Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Writer's Block, Sebuah Kegagalan Menulis yang Begitu Menyedihkan

30 Agustus 2023   15:24 Diperbarui: 30 Agustus 2023   19:26 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis | sumber: gramedia.com

Writer's block, ketika rangkaian kata tak mampu diciptakan dan barisan kalimat tak mampu dihadirkan. Akankah ini terjadi selamanya? Adakah solusi yang bisa dilakukan sesaat writer's block datang dan menyapa? 

Menulis adalah sebuah passion. Merangkai setiap huruf menjadi sebuah kata, membentuk kata per kata hingga menjadi sebuah kalimat dan berakhir terciptanya sebuah paragraf. 

Semuanya ada berkat sebuah ide yang terbingkai di dalam pikiran dan tertuang ke dalam bentuk tulisan. 

Mendapatkan ide menulis dengan begitu cepat dan mengalir dengan begitu deras, pastinya, akan sangat menyenangkan bagi setiap penulis. 

Sehingga apa yang berada di pikiranmu dan apa yang ingin kamu sampaikan, bisa langsung tergambarkan lewat sebuah tulisan. Seperti halnya rangkaian huruf yang pembaca sekalian saksikan di dalam artikel ini. 

Ilustrasi writer's block | sumber: vimbuzz.com
Ilustrasi writer's block | sumber: vimbuzz.com

Tulisan yang dihadirkan oleh setiap penulis pastinya akan berbeda-beda. Ada sebuah tulisan yang terbentuk karena pengalaman yang pernah dialaminya (based on a true story), atau sebuah tulisan yang muncul melalui perantara pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya. 

Di mana fokus yang ada untuk menghasilkan sebuah karya bisa terealisasikan dengan begitu cepat, tanpa pernah mengulur waktu yang ada. Dengan slogan kalimat, "don't waste your time".

Namun apa jadinya, di saat kamu akan menulis, dirimu langsung berhadapan pada kata "blank", ya, kamu kesulitan untuk menuangkan semua kata-kata yang ingin kamu sampaikan lewat sebuah tulisan. 

Sehingga menimbulkan berbagai macam pernyataan spontanitas seperti halnya, "aduh...gue bingung mau menulis apa, dari tadi ga ketemu idenya". 

Atau bisa juga, ketika kamu sedang menulis dengan begitu lancarnya tiba-tiba langsung menghentikan kegiatanmu itu, "apalagi ya yang mau ditulis, kok rada-rada ga nyambung deh alurnya". 

Ilustrasi writer's block | sumber: marionroach.com
Ilustrasi writer's block | sumber: marionroach.com

Di mana kamu seolah-olah tidak bisa berpikir dan telah kehabisan ide untuk menghasilkan suatu karya, bagaikan terhenti pada sebuah jalan buntu. Wah temboknya gede banget, gimana mau lewat. 

Mau maju tidak ada jalan lagi, mau mundur juga tidak mungkin. Bagaikan tidak ada inspirasi yang menghampirimu dan tidak ada imajinasi yang menyapamu. 

Di mana kamu pun kesulitan untuk membuat rangkaian kata demi kata, agar mudah dipahami oleh bagi para pembaca. 

Hingga akhirnya, kamu mengulang kembali membaca tulisanmu, dengan maksud dan tujuan agar bisa menemukan ide dadakan untuk menyambung tulisan, namun tetap saja, nihil hasil yang didapatkan. 

Ilustrasi writer's block | sumber: dabblewriter.com
Ilustrasi writer's block | sumber: dabblewriter.com

Sehingga tahapan demi tahapan ketika kamu akan menulis benar-benar terhambat, waktu yang ada pun semakin mengulur panjang. 

Dan pada akhirnya, tulisanmu pun tidak mencapai kata selesai, alias nyangkut ditengah jalan dan ini dikenal dengan writer's block. 

Dilansir dari sehatq.com bahwa writer's block merupakan suatu kondisi di mana seorang penulis terampil yang punya keinginan untuk menulis, tetapi tidak dapat menuliskan apa pun. 

Istilah writer's block itu sendiri pertama kali dipopulerkan pada tahun 1940-an oleh Edmund Bergler, yang merupakan seorang psikoanalisis dari Amerika. 

Writer's block sangat wajar bila dirasakan oleh para penulis, bisa dikatakan, ini sangat lumrah bila terjadi. Hal ini bisa terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal golongan. 

Ilustrasi writer's block | sumber: medium.com
Ilustrasi writer's block | sumber: medium.com

Ada beberapa kemungkinan yang membuat seorang penulis menjadi kesulitan untuk menuangkan apa yang ingin disampaikannya lewat sebuah tulisan. 

Kemungkinan pertama, bisa disebabkan oleh situasi dan kondisi. Setiap insan di muka bumi ini, pastinya memiliki berbagai macam aktivitas yang membuatnya berada pada situasi tertentu. Sehingga membuat fokusnya tidak hanya dipusatkan pada menulis semata. 

Ibaratnya, pusat konsentrasimu telah bercabang-cabang, karena berbagai macam aktivitas yang harus kamu lakukan di setiap harinya. Singkatnya sedang "busy", namun pada dasarnya, tingkat kesibukan itu tergantung dari pribadi masing-masing. 

Kemungkinan kedua, bisa disebabkan karena pengelolaan waktu yang tidak seimbang. Di mana kamu telah mencapai puncak kesulitan dalam membagi waktu. 

Kurang tepatnya kamu menentukan waktu yang baik saat akan menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan. Ibaratnya, dua aktivitas yang berbeda tujuan kamu lakukan secara bersamaan. Sehingga menimbulkan ketidak efektifan. Alhasil, jadi tidak karuan dan berantakan. 

Nah, penting bagi kamu memahami siasat datangnya writer's block yang sedang menyapamu. Galau karena ga bisa menulis? Ya boleh, tapi sedikit aja, jangan banyak-banyak dan jangan kelamaan. 

Maka dari itu, kamu bisa menerapkan tips berikut untuk menyelesaikan tantangan dari writer's block, seperti: 

1. Refreshing-kan dirimu 

Ilustrasi refreshingkan diri dengan berolahraga | sumber: halodoc.com
Ilustrasi refreshingkan diri dengan berolahraga | sumber: halodoc.com

Poin pertama ini penting kamu pahami, ketika kesulitan dalam merangkai kata-kata pun datang, serta semua ide yang bersarang tak mampu dituangkan ke dalam tulisan, maka kamu harus mengalihkannya dengan refreshing. 

Ya, penting bagimu menenangkan semua pikiran yang berkecamuk di dalam otakmu. Bisa jadi kesulitan yang kamu alami ketika akan menulis, disebabkan dengan pikiran yang kacau dan tidak jelas. 

Ketika kamu sudah tidak fokus untuk menulis dan karya yang kamu hasilkan malah nihil, jangan dipaksakan, karena itu hanya akan percuma. Tidak ada hasilnya. Nggak fokus gitu, lho. 

Me-refreshing-kan pikiran bisa dilakukan dalam banyak hal. Seperti halnya melakukan hobi, ataupun melakukan kegiatan lainnya yang membuat hati bahagia dan pikiran tenang. Itu semua tergantung dari niatmu dan itu semua juga tergantung dari tujuanmu. 

Refreshing tidak serta merta membuatmu hanya berfokus pada "menenangkan hidup" saja, karena dengan refreshing, bisa jadi kamu akan mendapatkan ide dadakan yang muncul di kepalamu untuk menulis lagi. Tidak percaya? Silahkan di coba. 

Kamu yang sedang berada di kamar mandi saja bisa tiba-tiba mendapatkan ide yang cemerlang, entah sejak kapan ide tersebut bisa muncul, apalagi dengan refreshing. Yakin deh yakin. 

Misalnya, kamu yang memiliki hobi dalam olahraga panahan mencoba me-refreshing-kan diri dengan kegiatan tersebut. Ketika kamu telah sampai di archery club, kamu melihat busur, anak panah serta sasaran target. 

Seketika itu kamu terbayang-bayang akan tulisanmu yang masih menggantung tentang mental breakdown, yang berhenti tanpa kelanjutan pada lima pertanyaan dan pernyataan "kapan?". 

Sesaat melihat peralatan panahan tersebut, kamu berhasil merangkai kata-kata yang berujung pada sebuah kalimat ini.

"Lima pertanyaan dan pernyataan di atas bagaikan anak panah yang dilepaskan hingga langsung menembus sasaran. Terasa begitu sakit karena anak panah tersebut langsung merobek objek yang menjadi sasarannya". 

Nah kan, dari melihat dan mengamati sesuatu, kamu berhasil menciptakan suatu kalimat baru. 

2. Membaca tetap lanjut 

Ilustrasi ketika sedang membaca | sumber: lp2m.uma.ac.id
Ilustrasi ketika sedang membaca | sumber: lp2m.uma.ac.id

Meskipun, kamu sedang dilanda oleh writer's block, kamu jangan sampai jadi reader yang terserang reading slump. Kalau ini terjadi, bisa-bisa dua kapal karam secara bersamaan. 

Kegiatan membaca harus terus kamu lakukan, karena dengan membaca, kamu akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang belum kamu ketahui. 

Kamu bisa membaca lewat berbagai sumber, bisa melalui sebuah buku, e-book, ataupun artikel yang sedang kamu baca ini. 

Lewat membaca pula, tidak menutup kemungkinan kalau kamu akan mendapatkan ide menulis dadakan. Karena pada dasarnya, untuk menulis kamu harus membaca, karena keduanya saling berkesinambungan. 

Dengan semakin banyak membaca, kamu akan mendapatkan berbagai macam referensi untuk hasil karyamu. Tidak percaya? Seharusnya kamu mulai percaya, eh. 

3. Atur pola waktumu 

Ilustrasi atur pola waktumu | sumber: merdeka.com
Ilustrasi atur pola waktumu | sumber: merdeka.com

Poin ketiga ini sangat penting. Kenapa? Karena hanya kamu yang mengetahui jawabannya. Poin ketiga ini saling berkaitan dengan kemungkinan kedua, yang telah dijelaskan sebelumnya. 

Pada kemungkinan kedua, bisa disebabkan karena pengelolaan waktu yang tidak seimbang, ya, kamu tidak bisa mengatur waktumu dengan sebaik mungkin, alias, kamu mengerjakan dua pekerjaan yang berbeda dalam satu waktu. 

Misalnya, ketika kamu bekerja, berarti kamu menggunakan waktumu dalam 1 hari taruhlah kurang lebih 8 jam. 

Di saat-saat bekerja, sangat kecil kemungkinan kamu akan bisa menulis, karena kamu pasti lebih berkonsentrasi terhadap job desk yang harus diselesaikan, sebelum tenggat waktu yang telah ditentukan (deadline). 

Meskipun memiliki waktu senggang, itu pun pasti hanya sebentar dan tulisan yang kamu hasilnya juga tidak terlalu banyak, bahkan mungkin tidak bertambah sama sekali. 

Setelah kamu memahami jadwalmu sendiri di setiap jamnya digunakan untuk apa, kamu bisa mengolahnya dengan sebaik mungkin. 

Ketika itu kamu merasa nyaman untuk menulis dan terasa begitu banyak ide mengalir pada malam hari karena suasana terasa lebih tenang, kamu bisa memanfaatkan waktu tersebut. Di saat malam, kamu sedang tidak berkutat dengan pekerjaan utamamu.

Nah ini poinnya, di mana kamu telah menemukan titik kendali pada waktu yang akan kamu manfaatkan. 

4. Mulai menulis kembali 

Ilustrasi menulis | sumber: gramedia.com
Ilustrasi menulis | sumber: gramedia.com

Setelah kamu memahami ketiga poin diatas, alangkah baiknya kamu mencoba untuk menulis kembali. Lebih baik pelan-pelan tapi terus berjalan ke depan, daripada kamu hanya diam di tempat. 

Kamu pastinya tidak ingin-kan terlalu lama kehilangan passion-mu sendiri dalam hal menulis, maka dari itu, ketika writer's block sedang mengejarmu, kamu jangan pasrah di block. Lawan itu semua dengan tekad dan semangatmu, untuk terus menghasilkan karya yang baru. 

Menulis suatu topik juga melatihmu untuk fokus pada satu pembahasan, sehingga tidak melebar kemana-mana. 

Dengan menulis, kamu seakan-akan telah menjelajahi dunia, karena tulisanmu telah berlayar ke berbagai penjuru negeri. Tidak percaya? Seharusnya kali ini kamu benar-benar percaya. 

Sederhananya, terlihat pada informasi seorang penulis yang berada di halaman terakhir sebuah buku. Seorang penulis biasanya akan menginformasikan tentang dirinya. 

Misalnya, seorang penulis tersebut berasal dari salah satu kota di pulau Jawa, sedangkan kamu yang memegang dan membaca buku tersebut sedang berpijak di Tanah Sumatera. 

Menarik sekali bukan, itu adalah buktinya, kalau hasil karyamu telah ikut menjelajahi penjuru negeri. Di mana tulisanmu telah banyak dibaca oleh para pembaca yang menyukai karyamu. 

Dan semoga, setiap karya yang kamu hasilkan mampu memberikan banyak manfaat. 

Baca juga: Reading Slump

Thank for reading 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun