Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal "Minimalist Fashion", Cara Pintar dalam Memilih Fashion

4 Juni 2023   15:10 Diperbarui: 5 Juni 2023   20:15 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami kebutuhan atau sekadar keinginan | sumber: northernvirginiamag.com

Di tengah gempuran kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Berbagai macam transaksi bisa dilakukan dengan cara yang lebih mudah. Seperti halnya berbelanja. 

Dulu, aktivitas yang satu ini lebih dominan dilakukan secara langsung, dengan cara mengunjungi toko yang dituju. Namun sekarang, kamu bisa melakukannya dimanapun dan kapanpun. 

Dengan bermodalkan gadget, aplikasi berbelanja daring dan kuota, sudah bisa dipastikan kamu dengan mudahnya akan berselancar membeli berbagai macam barang. 

Seperti halnya membeli baju, celana, rok, topi, sweater, cardigan dan berbagai macam aksesoris fashion yang kamu inginkan. 

Padahal barang yang kamu beli tersebut hanya sekadar mengikuti trend yang sedang berkembang. Ibaratnya, "lo punya, gue harus punya, ini lagi ngetrend loh, jangan sampai ketinggalan." 

Minimalist Fashion | sumber: haibunda.com
Minimalist Fashion | sumber: haibunda.com

Salahkah dengan sikap demikian? Ya, tidak ada yang salah, karena setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda-beda dan setiap orang pastinya punya selera fashion yang berbeda-beda pula. Bukankah begitu? 

Namun tetap saja, ketika kamu memutuskan untuk membeli berbagai macam barang fashion, kamu harus tetap memperhatikan, apakah barang tersebut sangat berguna, apakah barang tersebut worth it untuk dibeli atau sebaliknya, dan apakah barang tersebut bisa berguna dalam jangka waktu yang panjang atau tidak.

Berbahagia ketika sedang shopping | sumber: tribunnews.com
Berbahagia ketika sedang shopping | sumber: tribunnews.com

Jangan sampai kamu tergoda untuk terus menerus berbelanja dan berbelanja dengan dalih, "yang penting gue happy dan ini cara gue menunjukkan kebahagiaan dengan shopping." 

Nah, sadarkah kamu, kegiatan berbelanja secara terus menerus tanpa pernah dipikirkan sebelumnya akan memberikan dampak yang tidak baik, terlebih lagi bila baju, celana, rok, sweater, cardigan dan aksesoris fashion tersebut sudah kamu miliki sebelumnya. 

Sudah dapat dipastikan kamu akan merasakan dampak yang nyata dari kecanduan berbelanja akan barang-barang tersebut, seperti: 

Tempat penyimpanan baju yang sudah penuh | sumber: kompas.com
Tempat penyimpanan baju yang sudah penuh | sumber: kompas.com

Pertama, membuat tempat penyimpanan baju menjadi penuh (menumpuk). 

Ketika kamu terus menerus membeli baju, celana atau apapun itu yang berkaitan dengan fashion tanpa mengimbangin fungsinya, sudah bisa dipastikan lemari ataupun walk in closet yang kamu miliki, sedikit demi sedikit pasti akan dipenuhi dengan barang fashion yang kamu beli. 

Bukan tidak mungkin bahwa lemari ataupun walk in closet tersebut akan meledak. Dalam artian, baju, celana, rok dan apapun itu sudah tidak muat lagi. 

Alhasil, kamu harus membeli/membuat tempat penyimpanan yang baru dan ini akan menimbulkan biaya yang baru. 

Atau pakaian yang sudah menumpuk tersebut akan kamu biarkan bergelantungan di dinding kamar, ataupun walk in closet secara tak beraturan. Alhasil menjadi "berantakan".

Terlalu banyak sampai bingung mix and match | sumber: sonora.id
Terlalu banyak sampai bingung mix and match | sumber: sonora.id

Kedua, terlalu banyak sampai bingung mix and match. 

Nah, dampak selanjutnya yang akan kamu rasakan ketika sudah kecanduan berbelanja dan menciptakan penumpukan pada pakaian adalah kebingungan pada diri sendiri. 

"Gue hari ini pakai baju apa ya, baju merah ini kalau dipakai dengan celana hijau ini matching ga ya, duh pusing gue, kayaknya abstrak banget dah." 

