Di sebuah cafe di hari anniversary keduanya, Naira dan Adrian saling bernostalgia mengingat masa-masa indah di saat berjumpa.Â
Di sela-sela percakapan yang terjadi, di saat senyum keduanya bermekaran. Naira dan Adrian saling memberikan hadiah.Â
Pada saat itu, Naira memberikan Adrian sebuah buku yang berkaitan dengan saham, di mana Adrian sangat menyukai hal demikian.
Sedangkan Adrian memberikan Naira sebuah tas, yang diikuti dengan pemberian sebuah cincin sebagai tanda keseriusan cinta Adrian kepada Naira.Â
Ketika melihat cincin tersebut, Naira bimbang akan sesuatu hal yang berada di hadapannya ini. Perbedaan keyakinan di antara dirinya dan Adrian membuat Naira semakin berada pada ketidakberdayaan terkait kisah cintanya. Konflik batin merajai diri Naira dan Adrian.Â
Hingga akhirnya, Naira meminta agar hubungan tersebut diakhir saja. Mendengar ucapan Naira, Adrian tampak tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh kekasihnya tersebut.Â
"Kenapa tiba-tiba, kamu mikirin apa?", tanya Adrian diikuti tatapan mata kearah Naira.
"Aku mikirin kamu, mikirin orang-orang disekitar kita, keluarga kita", ucap Naira dengan mata yang berkaca-kaca ke arah Adrian.Â
"Yang selama ini pacaran siapa, aku dan kamu. Yang nanti nikah siapa, aku dan kamu, Yang tinggal bareng, aku dan kamu. Yang berumah tangga...", belum selesai Adrian berbicara Naira meminta agar kekasihnya tersebut berhenti.
"Stop Adrian, ini bukan soal kita berdua, tapi soal orang-orang yang berada di hidup kita. Kamu mau hidup sama aku, kamu harus juga bisa menerima orang yang ada di di hidup aku"