Bayi, insan kecil yang begitu mulia, kehadirannya ke dunia merupakan sebuah anugerah yang telah dinantikan oleh kedua orangtuanya.Â
Berbagai macam persiapan akan dilakukan oleh kedua orangtua si bayi, untuk menyambut insan mungil yang akan segera hadir ke dunia.Â
Di mana bayi akan mengalami periode ekstero-gestasi atau kehamilan eksternal, yakni bayi masih menyesuaikan dirinya di lingkungan baru selama sembilan bulan pertama.
Sebagai calon orangtua baru, apakah kamu sudah menyiapkan bekal pengetahuan untuk menyambut kehadiran anugerah terindahmu (dibaca: bayi)?Â
Apakah kamu sudah mengetahui bagaimana cara berinteraksi dengan bayi baru lahir? Dan Apakah pengetahuan penting lainnya-- seperti halnya menghormati bayi sudah kamu ketahui? Demi mempererat hubungan di antara bayi dan kedua orangtuanya.
Jangan sampai, ketika bayimu hadir ke dunia, kamu sebagai orangtua baru malah merasa tabu dengan perubahan yang kamu alami, karena statusmu yang sudah menjadi orangtua (di mana kelak anak-anakmu akan memanggil mama dan papa).Â
Ilmu parenting harus benar-benar kamu miliki, agar ketika kamu menjalaninya, kamu akan menikmati prosesnya menjadi orangtua baru. Bukan berkeluh kesah terhadap perubahan yang terjadi.
Salah satu cara mendapatkan ilmu parenting, selain dari mengikuti kelas parenting, adalah dengan membaca buku parenting. Begitu banyak buku yang berkaitan dengan ilmu parenting hadir di pasaran.Â
Salah satunya, buku parenting yang berjudul The Montessori Baby karya Simone Davies dan Junnifa Uzodike. Buku ini merupakan terjemahan dari The Montessori Baby: A Parent's Guide to Nurturing Your Baby with Love, Respect, and Understanding.Â
Buku ini berjumlah 370 halaman. Terbagi atas 10 bab, satu bonus kisah nyata dan satu lampiran.Â
Bab 1: pendahuluan, bab 2: prinsip-prinsip montessori untuk bayi, bab 3: dari pembuahan hingga 6 minggu pertama, bab 4: menyiapkan rumah, bab 5: mengasuh bayi montessori, bab 6: kegiatan montessori untuk bayi, bab 7: penerapan, bab 8: persiapan orang dewasa, bab 9: bekerja bersama dan bab 10: berikutnya apa?.Â
Di dalam buku The Montessori Baby, para pembacanya akan memahami bahwa pentingnya ilmu parenting. Pentingnya ilmu sebelum menjalani suatu proses, ibaratnya, kamu telah menyiapkan sebuah bekal sebelumnya.Â
Bahkan, penulis buku ini, Simone Davies juga membagikan kisahnya tentang kelahiran anak pertamanya. Di mana Simone juga berharap, kalau saja dirinya sudah mempelajari prinsip-prinsip Montessori lebih awal.Â
Montessori merupakan sebuah filosofi yang memiliki tujuan untuk menyokong perkembangan alami setiap anak, agar mencapai pontensi maksimalnya.Â
Sejarah montessori hadir dari Dr. Maria Montessori, yang merupakan dokter dan ilmuwan Italia, serta memiliki latar belakang pendidikan di bidang antropologi.Â
Dr. Montessori juga meyakini bahwa, anak-anak tidak hanya dicukupkan saja kebutuhan ragawinya, melainkan juga kebutuhan pikirannya.Â
Ketika membaca lembaran demi lembaran buku The Montessori Baby, kamu sebagai orang yang belum berpengalaman, termasuk saya, pasti akan merasakan betapa pentingnya ilmu parenting ini.Â
Mari ambil beberapa penjelasan yang dijabarkan oleh buku The Montessori Baby, terkhusus pada penjelasan yang berada di bab 5: mengasuh bayi montessori. Bisa dikatakan, ini merupakan interaksi umum yang sering terjadi, namun sering terabaikan.Â
Masih mendapati pertanyaan di atas. Apakah kamu sudah mengetahui bagaimana cara berinteraksi dengan bayi baru lahir?Â
Bayi yang baru lahir sudah bisa didekatkan ke ibu kandungnya dan lebih menariknya lagi, ibu lazimnya akan mendekatkan bayi ke sisi kiri dadanya.
Ini merupakan tempat yang menghantarkan bayi sedekat mungkin dengan irama detak jantung sang ibu, di mana posisi tersebut, sudah sangat familier bagi bayi ini sejak berada di dalam kandungan.Â
Selain itu, kamu juga bisa mempercayai bayimu atas kemampuannya, alih-alih kamu terlalu terburu-buru untuk membantunya.Â
Seperti halnya, ketika bayimu yang baru lahir di dekatkan kepadamu, di saat itulah, kamu bisa menunggu terlebih dahulu, melihat bagaimana cara bayimu untuk menemukan puting susumu.Â
Dan perlu kamu ketahui, bahwa hubungan orangtua serta bayi juga merupakan hubungan simbiosis mutualisme (dibaca: saling menguntungkan).Â
Di mana ketika bayi menyusu, insan kecil tersebut akan menerima makanan sempurna dari ASI yang diberikan oleh sang ibu. Sementara dengan menyusui, akan membantu rahim ibunya menjadi mengecil.Â
Menyusui, merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan bayi menggunakan tubuh. Bersentuhan antara kulit ke kulit dengan bayimu.Â
Sehingga akan menciptakan momen menenangkan untuk bayi dan orangtua, serta mempererat ikatan di antara keduanya. Jangan sampai kamu sebagai orangtua melewatkan momen ini.
Di saat ibu sang bayi menggendong insan kecil ini, dipercaya, perasaan hampa setelah melahirkan akan sirna.Â
Karena telah menyaksikan bayi mungil anugerah terindah yang telah dinantikan selama 9 bulan di dalam kandungan, telah dilahirkan ke dunia.Â
Mari lanjut ke pertanyaan selanjutnya, apakah kamu tahu bagaimana cara menghormati insan kecil ini (dibaca: bayi)?Â
Ketika kamu bisa menghormati orang yang lebih tua darimu, seharusnya kamu juga bisa menghormati bayi.
Memang, sebagian besar orang akan menganggap bahwa bayi adalah insan kecil yang belum bisa melakukan apa-apa. Namun tidaklah demikian.Â
Di dalam buku parenting ini, kamu akan memahami bahwa bayi pun juga butuh dihormati ketika berinteraksi dengannya. Seperti halnya salah satu penjelasan di bawah ini.Â
Pernahkah kamu, ketika berinteraksi dengan bayi meminta izin terlebih dahulu sebelum menyentuh/menggendongnya? Ini merupakan salah satu bentuk rasa hormat terhadap bayi.Â
Seperti halnya mengucapkan kalimat sederhana ini, "halo adik kecil, bolehkah saya menggendongmu?"Â atau "sayangnya mama, kamu sudah bangun ya, bagaimana tidurnya? Kamu terlihat nyenyak sekali, bolehkah mama menggendongmu?".Â
Ditambah dengan seulas senyum yang kamu utarakan kepada bayi. Kamu juga bisa mengulurkan tanganmu ke arah bayi, sebagai kode.Â
Ketika kamu menanyakan hal demikian, tunggulah reaksi dari bayi tersebut. Jangan sampai kamu langsung menggendongnya, karena pada umumnya bayi akan langsung menangis, karena reaksi dadakan darimu.Â
Ketika berinteraksi dengan bayi, perlambatlah gerakanmu. Bayi adalah insan yang masih sensitif terhadap lingkungan barunya, yakni perubahan kehidupan dari rahim ke dunia.Â
Dan ketika kamu sudah menanyakan hal demikian ke bayi, maka akan timbul perubahan pada gestur tubuh si bayi.Â
Apabila bayi bergerak ke arahmu dan tersenyum, misalnya. Kamu bisa menafsirkan bahwa itu adalah jawaban "iya".Â
Tinggal kamu menggendongnya dan cobalah untuk berujar untuk menanggapi izin dari bayi karena sudah boleh menggendongnya, seperti "terima kasih sayang sudah boleh mama gendong" atau "terima kasih adik manis".Â
Namun, apabila reaksi bayi malah berpaling muka darimu ataupun malah ingin menangis, jangan kamu memaksa diri untuk tetap menggendongnya. Kamu bisa mengatakan ini, "tidak apa-apa adik manis, mungkin lain kali ya".Â
Mendapati penjelasan di atas, apakah kamu sudah pernah mempraktikkannya? Baik sebagai orangtua baru ataupun yang hanya sekedar mencoba untuk menggendong adik keponakanmu?Â
Terlihat sangat sederhana-kan, namun ternyata sangat penting bagi bayi. Kode senyuman kecil yang terlukiskan di wajah si bayi, memang akan memberikan dampak yang luar biasa bagi siapapun yang melihatnya dan bayi pun berbau harum.Â
Di antara 10 bab yang terdapat di dalam buku The Montessori Baby, satu bab saja sudah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat, apalagi bila ditambah dengan 9 bab-nya.Â
Kamu sendiri sudah bisa mendapatkan garis besar ilmu yang belum kamu ketahui sebelumnya, termasuk saya. Buku yang berkaitan dengan ilmu parenting itu berisi daging semua, karena kaya akan ilmu pengetahuan.Â
Mendapati hal demikian, sebagai calon orangtua baru ataupun kamu yang sudah memiliki rencana untuk melangkahkan kaki ke jenjang pernikahan, sediakanlah waktumu untuk mengikuti kelas parenting ataupun membaca buku yang berkaitan dengan parenting.Â
Memahami tentang ilmu parenting, sangat baik kamu pahami sebelum kamu menjadi orangtua baru.
Setidaknya, kamu sudah memiliki gambaran untuk berinteraksi dengan bayimu kelak. Alangkah baiknya, memang telah kamu persiapkan sejak jauh-jauh hari.Â
Bahkan, dengan adanya ilmu parenting yang sudah lebih dahulu kamu pahami, kamu bisa mempraktikkannya kepada bayi kecil keponakanmu, misalnya. Mulai dari sini kamu bisa belajar.Â
Perlu diingat, ketika kamu sedang berinteraksi dengan bayi. Gunakanlah kata-kata yang lembut, alih-alih menggunakan kalimat yang tidak enak ditangkap oleh indra pendengaran. Kamu saja tidak ingin mendengarnya, apalagi bayi.Â
Untuk semua ibu hamil, semoga selalu bahagia di saat menjalani proses ini dan semoga selalu berada di dalam lindungi-Nya, serta menjalani momen-momen persalinan yang indah.Â
Dan semoga untuk para orangtua ataupun calon orangtua baru sudah lebih dulu memiliki kesiapan untuk mendidik anak-anaknya kelak, dengan ilmu parenting yang telah dimiliki. Semoga selalu bahagia.Â
Catatan:Â
Penjelasan pada artikel ini disesuaikan dengan ilmu yang didapatkan dari buku parenting. Semoga informasinya banyak memberikan manfaat.Â
Thanks for readingÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H