Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal "Social Media Detox", Jalan Ninja Berpuasa dari Dunia Maya

29 September 2021   21:24 Diperbarui: 30 September 2021   14:05 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi social media detox | sumber: lexypenney.com

Social media detox, salah satu cara yang bisa dilakukan para penduduk atmosfer ini untuk mengurangi kegiatan berselancar di dunia maya. Adakah manfaat yang di dapatkan bila menerapkan hal tersebut?

Media sosial, merupakan salah satu bukti dari kemajuan teknologi yang berkembang dengan begitu pesat. Pada generasi Z, tepatnya di tahun 1999 telah ditemukan situs untuk membuat blog pribadi, yaitu blogger. 

Bisa dikatakan, blogger menjadi tonggak berkembangnya media sosial untuk melangkah maju kedepan. Dan masih di generasi yang sama, di tahun 2002 silam ditemukanlah Friendster, sebuah situs media sosial yang begitu fenomenal.

Seiring dengan berjalannya waktu, ketenaran media sosial semakin berkembang dengan begitu pesat. Hingga akhirnya, munculah berbagai macam media sosial yang saat ini banyak digunakan oleh para penduduk bumi. 

Media sosial sendiri tidak hanya digunakan sebagai tempat berbagi cerita kepada para penduduk dunia maya saja, karena dimensi yang satu ini nyatanya mampu memberikan dampak yang positif.

Seperti halnya, semakin mudahnya mendapatkan akses informasi di berbagai tempat dari belahan dunia dalam hitungan menit. 

Ilustrasi social media detox | sumber: hellosehat.com
Ilustrasi social media detox | sumber: hellosehat.com

Sehingga tidak mengherankan lagi, bila para penghuni planet ini akan lebih dominan (tidak semua) mengakses media sosial yang dimilikinya. 

Baik ketika sedang makan, ketika baru bangun tidur ataupun sebelum tidur, bahkan lebih uniknya lagi, ketika sedang berada di toilet sekalipun, akses berselancar di dunia maya akan dilakukan dengan sangat mudah. 

Jari jemarimu dengan begitu lincahnya mengulir gawai yang berada digenggam tanganmu itu, demi bisa mengakses media sosial yang kamu miliki. 

Dalam sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2014 silam terhadap orang-orang dewasa yang berada di Amerika Serikat di rentan usia 19 hingga 32 tahun, bahwa para peserta memeriksa akun media sosial pilihan mereka selama lebih dari satu jam per hari dan sekitar 30 kali per minggu. 

Gambaran di atas sudah menjadi bukti bahwa akses berselancar di media sosial sangat dominan dilakukan. 

Ilustrasi social media detox | sumber: medium.com
Ilustrasi social media detox | sumber: medium.com

Ibaratnya, tanpa media sosial, hari yang dijalani begitu hampa terasa (terkhusus bagi kaum yang sudah kecanduan media sosial). 

Namun ternyata, kegiatan yang kamu lakukan untuk berselancar di dunia maya secara terus menerus tanpa adanya jeda dan pertimbangan mampu memberikan dampak yang tidak baik, karena fokusmu hanya berpusat di dunia maya. 

Selain dampak positif yang bisa dihasilkan dari media sosial, akan timbul pula dampak negatif apabila kamu sendiri tidak bisa mengolah kegiatan tersebut dengan baik.

Tanpa disadari, terkadang, kamu sering menciptakan perbandingan hidup dadakan ketika berselancar di dunia maya, yang pada akhirnya berujung pada kata "insecure". 

Mengutip dari cleveland clinic, ada beberapa tanda-tanda seseorang yang harus beristirahat sementara waktu dari penggunaan media sosial, yaitu, ketika orang tersebut tidak bisa berhenti membandingkan dirinya. 

Ilustrasi social media detox | sumber: law-justice.co
Ilustrasi social media detox | sumber: law-justice.co

Itulah sebabnya, kamu harus melakukan social media detox, sebagai upaya yang dilakukan untuk membatasi diri berselancar di dunia maya. 

Dilansir dari declutterthemind.com bahwa social media detox merupakan penghapusan penggunaan dan konsumsi media sosial secara sadar untuk jangka waktu tertentu. 

Pada Umumnya, sebagian besar social media detox dilakukan selama 30 hari, tetapi beberapa orang melakukan social media detox selama 7 hari atau bahkan hingga menyentuh angka setahun (12 bulan).

Melakukan social media detox bisa dimulai dengan menciptakan pembatasan pada diri sendiri ketika akan berselancar di dunia maya, seperti halnya total waktu yang digunakan. 

Selanjutnya, ketika berhasil melakukan hal tersebut, kamu mulai bisa menonaktifkan notifikasi dari akun media sosialmu.

Tidak jarang, daya tarik untuk mengunjungi dunia maya secara spontanitas terkadang bisa dimulai dengan notifikasi yang membuat penasaran para pemiliknya. 

Setelah berhasil melakukan kedua langkah diatas, kamu mulai bisa berpuasa media sosial. Cobalah untuk menghapus aplikasi media sosial (uninstall) yang menghiasi gawai milikmu. 

Dengan demikian, social media detox yang akan kamu lakukan bisa terealisasi dengan sangat baik. 

Berikut beberapa alasan yang membuat social media detox baik dilakukan, apabila kamu telah merasakan kecanduan dalam berselancar di dunia maya, seperti: 

Ilustrasi social media detox | sumber: happylittlebiz.com
Ilustrasi social media detox | sumber: happylittlebiz.com

Pertama, kehidupan nyatamu hanya ada di dunia nyata bukan dunia maya

Sebagai insan manusia yang ada dimuka bumi, seharusnya kamu bisa memahami bahwa kehidupan yang kamu jalani murninya ada di dunia nyata.

Dunia maya hanya sekedar pelengkap dari kemajuan teknologi. Dimana dimensi yang satu ini mampu memberikan kemudahan bagi para penduduk bumi dalam mengakses berbagai macam informasi, misalnya.

Oleh sebab itu, kamu harus memahami dengan sangat baik, dunia mana yang akan menjadi prioritas dalam kegiatanmu. 

Kamu sendiri pun mestinya sudah memahami, bahwa prioritas utama ada di dunia nyata, bukan dunia maya. 

Maka dari itu, ambilah sikap untuk lebih memahami mana yang akan memberikan dampak yang terbaik.

Kedua, waktumu tidak hanya digunakan untuk berselancar di dunia maya

Ini merupakan poin penting yang harus kamu pahami dengan sebaik mungkin. Bahwa fokus hidupmu dan waktu yang kamu gunakan tidak hanya dihabiskan untuk berselancar di dunia maya saja. 

Itulah sebabnya, kamu sendiri harus bisa mengatur waktu dengan sebaik mungkin. Ketika kamu memahami bahwa kegiatan mana yang lebih banyak menghasilkan manfaat, di saat itulah kamu akan menyadarinya.

Bahwa dunia maya bukanlah prioritas utama di dalam hidupmu, seperti yang telah dijelaskan pada poin pertama. 

Apabila kamu mampu memahami keadaan yang terjadi, setiap keputusan yang kamu ambil akan memberikan dampak yang positif.

Selain itu, akan ada manfaat yang bisa kamu dapatkan ketika melakukan social media detox, seperti: 

Ilustrasi social media detox | sumber: lexypenney.com
Ilustrasi social media detox | sumber: lexypenney.com

1. Memberikan ketenangan dan kepercayaan di dalam diri

Terlalu berlebihan hingga lupa waktu ketika berselancar di media sosial memang mampu mengusik ketenangan jiwa. 

Sederhananya, kegiatan yang kamu lakukan di dunia maya tidak akan "selalu" berpusat pada informasi terbaru setiap harinya.

Logikanya, kamu yang ingin mengetahui informasi hari ini melalui media sosial, pastinya akan langsung mengunjungi sebuah akun yang mengolah informasi ter-update, bukankah begitu?

Hal tersebut kamu lakukan tidak mungkin sampai berjam-jam lamanya, karena ketika kamu telah mendapatkan informasi yang diinginkan, kamu sendiri pasti akan langsung pindah haluan, dengan mulai melirik akun-akun milik orang lain.

Bila tidak kuat iman, kamu pun melakukan perbandingan hidup dadakan ala penghuni dunia maya. Tanpa bertemu, tanpa melihat secara langsung dan tanpa bersapa mampu menghasilkan insecure. 

Dan secara spontanitas, hatimu mulai tidak tenang karena terlalu sibuk membandingkan hidup yang kamu jalani dengan hidup yang dijalani oleh orang lain.

Itulah sebabnya, ketika kamu tidak kuat menahan arus yang terus menyeretmu di dunia maya, ada baiknya, lakukanlah social media detox demi ketenangan hatimu. 

Hati yang sehat, pikiran yang baik dan selalu positif akan membangun kesehatan mental yang baik. Sehingga kepercayaan diri pun akan timbul dengan sendirinya.

2. Meningkatkan produktivitas dengan lebih baik

Ketika kamu berhasil melakukan social media detox, manfaat selanjutnya yang akan kamu rasakan adalah meningkatkan produktivitas yang kamu lakukan di dunia nyata. 

Kamu sendiri akan lebih memahami penggunaan waktu yang ada. Sehingga, waktumu tidak akan terbuang secara percuma, karena telah digunakan dengan sebaik mungkin. 

Dengan melakukan social media detox, kamu sendiri akan lebih bisa fokus terhadap apa yang sedang kamu kerja di dunia nyata.

Selain itu, jangan pernah takut untuk mencoba social media detox, meskipun awalnya kamu sendiri merasa bahwa dirimu tidak akan bisa jauh dari dunia maya. So, think smart! 

Remember this, hanya dirimu sendirilah yang mampu memahami perasaan yang sedang kamu rasakan. Apabila kamu membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak dari aktivitas dunia maya, maka lakukanlah dan pada dasarnya, semua keputusan ada ditanganmu sendiri...

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun