Maka dari itu, agar tidak berlarut-larut terjebak dalam lingkaran identity crisis, ada baiknya lakukanlah hal berikut ini:Â
Pertama, tanamkan sugesti positif di dalam hidup. Ini merupakan hal pertama dan paling utama yang harus kamu tanamkan di dalam diri, agar tidak mudah terjebak pada krisis identitas terkait hidup yang kamu jalani.Â
Sederhananya, ketika kamu berhasil memberikan aura positif di dalam hidupmu dan menepis setiap aura negatif yang menyapa dirimu, di saat itulah, niat baik selalu kamu yakini di dalam hidup.Â
Kamu bisa memulainya dengan postive self talk dan memperkuatnya dengan keyakinan di dalam diri terkait pikiran-pikiran positif.Â
Kedua, fokuskan pada tujuan di setiap fase. Setiap insan di muka bumi ini, pastinya memiliki beberapa fase yang akan dijalaninya.
Mulai dari fase prenatal (dalam kandungan), fase bayi (newborn, infant, toddler), fase kanak-kanak di awal usia 5-6 tahun, fase kanak-kanak tengah dan akhir di usia 6-11 tahun, hingga menyentuh pada fase remaja.
Untuk mempermudah melihat tujuan hidup di setiap fasenya, difokuskan pada fase remaja yang lebih dominan mengalami identity crisis.
Fase remaja, bisa dikatakan merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dan pubertas lah prosesnya. Di mana pencarian jati diri juga berada di dalam fase ini.Â
Pada umumnya, masa remaja akan berakhir pada usia 18 tahun dan akan dilanjutkan dengan fase dewasa muda.Â
Sebelum fase remaja berakhir, tujuan hidup yang dilakukan adalah menempuh pendidikan dengan memperbanyak ilmu pengetahuan di masa sekolah menengah atas.Â
Bagimu yang ingin melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan, tentunya, telah mempersiapkan diri sedari awal duduk sebagai siswa berseragam putih abu-abu.