkan atas dugaan penipuan, misalnya. Akan tetapi, tidaklah semudah itu juga uangmu yang telah dikirimkan bisa kembali. Inilah yang terkadang membinggungkan.Â
Marketplace:Â
Poin kelima ini, masih berkesinambungan dengan poin keempat. Apabila pesanan yang kamu terima tidak sesuai dengan apa yang dideskripsikan oleh seller, kamu bisa mengajukan retur, alias pengembalian barang dan dijamin uang kembali.Â
Dengan ketentuan produk belum kamu konfirmasikan sebagai pesanan diterima, karena apabila kamu sudah mengetuk fitur tersebut, retur tidak bisa dilakukan.Â
Bahkan, ada sebagian besar toko yang juga mewajibkan untuk melakukan video unboxing, ketika kamu menerima paket tersebut.Â
Hal ini dilakukan untuk memberikan bukti yang kuat, apabila memang terjadi kekeliruan dengan barang yang dikirimkan.Â
Mendapati kelima poin di atas, seharusnya kamu sudah bisa memahami dan melihat gambaran perbedaanya.Â
Bagaimana, kamu sebagai konsumen lebih memilih berbelanja secara daring melalui media sosial atau melalui marketplace?Â
Pada dasarnya, mau kamu berbelanja secara daring melalui media sosial ataupun melalui marketplace itu tidak ada yang salah. Semuanya sah-sah saja dilakukan.Â
Apabila ditarik ulur ke belakang, baik di media sosial ataupun di marketplace, masih ada saja kaum-kaum minoritas yang sering menjebak konsumen demi meraup keuntungan sesaat. Mulai dari produk yang tidak sesuai, sampai dengan seller yang tidak amanah.Â
Terkadang sisi positif dan sisi negatif pada konsep berbelanja secara daring bisa timbul secara bersamaan.Â
Sisi positifnya terletak pada waktu, di mana para konsumen yang membutuhkan suatu produk bisa memesannya secara cepat dengan cara belanja daring, tanpa harus datang langsung ke toko.Â
Sementara sisi negatifnya, terletak pada seller yang tidak amanah, karena bisa jadi produk yang ditawarkan memiliki harga yang terlalu tinggi atau mungkin produk yang dikirimkan juga tidak sesuai dengan deskripsi.Â
Itulah penting bagi kamu untuk lebih cermat dan selektif ketika akan berbelanja secara daring. Agar produk yang akan kamu pesan, sesuai dengan ekspektasi yang sebelumnya kamu bayangkan.Â
Perlu diingat, ketika kamu melakukan transaksi pembelian suatu produk di luar marketplace, ada baiknya, kamu memastikan bahwa toko tersebut dapat dipercaya, agar identitas pribadimu dijamin keamanannya.Â
Ketika kamu memesan suatu produk secara online, otomatis, kamu akan mengirimkan data pribadimu.Â
Mulai dari nama lengkap, nomor telepon aktif, alamat penerima yang terdiri dari RT, RW, kota/kabupaten hingga kode pos. Lengkap sekali, bukan.Â
Maka dari itu, bijaklah ketika sedang berbelanja secara daring. Jadilah smart buyer dan happy shopping, guys.Â
Thanks for readingÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI