Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal "Frugal Living", Gaya Hidup Minimalis yang Patut Diterapkan

10 Oktober 2021   17:41 Diperbarui: 11 Oktober 2021   15:13 2147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membuat estimasi pengeluaran | sumber: www.dailymotion.com

Frugal living, merupakan salah satu gaya hidup minimalis yang bisa kamu terapkan. Hal ini dilakukan bukan serta merta karena kamu terlalu perhitungan. Semua itu dilakukan demi masa depan yang cemerlang. Benarkah persepsi demikian bisa terjadi?

Semakin majunya suatu zaman, semakin dimanjakan pula para penduduk bumi, dengan segala macam kemampuan yang dihadirkan oleh para penciptanya.

Salah satunya, dengan memberikan kemudahan bagi para penduduk planet ini dalam melakukan transaksi pembelian suatu barang.

Kehadiran berbagai macam marketplace nyatanya mampu memberikan manfaat. Kemudahan dalam memilih barang pun menjadi daya tarik tersendiri bagi para penduduk bumi. 

Namun ternyata, akses mudah dalam berbelanja inilah yang terkadang juga bisa memberikan masalah. Apabila kamu sendiri tidak bisa mengolahnya dengan sebaik mungkin. 

Ilustrasi shopping online | sumber: istockphoto
Ilustrasi shopping online | sumber: istockphoto

Terlebih lagi bila kamu doyan sekali dengan aktivitas windows shopping, meskipun tujuan awalnya hanya sekadar memanjakan mata. Dengan slogan hanya melihat-lihat tanpa harus membeli. 

Akan tetapi, inilah tindakan yang mesti diwaspadai. Berawal dari niat hanya sekadar "melihat-lihat" bisa berujung pada barang yang dilihat malah masuk keranjang dan berakhir di pintu transaksi pembayaran. 

Semua itu bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, ketika kamu sedang berselancar dari satu marketplace ke marketplace yang lain. 

Dimulai dari pengaruh diskon, hingga pemenuhan hasrat terhadap barang-barang yang dilihat secara virtual tersebut untuk segera dimiliki.

Apabila kasusnya demikian, kamu pasti akan mengeluarkan pendapatan untuk melakukan transaksi pembayaran terhadap barang yang telah dibeli secara virtual tersebut. Dalam situasi seperti, terkadang, bisa membuat pengeluaranmu menjadi tidak stabil. 

Terlebih lagi, rasa antusias yang menggebu-gebu untuk membeli barang tanpa diikuti dengan perhitungan jangka panjang juga tidak baik dilakukan, karena bisa mengganggu kesehatan finansialmu. 

Di mana kamu akan menghapus satu persatu rencanamu terkait pendapatan yang kamu peroleh, ketika kamu tidak bisa mengolah finansial dengan baik, secara tidak langsung kamu bisa membatalkan niatmu untuk menabung ataupun melakukan investasi. 

Maka dari itu, kamu sendiri harus mulai mencoba untuk menerapkan gaya hidup minimalis yang dikenal dengan istilah frugal living. Di mana frugal dan living berkaitan dengan kata "hemat dan hidup".

Ilustrasi frugal living | sumber: www.dreamstime.com
Ilustrasi frugal living | sumber: www.dreamstime.com

 Frugal living itu apa sih...

Dilansir dari kompas.com bahwa frugal living merupakan gaya hidup yang cermat dan hemat dalam mengelola sesuatu tanpa mengesampingkan value atau nilai dari suatu barang.

Gaya hidup frugal living tidaklah baru, gaya hidup yang satu ini telah lama diagungkan oleh beberapa media masa sejak tahun 2007 silam. Di mana gaya hidup minimalis telah diterapkan. 

Maka dari itu, kamu sendiri harus mulai mencoba menerapkan gaya hidup frugal living. Agar pendapatan yang kamu peroleh tidak hanya dikeluarkan tanpa tujuan yang jelas. 

Ketika kamu mulai menerapkan gaya hidup yang satu ini, kamu akan mengetahui ke mana saja arah uang yang telah kamu gunakan, misalnya.

Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk menerapkan gaya hidup frugal living, seperti: 

Buatlah estimasi pengeluaran

Ilustrasi membuat estimasi pengeluaran | sumber: www.dailymotion.com
Ilustrasi membuat estimasi pengeluaran | sumber: www.dailymotion.com

Sebelum mengeluarkan uang untuk membeli suatu barang, tentunya, kamu sendiri harus tahu dan memahami jumlah pendapatan yang kamu peroleh setiap bulannya. 

Sebelum notifikasi berbunyi terkait pendapatan yang masuk ke dalam dompet, ada baiknya kamu membuat estimasi terlebih dahulu setiap bulan terkait pengeluaran yang kemungkinan akan kamu keluarkan.

Hal ini dilakukan agar uang yang dikeluarkan tidak jauh dari estimasi sebelumnya, sehingga kamu bisa mengontrol uang tersebut dengan sangat baik, karena alur pengeluaran uang telah ditata dengan baik.

Membuat estimasi bukan serta merta mengekangmu untuk tidak membeli ini dan itu. Namun, kamu sendiri telah menerapkan perhitungan yang baik terkait pengeluaran yang akan kamu lakukan, agar tidak berujung pada pengeluaran yang tidak berguna. 

Fokuskan pada kebutuhan bukan keinginan

Ilustrasi memfokuskan kebutuhan dan keinginan | sumber: pixabay
Ilustrasi memfokuskan kebutuhan dan keinginan | sumber: pixabay

Poin kedua ini saling berkesinambungan dengan poin pertama. Ketika kamu telah membuat estimasi terkait pengeluaran yang wajib kamu lakukan setiap bulannya, secara langsung kamu sendiri telah memfokuskan pada kebutuhan.

Memenuhi kebutuhan sangat penting kamu lakukan, semuanya bagaikan kewajiban yang harus kamu penuhi.

Namun, apakah keinginan yang bisa timbul dadakan ataupun sudah direncanakan sebelumnya harus tetap terpenuhi? 

Sederhananya, dalam satu bulan itu kurang lebih ada 30 hari (jumlah hari disesuaikan dengan masing-masing bulan). 

Dalam rentan waktu 30 hari tersebut, tentunya kamu akan memperoleh pendapatan dalam bentuk mata uang masing-masing negara tempatmu bekerja. Dan uang yang diperoleh tersebut pastinya akan kamu gunakan. 

Untuk melihat penerapan kebutuhan dan keinginan mari difokuskan pada permisalan anak rantau. 

Kamu yang bekerja di tanah rantau, pastinya akan mengeluarkan biaya untuk mengisi energimu (makan dan minum), membayar tempat sewa (pada umumnya sudah include dengan listrik dan air), serta memenuhi kebutuhan tambahan seperti membeli skincare maupun bodycare.

Bisa dikatakan, pengeluaran di atas bisa dikatakan wajib dan sudah menjadi ketentuan setiap bulannya yang harus terpenuhi. 

Terkadang, di luar kebutuhan tersebut akan ada biaya-biaya lain yang kamu keluarkan untuk memenuhi keinginanmu. Namun, kamu sendiri harus tetap mengingat konsep yang satu ini, dengan memprioritaskan kebutuhan terlebih dahulu. 

Semua itu dilakukan agar barang ataupun produk yang kamu beli tidak berakhir pada kata "sia-sia", karena hanya dibeli bukan berdasarkan kebutuhan, namun sebatas pada keinginan semata. 

Perhatikan kualitas suatu produk ataupun barang

Ilustrasi memperhatikan kualitas suatu produk ataupun barang | sumber: depositphotos.com
Ilustrasi memperhatikan kualitas suatu produk ataupun barang | sumber: depositphotos.com

Masih ingatkah dengan kalimat yang satu ini, "harga suatu barang mempengaruhi kualitas dari barang tersebut", sepertinya, kalimat tersebut sudah sering wara-wiri menghiasi indra pendengaran para penghuni bumi. 

Sederhananya, ketika itu, kamu melihat sebuah sneakers dengan harga yang begitu terjangkau dan bisa kamu nilai bahwa sneakers tersebut sangatlah murah, ditambah lagi dengan diskon besar-besaran yang membuat sneakers tersebut mampu menarik minat para pembeli.

Dari segi design, sneakers tersebut sangat elegan. Sehingga kamu memutuskan untuk membeli sneakers tersebut. Namun, kamu sendiri tidak menjamin terkait ketahanannya. 

Dan ternyata, sneakers tersebut hanya mampu bertahan selama lebih 1 bulan saja, setelah kamu gunakan berjalan di permukaan bumi ini. Ketahananya tidak mampu lagi dilanjutkan. 

Sehingga kamu memutuskan untuk membeli kembali sneakers tersebut setiap bulannya. Secara tidak langsung pengeluaranmu akan semakin bertambah. 

Finansialmu akan semakin bergoyang menuruni anak tangga, karena terus berulang membeli sebuah sepatu, yang pada umumnya bisa bertahan lebih lama dan tidak harus dibeli setiap bulannya. 

Namun, apabila kamu membeli sneakers dengan harga yang bisa dikatakan cukup mahal, dengan kualitas serta keawetan yang lebih bertahan lama.

Secara langsung kamu telah memperpanjang usia pemakaian dari sneakers tersebut tanpa harus membelinya setiap bulan. Apabila kamu telah melakukan pola seperti ini, maka gaya hidup frugal living telah kamu terapkan. 

Dengan menerapkan gaya hidup frugal living, bukan serta merta melabelkanmu menjadi manusia yang pelit, karena terlalu perhitungan terhadap setiap pengeluaran.

Remember this, hemat pangkal kaya. Dengan memantau pengeluaran secara teratur, kamu sendiri bisa menyimpan uang (menabung) setiap bulannya. 

Semua itu dilakukan demi kesehatan finansialmu dan semua itu dilakukan demi masa depanmu yang cemerlang. 

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun