Itulah sebabnya Young-Soon tidak mengizinkan Kang-ho untuk pergi piknik, pikiran dan trauma yang telah dialaminya membuatnya takut akan kehilangan putra tercinta.
Selain itu, sang ibu selalu memberikan sirine kepada Kang-hoo untuk terus belajar dan belajar agar kelak menjadi seorang Jaksa yang hebat. Semua itu dilakukan demi kebaikan Kang-ho, agar putra semata wayangnya tidak bernasib sepertinya.Â
Kedua, kasih sayang ibu sepanjang masa.Â
Kehidupan Kang-ho yang menjadi jaksa tidaklah mudah. Jaksa Choi Kang-ho hampir meregang nyawa, karena mobil yang ditumpangi oleh Kang-ho mengalami kecelakaan dan masuk kedalam jurang.Â
Sehingga menyebabkan Jaksa Kang mengalami koma. Setelah bangun dari koma, Kang-ho juga divonis mengalami amnesia mundur, sehingga membuatnya kembali seperti anak kecil yang berusia tujuh tahun. Dan untuk sementara waktu Kang-ho juga mengalami kelumpuhan.Â
Melihat keadaan putranya seperti sekarang ini, Young-soon tak mampu menahan air mata. Putra semata wayangnya harus mengalami kehidupan yang begitu sulit.Â
Sambil meneteskan air mata, ibu Kang-ho berkata kepada ibunya Mi-joo dan Sam-sik, bahwa ketika dirinya melihat orang lain mengalami hal demikian, dia bisa saja mengatakan bahwa, "lebih baik dia mati daripada harus mengalami hidup seperti ini."Â
Namun setelah merasakannya sendiri, Young-soon tak sanggup mengatakan hal demikian, dirinya masih sangat bersyukur karena di detik ini Kang-ho masih diberikan kesempatan untuk hidup bersamanya.
Young-soon tak pernah meninggalkan Kang-ho dalam keadaan apapun. Berbagai cara dilakukan oleh Young-soon agar anaknya kembali bisa berdiri dan berjalan. Hingga akhirnya Kang-ho sembuh dari kelumpuhan.
Perjuangan seorang ibu, ketulusan yang dilakukan, kasih sayangnya yang diberikan, takkan pernah tergantikan.Â