Untuk memfokuskan pada sebuah permisalan, dikaitkan dengan perasaan insecure yang dihadirkan melalui perantara media sosial.Â
Ketika itu, Via baru beberapa bulan dinyatakan resmi menggunakan toga. Keinginan Via begitu kuat dan tekadnya begitu bulat agar bisa memperoleh pekerjaan dengan secepat mungkin.Â
Namun sayang, semangat yang Via agung-agungkan tiba-tiba menghilang sesaat dirinya mulai berselancar di dunia maya, dan melihat teman-temannya telah bergembira dengan pekerjaan yang telah didapatkan.
Sementara Via masih berkutat dengan amplop berwarna coklat. Via pun hanya bisa menghelakan nafas panjang dan berharap segera mendapatkan pekerjaan yang diidamkannya selama ini.Â
"Enak banget Tania, udah punya pekerjaan tetap aja, padahal baru juga lulus, hebat banget dia, satu kali tes di perusahaan ternama langsung diterima, lah aku? Kapan ya bisa seperti Tania, gimana ini..."Â keluh Via sesaat melihat story yang dibagikan oleh Tania dengan penuh kebahagiaan.Â
Tidak hanya sekali Via melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh teman-teman seangkatannya, dan itu tidak hanya Tania.Â
Dirinya semakin insecure dan tak kuasa melihat keadaannya yang seakan-akan masih berjalan ditempat.
Sudah sangat jelas terlihat, bahwa ke-insecure-ran yang dirasakan oleh Via bisa dirasakannya tanpa harus melihat penampakan nyata dari Tania, dunia mayalah yang menjadi perantaranya.Â
Insecure bisa menyerang ketika yang bersangkutan sedang asyik berselancar di dunia maya, dan semua itu dilakukannya tanpa adanya pembentengan diri. Seperti yang dirasakan oleh Via pada ilustrasi di atas.Â
Itulah salah satu bukti bahwa insecure bisa menyerang siapa saja, baik sedang duduk, berdiri, rebahan, bahkan sedang makan ataupun minum sekali pun.
Maka dari itu, sangat penting membentengi diri agar tidak mudah masuk ke dalam lingkaran ke-insecure-ran:Â