Hingga akhirnya, kamu bongkar seluruh isi lemari namun tidak kamu temukan pakaian yang bisa di mix and match dengan elegan, menurutmu. 

Padahal pakaian yang kamu miliki sudah bisa dikatakan "sangat banyak". Akibat ulahmu sendiri yang terus menerus ke-asyikan berbelanja pakaian, tanpa memikirkan kegunaannya dalam jangka panjang. 

Banyak pakaian yang tidak terpakai | sumber: kompas.com
Banyak pakaian yang tidak terpakai | sumber: kompas.com

Ketiga, berakhir menjadi tidak terpakai. 

Poin ketiga ini bagaikan poin penutup, ketika pakaian yang kamu miliki sangat sulit untuk di mix and match dengan mudah. 

Sudah bisa dipastikan akan banyak pakaian yang menjadi tidak terpakai, karena kamu sendiri telah menciptakan persepsi demikian, "ini baju ngejreng banget warnanya, ini celana ga netral banget, ini rok ga bisa dipakai formal, ini topi cuma bisa dibuat kepantai doang, mana topinya banyak lagi."

Itulah sebabnya, kamu sendiri harus bisa menciptakan hidup yang lebih minimalis, terlebih lagi dalam hal fashion dan ini dikenal dengan minimalist fashion. 

Dilansir dari kompas.com bahwa minimalist fashion berarti memiliki jumlah pakaian yang tidak banyak di dalam lemari, yakni pakaian yang hanya kamu sukai dan dapat memberikan kesenangan. 

Minimalist fashion | sumber: kompas.com
Minimalist fashion | sumber: kompas.com

Dengan menerapkan gaya fashion yang lebih minimalis, bukan berarti kamu sendiri tidak bisa tampil modis. Outfit Of The Day (OOTD) yang kamu kenakan tetap bisa tampil elegan. 

Berpakaian modis tidak harus memiliki baju di lemari ataupun di walk in closet secara membludak. Dengan menerapkan minimalist fashion, kamu akan lebih memahami manfaat yang ditimbulkan. 

Seperti kegunaan pakaian dalam jangka panjang, serta menghindari terjadinya penumpukan pakaian yang tidak pernah kamu kenakan. 

1. Pahami itu kebutuhan atau sekadar keinginan 

Memahami kebutuhan atau sekadar keinginan | sumber: northernvirginiamag.com
Memahami kebutuhan atau sekadar keinginan | sumber: northernvirginiamag.com

Sebelum membeli model pakaian A, B, C ataupun D yang sedang nge-trend-nya, kamu harus memahami apakah pakaian tersebut merupakan kebutuhanmu yang mampu digunakan dalam jangka panjang, atau hanya sekadar keinginanmu untuk mengikuti trend fashion yang sedang berkembang. 

Membeli pakaian juga harus ada pertimbangan secara lebih matang, agar pakaian tersebut dapat digunakan dalam jangka panjang dan uang yang dikeluarkan tidak akan menjadi sia-sia. 

Karena ketika kamu mengeluarkan uang untuk membeli suatu pakaian, kamu pasti berharap pakaian tersebut akan memberikan kesenangan tersendiri kepadamu, bukan. 

Dan apabila tidak sesuai dengan ekspektasi, sudah bisa dipastikan kamu akan kecewa, terlebih lagi bila kamu membeli pakaian secara online. 

Kamu sendiri harus lebih pintar dalam membeli, jangan sampai uang sudah melayang, namun barang sangat mengecewakan. 

Itulah sebabnya, kamu harus lebih memahami pakaian tersebut memang kamu butuhkan, atau malah sebaliknya. Kamu sendiri bisa melihat dari warna, model, cutting serta bahan. 

Selain itu, hindarilah melakukan window shopping secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kamu terjerumus untuk terus menerus berbelanja, karena telah asyik berselancar menikmati produk fashion yang diperjual belikan lewat aplikasi belanja yang kamu miliki. 

Jangan sampai, kamu sukses melakukan transaksi pembelian hanya disebabkan keinginanmu semata. 

2. Mulailah menerapkan slow fashion

Menerapkan slow fashion | sumber: idntimes.com
Menerapkan slow fashion | sumber: idntimes.com

Ketika kamu sudah memahami mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang hanya sekadar keinginan, kamu sendiri harus bisa menerapkan slow fashion. 

Dalam artian, kamu tidak membeli terlalu banyak pakaian, namun kualitas yang ada jauh lebih baik sehingga pakaian tersebut dapat bertahan lebih lama. 

Misalnya, kamu memiliki pakaian dengan merek A dengan kualitas yang baik. Mulai dari bahannya yang lembut dan tidak panas, cutting dan jahitan yang rapi, serta nyaman digunakan. 

Tidak ketinggalan, pakaian tersebut terlihat casual. Lebih baiknya lagi, kamu mendapati kalau pakaian merek A mampu bertahan lama, meskipun pada saat itu kamu membeli dengan harga yang lumayan. Disini sudah terlihat jelas bahwa harga mempengaruhi kualitas. 

Disisi lain, kamu juga memiliki pakaian dengan merek B dengan harga yang sangat terjangkau, bila dibandingkan dengan pakaian merek A. 

Dengan membeli pakaian merek B, kamu sudah bisa mendapatkan 3 potong pakaian dari satu harga pakaian merek A. 

Namun sayang, pakaian merek B ini bila dibandingkan dengan pakaian A tidak bisa bertahan lama.

Seiring dengan berjalannya waktu, jahitan pada pakaian merek B tersebut lebih cepat terbuka, bila dibandingkan dengan pakaian merek A, misalnya. 

Itulah sebabnya, jangan mudah tergoda dengan iklan yang menawarkan produk dengan harga yang sulit dicerna. 

Karena pada dasarnya, ketika kamu mendapati pakaian yang akan kamu kenakan mulai mengalami kekurangan, seperti jahitan mulai lepas dan sebagainya, bukan tidak mungkin bila pakaian tersebut malah menjadi penghuni abadi dalam lemari. 

3. Belilah basic clothes dan warna yang lebih netral 

Basic clothes dan warna netral | sumber: indonesiafolks.com
Basic clothes dan warna netral | sumber: indonesiafolks.com

Poin ketiga ini sangat penting kamu terapkan untuk menciptakan gaya hidup yang lebih minimalis dalam hal fashion. Yakni, dengan membeli pakaian basic dan memilih pakaian dengan warna netral. 

Kenapa harus warna netral? Agar pakaian tersebut mudah kamu mix and match seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, agar pakaian tersebut bisa terus menerus kamu gunakan. 

Warna netral yang mudah kamu padu padankan seperti white, black, navy, broken white (bw) maupun ivory. Kelima warna ini pada umumnya bisa dikatakan warna yang netral dan sangat mudah kamu mix and match satu dan lainnya. 

Mix and match | sumber: limone.id
Mix and match | sumber: limone.id

Misalnya, kamu menggunakan baju berwarna white, bisa bebas kamu gunakan bawahan (celana baggy pants, kulot ataupun rok) dengan menggunakan warna black, navy ataupun ivory. Begitu pula sebaliknya, karena warna tersebut sangat mudah dikombinasikan. 

Apabila ingin memiliki warna yang lain, kamu bisa membeli warna yang lebih soft, seperti dusty pink ataupun baby blue misalnya. 

Hindari pembelian/penggunaan warna yang cenderung ngejreng ataupun sangat terang, karena warna tersebut sangat sulit untuk di mix and match. 

Pada dasarnya, cara ber-fashion setiap orang tidak akan ada yang sama, bisa dikatakan semua itu tergantung dari selera masing-masing pengguna. Selain itu, penjelasan pada artikel ini juga tidak harus dijadikan sebagai panduan utama. 

Namun tetap saja, sebagai penikmat fashion kamu harus jeli dan pintar dalam mengikuti perkembangan yang ada. 

Agar semua barang yang kamu miliki dapat berguna dan bermanfaat dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak menciptakan kata "mubazir" pada setiap barang yang telah dibeli. 

Jangan suka membeli barang hanya sekadar untuk menuruti keinginanmu semata, tanpa pernah berpikir bahwa itu sangat kamu butuhkan atau malah sebaliknya. Maka dari itu, jadilah smart buyer serta bijaklah dalam memilih pakaian. 

Bila bukan kamu memulainya mau siapa lagi, bila bukan saat ini kamu menerapkannya, mau kapan lagi. Gaya hidup minimalis hanya bisa terealisasi lewat tindakan, bukan hanya sekadar lewat ucapan semata...

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun