Hurry Sickness, dua kata yang berkaitan dengan situasi yang menyebabkan seorang individu berada pada lingkaran yang terburu-buru. Di mana dirinya ingin menuntaskan semuanya secepat mungkin. Baikkah sikap demikian dibiarkan terus menerus hingga merajai diri?Â
Setiap individu di dalam lingkup dunia kerja, pastinya akan mengemban yang namanya tanggung jawab.Â
Setiap tanggung jawab yang akan diambil juga disesuaikan dengan job description masing-masing individu di setiap bagiannya.
Di mana antara satu department dengan department yang lain dalam lingkup dunia kerja akan saling berkesinambungan.Â
Menciptakan satu tim yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Semua pekerjaan yang dilakukan juga disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
Seperti halnya kapan tenggat waktu penutupan laporan, kapan closing tagihan sebelum diserahkan ke bagian selanjutnya, serta laporan apa saja yang harus disiapkan setiap akhir bulannya.Â
Dengan demikian, kamu sendiri akan lebih memahami mana prioritas yang kamu utamakan. Untuk menyelesaikan satu persatu job description yang sudah menjadi tanggung jawabmu.Â
Namun apa jadinya, bila waktu yang kamu miliki selalu berada pada lingkaran yang tidak stabil, alias kamu sendiri selalu saja menyelesaikan berbagai macam tugas dalam satu waktu.
Sepertinya halnya seluruh laporan, seluruh tagihan yang masuk selalu saja kamu selesaikan menjelang deadline.
Sederhananya, diakhir waktu yang telah ditentukan sebelumnya, kamu baru bergerak mengerjakan semua tanggung jawabmu dan semuanya kamu borong secara bersamaan.Â
Sehingga deadline selalu saja mengejar dirimu. Alhasil, semuanya kamu lakukan secara terburu-buru dan ini dikenal dengan hurry sickness.Â
Dilansir dari healthline.com bahwa hurry sickness dapat muncul sebagai kebutuhan mengemudi untuk memanfaatkan setiap detik.
"Kami mengenal kebiasaan ini sebagai multitasking," jelas Rosemary KM Sword yang merupakan seorang penulis dan salah satu pengembang terapi perspektif waktu.
"Banyak orang yang telah memasukkan multitasking ke dalam hidup mereka bangga dengan kemampuan mereka untuk melakukan lebih dari satu hal pada waktu yang sama."
Meskipun hurry sickness bukanlah bagian dari kondisi medis ataupun gangguan kesehatan mental. Namun tetap saja, melahirkan sikap yang cenderung terburu-buru juga tidak baik bila dibiarkan terus menerus.Â
Bukan tidak mungkin, bila perasaan cemas ataupun khawatir bisa menyapa dirimu, terkait tugas yang akan kamu selesaikan dalam waktu yang sangat mendesak.Â
Di mana kamu harus bisa membangun konsentrasi yang tinggi agar tanggung jawab yang kamu ambil bisa terselesaikan sebelum tenggat waktu pelaporan berakhir, misalnya.Â
Ada beberapa dampak yang akan kamu rasakan ketika kamu terperangkap dalam hurry sickness.Â
Dampak pertama yang bisa kamu rasakan adalah terkait waktu untuk menyelesaikan seluruh tugas yang ada menjadi tidak beraturan.
Misalnya, ketika itu kamu mendapatkan tanggung jawab untuk melaporkan semua tagihan yang masuk sebelum tanggal 25 (closing) di setiap akhir bulannya.
Namun, kamu sendiri malah melaporkan tagihan yang ada ke bagian selanjutnya ketika memasuki tanggal 20 ke atas menjelang tanggal 25. Padahal, tagihan yang masuk sudah terjadi sejak awal bulan.Â
Alhasil, kamu mengerjakannya menjelang deadline dan terkesan tergesa-gesa. Waktumu semakin tidak beraturan, karena kamu mengerjakannya tidak pada tempatnya.Â
Belum lagi laporan akhir bulan yang harus kamu laporkan, hingga akhirnya semua tugas kamu borong secara bersamaan di satu waktu menjelang deadline.Â
Dampak kedua yang akan kamu rasakan adalah terkait hasil yang didapatkan bisa saja tidak maksimal. Dampak kedua ini saling berkesinambungan dengan dampak pertama.Â
Ketika waktu yang kamu gunakan sudah tidak beraturan dan kamu menyelesaikan semuanya dalam satu waktu, besar kemungkinan akan menghasilkan peluang yang besar terkait hasil yang tidak maksimal, karena fokus yang kamu gunakan telah bercabang.
Itulah sebabnya, untuk menghindari hurry sickness kamu bisa memulainya dengan cara berikut ini, seperti:Â
To do list
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan dengan to do list, kamu sendiri bisa menyediakan buku khusus sebagai catatanmu. Di dalam buku tersebut kamu sendiri bisa menuliskan job description yang sudah menjadi tanggung jawabmu.
Ketika kamu memiliki tanggung jawab di setiap tugas yang telah kamu ambil, pada dasarnya, kamu sendiri telah mengetahui jadwal-jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Seperti halnya closing tagihan sebelum masuk ke bagian selanjutnya, di mana telah ditentukan sebelumnya bahwa tanggal sekian dan tanggal sekian akan dilakukan closing, misalnya.Â
Dengan menyiapkan list, kamu sendiri bisa melihatnya secara utuh, mana yang menjadi prioritas utama yang harus kamu selesaikan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan tugas-tugas selanjutnya.Â
Discipline
Langkah kedua ini, saling berkesinambungan dengan langkah pertama.Â
Ketika kamu telah menyiapkan list terkait job description yang sudah menjadi tanggung jawabmu dan kamu sendiri telah mengetahui secara detail tanggal-tanggal penting dari job description tersebut, di saat itulah, kamu harus bisa menerapkannya secara konsisten.
Dengan kamu berdisiplin dalam waktu, serta berdisiplin dalam mengerjakan setiap job description yang telah menjadi tanggung jawabmu, hasil yang kamu dapatkan bisa menjadi lebih maksimal.
Dan pengerjaannya pun tidak akan kamu lakukan secara tergesa-gesa, perputaran detik, menit, hingga jam tidak akan mengejarmu.Â
Enjoy
Langkah ketiga ini, bagaikan kunci dari langkah pertama dan kedua. Ketika kamu berhasil menerapkan kedua langkah di atas secara konsisten, besar kemungkinan kamu tidak akan terjerat dalam situasi hurry sickness.
Kamu sendiri bisa mengerjakan semua job description-mu dengan lebih tenang. Ketika kamu berhasil mengikuti pola jadwal yang telah ditentukan.
Selain itu, hasil tugas yang kamu peroleh bisa terselesaikan lebih maksimal, secara langsung kamu tidak akan terjerat pada situasi yang tergesa-gesa. Enjoy your life.Â
Pada dasarnya, berbagai macam cara bisa kamu lakukan untuk menghindari hurry sickness, agar tidak terperangkap pada situasi yang terburu-buru. Ketiga poin di atas, merupakan garis besar dari sekian banyak cara yang bisa dilakukan.Â
Don't waste your time...
Aturlah waktumu dengan sebaik mungkin, apabila tidak dimulai dari sekarang, mau kapan lagi. Bukankah begitu? Dan semuanya harus dimulai dari dirimu sendiri.Â
Selain itu, situasi yang menyebabkan seseorang mengalami hurry sickness tidak hanya berpusat pada tanggung jawab di dunia kerja saja. Penjelasan pada artikel ini hanya digunakan untuk memfokuskan pada satu permisalan.
Saya mohon maaf apabila ada salah kata di dalam penulisan artikel ini. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.Â
Thanks for readingÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H