Sederhananya, diakhir waktu yang telah ditentukan sebelumnya, kamu baru bergerak mengerjakan semua tanggung jawabmu dan semuanya kamu borong secara bersamaan.Â
Sehingga deadline selalu saja mengejar dirimu. Alhasil, semuanya kamu lakukan secara terburu-buru dan ini dikenal dengan hurry sickness.Â
Dilansir dari healthline.com bahwa hurry sickness dapat muncul sebagai kebutuhan mengemudi untuk memanfaatkan setiap detik.
"Kami mengenal kebiasaan ini sebagai multitasking," jelas Rosemary KM Sword yang merupakan seorang penulis dan salah satu pengembang terapi perspektif waktu.
"Banyak orang yang telah memasukkan multitasking ke dalam hidup mereka bangga dengan kemampuan mereka untuk melakukan lebih dari satu hal pada waktu yang sama."
Meskipun hurry sickness bukanlah bagian dari kondisi medis ataupun gangguan kesehatan mental. Namun tetap saja, melahirkan sikap yang cenderung terburu-buru juga tidak baik bila dibiarkan terus menerus.Â
Bukan tidak mungkin, bila perasaan cemas ataupun khawatir bisa menyapa dirimu, terkait tugas yang akan kamu selesaikan dalam waktu yang sangat mendesak.Â
Di mana kamu harus bisa membangun konsentrasi yang tinggi agar tanggung jawab yang kamu ambil bisa terselesaikan sebelum tenggat waktu pelaporan berakhir, misalnya.Â
Ada beberapa dampak yang akan kamu rasakan ketika kamu terperangkap dalam hurry sickness.Â