Dalam sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2014 silam terhadap orang-orang dewasa yang berada di Amerika Serikat di rentan usia 19 hingga 32 tahun, bahwa para peserta memeriksa akun media sosial pilihan mereka selama lebih dari satu jam per hari dan sekitar 30 kali per minggu.Â
Gambaran di atas sudah menjadi bukti bahwa akses berselancar di media sosial sangat dominan dilakukan.Â
Ibaratnya, tanpa media sosial, hari yang dijalani begitu hampa terasa (terkhusus bagi kaum yang sudah kecanduan media sosial).Â
Namun ternyata, kegiatan yang kamu lakukan untuk berselancar di dunia maya secara terus menerus tanpa adanya jeda dan pertimbangan mampu memberikan dampak yang tidak baik, karena fokusmu hanya berpusat di dunia maya.Â
Selain dampak positif yang bisa dihasilkan dari media sosial, akan timbul pula dampak negatif apabila kamu sendiri tidak bisa mengolah kegiatan tersebut dengan baik.
Tanpa disadari, terkadang, kamu sering menciptakan perbandingan hidup dadakan ketika berselancar di dunia maya, yang pada akhirnya berujung pada kata "insecure".Â
Mengutip dari cleveland clinic, ada beberapa tanda-tanda seseorang yang harus beristirahat sementara waktu dari penggunaan media sosial, yaitu, ketika orang tersebut tidak bisa berhenti membandingkan dirinya.Â
Itulah sebabnya, kamu harus melakukan social media detox, sebagai upaya yang dilakukan untuk membatasi diri berselancar di dunia maya.Â
Dilansir dari declutterthemind.com bahwa social media detox merupakan penghapusan penggunaan dan konsumsi media sosial secara sadar untuk jangka waktu tertentu.Â