Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengenal "Reading Slump", Ketika Mogok Membaca Menjadi Hal yang Menakutkan

7 Agustus 2023   12:01 Diperbarui: 13 Agustus 2023   19:38 1532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengertian reading slump | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Ketika minat membaca turun drastis, rangkaian kalimat yang disajikan tak mampu diselami, bayangan alur cerita pun tak mampu dinikmati. Apakah ini yang dinamakan reading slump? Adakah solusi terbaik yang bisa dilakukan ketika reading slump datang dan menyapa? 

Membaca adalah kegiatan yang begitu menyenangkan. Lewat membaca kamu akan mengetahui berbagai macam informasi, serta ilmu pengetahuan baru yang belum kamu ketahui sebelumnya. 

Kegiatan yang satu ini (membaca) bisa kamu lakukan melalui sebuah buku, e-book, koran ataupun artikel yang menyajikan berbagai macam informasi ataupun berita terhangat. Ketika kamu memegang sebuah brosur dan melihat isinya, kamu juga sudah tergolong membaca. 

Akan tetapi, pada pembahasan kali ini akan difokuskan pada kegiatan membaca buku yang tiba-tiba kehilangan daya tariknya tersendiri untuk melanjutkan ke kata selanjutnya, ke kalimat selanjutnya, bahkan ke halaman selanjutnya. Kok bisa? Kenapa ya? 

Yuk lanjut baca artikel ini lagi.

Membaca sebuah buku pastinya dimulai dengan niat. Misalnya, kamu tertarik akan judul yang disajikan ditambah lagi dengan cover yang unik, tidak hanya itu saja, buku tersebut juga masuk ke dalam jajaran best seller dan berasal dari kisah nyata, sehingga menimbulkan magnetnya tersendiri untuk menarik para pembaca. 

Sama halnya ketika kamu datang ke toko buku, aroma khas dari sebuah buku pastinya akan masuk ke indra penciumanmu. Dan kamu sendiri akan melihat susunan buku dengan begitu rapi, yang terpajang pada rak-rak buku. 

Toko buku | Sumber: dokumentasi pribadi penulis
Toko buku | Sumber: dokumentasi pribadi penulis

Semuanya sudah dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Mulai dari kategori fiksi, politik, hukum, agama dan tentunya masih banyak lagi. Sudah tidak diragukan lagi kamu pasti akan tergoda. Tertarik, angkut, bungkus, bayar, dan bawa pulang. 

Menyaksikan buku-buku yang tertata dengan rapi sesuai dengan kategorinya ini, sudah menunjukkan bahwa setiap orang punya selera bacaan yang berbeda-beda, semua itu merupakan hak masing-masing individu.

Buku yang di tata sesuai dengan kategorinya | sumber: dokumentasi pribadi penulis
Buku yang di tata sesuai dengan kategorinya | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Dan pastinya, bahan bacaan tersebut akan memberikan banyak manfaat dan pengetahuan bagi setiap pembaca. 

Sederhananya, ketika kamu membaca novel, sebuah cerita yang disajikan dalam bentuk tulisan. 

Saat kamu berselancar pada novel tersebut, kamu sebagai penikmatnya tidak akan hanya menemukan karakter protagonis ataupun antagonis saja di dalam cerita.

Karena setiap penulis pastinya ingin memberikan pesan dan kesan dari cerita yang mereka terbitkan dalam bentuk buku tersebut. 

Pesan-pesan moral akan tergambarkan, nasihat-nasihat akan disampaikan dan semua itu dibungkus menjadi satu dalam sebuah buku, agar para pembaca sekalian bisa menikmati cerita secara lebih sempurna. 

Pesan yang disampaikan lewat sebuah tulisan | sumber: dokumentasi pribadi penulis
Pesan yang disampaikan lewat sebuah tulisan | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Tidak jarang, novel yang diterbitkan juga berasal dari kisah nyata seseorang (based on a true story), bahkan alur cerita yang digambarkan juga sangat relate dengan kehidupan sekitar. 

Sehingga ketertarikan tanpa henti-hentinya membawamu untuk membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, bahkan berpindah dari satu halaman ke halaman lain dan terkadang, tidak terasa matamu sudah berada di halaman terakhir. Kata "the end" pun menjadi kode penutupan sebuah cerita.

Namun apa jadinya, apabila kamu yang sangat suka membaca tiba-tiba kehilangan minat dan ketertarikan untuk melanjutkan bahan bacaan, seakan-akan apa yang kamu baca terasa hampa. 

Pengertian reading slump | sumber: dokumentasi pribadi penulis
Pengertian reading slump | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Sehingga menyebabkan kamu terhenti di salah satu halaman, tanpa ada kemajuan sedikit pun untuk menengok ke halaman selanjutnya.

Bacaanmu pun tergantung, kamu tersangkut pada halaman pertengahan buku, namun untuk menuju ke halaman terakhir pun masih sangat jauh untuk digapai dan ini dikenal dengan reading slump. 

Dilansir dari idntimes.com, reading slump adalah keadaan di mana pembaca tiba-tiba merasa bosan dan tak berminat dalam membaca buku.

Ya, saya sendiri pun pernah mengalami reading slump ini, bahkan buku yang sudah dibeli sebelumnya hanya menjadi penghuni rak buku tanpa disentuh. 

Ditambah lagi dengan berbagai macam aktivitas lain yang terkadang lebih mendominasi, yang menyebabkan minat membaca saya menjadi menurun drastis pada saat itu. Padahal semua itu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak membaca. 

Nah, apakah para pembaca sekalian pernah merasakan hal yang sama, ketika reading slump datang dan menyapa. 

Meskipun demikian, kamu sendiri tidak boleh terlalu lama terjebak pada situasi yang terasa membebani seperti ini, ingin lanjut membaca namun tak ada dorongan untuk membaca. Minat tersebut bagaikan hilang entah ke mana. 

Maka dari itu, kamu harus bisa mendorong dirimu dengan sekuat tenaga untuk terlepas dari kepungan reading slump, agar minat membacamu tumbuh kembali, seperti: 

Pertama, refreshing dengan melakukan hobi

Lakukanlah hobi | sumber: dokumentasi pribadi penulis
Lakukanlah hobi | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Untuk menghilangkan sejenak ke-bosan-mu pada buku yang tak ada kelanjutannya ingin kamu baca, jangan dipaksakan, apabila kamu sendiri sedang tidak fokus/mau untuk melanjutkannya lagi. 

Karena semua itu bagaikan percuma, besar kemungkinan bahan bacaan tersebut tidak bisa kamu serap dengan baik. Bagaikan wujudmu berada di tempat A, namun pikiranmu berada di tempat B. Nggak fokus gitu loh. 

Itulah sebabnya, kamu sendiri bisa memulainya dengan me-refresing-kan pikirianmu terlebih dahulu, dengan menyalurkan hobi. Dan tentunya setiap orang punya hobi yang berbeda-beda. 

Misalnya, apabila hobimu menulis, kamu bisa menuangkan perasaanmu ke dalam sebuah tulisan.

Terkadang, menuangkan apa yang sedang kamu alami ke dalam sebuah tulisan bisa membuat hati menjadi lebih tenang, loh. 

Seperti halnya ketika kamu sedang mengalami reading slump ini. Ibaratnya kamu sedang menuliskan sebuah diary. 

Meskipun minat membacamu sedang menurun, jangan sampai kamu membuat minat menulismu juga ikut-ikutan menurun. Alias hobimu ikutan menghilang. Pokoknya jangan sampai. 

Kedua, teruslah membaca 

Teruslah membaca | sumber: dokumentasi pribadi penulis
Teruslah membaca | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Poin kedua ini saling berkesinambungan dengan poin pertama. Karena pada dasarnya, membaca dan menulis berada pada jalur yang sama, yakni literasi. 

Karena tanpa membaca, kamu akan kesulitan untuk mendapatkan ide menulis, semakin banyak kamu membaca itu semakin bagus, karena kamu akan memiliki banyak referensi dari berbagai sumber. 

Kenapa harus terus membaca meskipun kamu sedang dilanda oleh kedatangan reading slump? Ya, memang itu keharusannya. 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika kamu melihat isi artikel yang tersebar di media sosial, ataupun memegang sebuah brosur dan melihat isinya, maka kamu sudah tergolong membaca. 

Hal ini dilakukan agar kamu bisa tetap melatih konsentrasimu dalam membaca dan menyerap apa yang kamu baca. Sehingga tidak serta merta membuatmu mogok total dalam membaca.

Kan sayang waktunya nggak dimafaatin untuk membaca, bisa-bisa kamu nggak dapat informasi terudapate loh. 

Ketiga, cari gendre yang berbeda 

Cari gendre yang berbeda | sumber: dokumentasi pribadi penulis
Cari gendre yang berbeda | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Nah, setelah kamu berhasil dengan tetap terus membaca meskipun bahan bacaan belum kembali ke buku, kamu harus terus maju dengan mencoba pindah ke genre lagi.

Agar rasa penasaranmu ikut tumbuh dan rasa ketertarikanmu datang kembali. Peluang terbesar akan segera hadir untuk membaca buku (lagi). 

Misalnya, kamu yang pada awalnya lebih suka membaca novel ber-genre romance pastinya sudah sangat hafal betul dengan jalan cerita yang disajikan. 

Maka dari itu, cobalah untuk mengubah genre novel yang biasa dibaca. Seperti membaca novel yang ber-genre fantasi, bahkan membaca novel klasik juga bisa. 

Hal ini akan menjadi tantangan baru, sehingga kamu sendiri tidak akan merasa bosan karena alur cerita yang dibaca akan cenderung berbeda. 

Dengan demikian, ikatan reading slump yang membelenggumu bisa terlepas satu persatu. Daya tarikmu kepada buku akan tumbuh kembali. 

Keempat, bacalah apa yang kamu sukai

Bacalah apa yang kamu sukai | sumber: dokumentasi pribadi penulis
Bacalah apa yang kamu sukai | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Melakukan apa yang kamu sukai tentunya pasti sangat menyenangkan. Perasaan hati bagaikan ikhlas untuk menjalaninya. Begitu pula ketika akan membaca buku. 

Sederhananya, kamu yang begitu menyukai buku dengan kategori fiksi tiba-tiba harus berhadapan dengan buku dengan kategori bisnis, yang mana sebelumnya kamu sangat jarang bertegur sapa dengan kategori ini. 

Bagaikan sulit mencerna kalimat demi kalimat yang disampaikan dalam bentuk tulisan tersebut. Apabila telah mengalami hal demikian, tidak menutup kemungkinan bila inti bacaan tersebut tidak akan bisa kamu serap dengan sebaik mungkin. 

Memang tidak ada yang salah dengan membaca buku dengan kategori yang berbeda-beda, karena semua itu pastinya akan menambah ilmu pengetahuan. 

Namun dalam konsep ini, lebih ditekankan untuk melatih kamu agar lebih konsisten dalam membaca buku, yakni dengan memulai bacaan yang kamu sukai. Sehingga kamu akan lebih mudah mencintai buku. 

Apapun yang kamu baca pastinya akan memberikan manfaat, karena setiap penulis akan memberikan pesan dan kesan dari buku yang diterbitkannya. Percaya deh. 

Bukankan bila kamu suka melakukan sesuatu, waktu yang dijalani pasti tidak akan terasa. Terlebih lagi bila waktu tersebut dilalui bersama dengan yang tersayang, eh... 

Kelima, atur pola membacamu

Atur pola membacamu | sumber: dokumentasi pribadi penulis
Atur pola membacamu | sumber: dokumentasi pribadi penulis

Membaca buku tidak serta merta mengharuskanmu berada pada sebuah ruangan khusus untuk membaca, karena "you take a book everywhere". 

Ya, saya juga sering melakukan ini, menyelipkan satu buku di dalam tas, baik ketika sedang bekerja ataupun sedang bepergian. Saya sendiri selalu mengusahakan untuk membawa buku yang ingin saya baca. 

Terlebih lagi bila jadwal yang ada sangat bersahabat, waktu yang ada mampu digunakan dengan sebaik mungkin. Kesempatan untuk melanjutkan bahan bacaan sangat terbuka lebar pastinya. 

Disisi lain pekerjaan selesai dan disisi lain buku yang ingin dibaca sudah di serap ilmu lewat tulisan yang disampaikan. Don't waste your time, guys.

Pengaturan pola membaca ini pada dasarnya disesuaikan dengan jadwal masing-masing individu. Tidak bisa berpatokan antara satu individu dengan individu yang lain. 

Intinya kamu sendiri harus bisa menikmati dengan sebaik mungkin pola membacamu, agar kamu tidak mudah terjebak dalam reading slump. Enjoy your life. 

Selain itu, proses dalam menangani reading slump harus dimotivasi dari masing-masing individu untuk terlepas dari ikatan ini. Ibaratnya, semua niat harus bermula dari kamu.

Dan pada dasarnya, meningkatkan minat membaca harus berasal dari dirimu sendiri. Kalau bukan kamu yang memulainya, mau siapa lagi. Kalau bukan mulai dari sekarang kamu melakukannya, mau kapan lagi. Terus semangat untuk konsisten membaca. Happy reading, guys!!

Thanks for reading 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun