"Lho memang benar kok Jes, kamu itu adalah seorang pencuri kelas kakap, karena telah berhasil mencuri hatiku, eaaa..." ucap Devano dengan jurus gombalan maut miliknya.
Diikuti dengan rentetan gigi yang tersusun rapi menghiasi senyumnya ke arah Jesika.
Mendengar ucapan Devano, mata Jesika hanya bisa terbelalak dan spontanitas memukul Devano dengan buku absen yang sedari tadi berada di genggaman tangan kanannya, "Ihh... Vano apaan sih...."
Devano pun semakin tertawa melihat tingkah laku Jesika yang menurutnya sangat menggemaskan.Â
Tidak hanya melakukan gombalan maut saja, Devano hadir bagaikan body guard untuk Jesika, karena dirinya siap sedia pergi menjemput dan mengantar Jesika ke sekolah dengan selamat.Â
Baginya, Jesika lah cinta yang akan membersamai dirinya di masa depan. Ketika Jesika membutuhkan bantuan, Devano akan melakukan semuanya.Â
Bahkan, kedekatan keduanya yang bagaikan perangko sudah terdengar di penjuru sekolah. Sudah terlihat secara jelas bahwa Devano benar-benar telah masuk ke dalam lingkup perbudakan cinta, alias bucin banget sih.
Ada berbagai macam faktor yang membuat seseorang sangat bucin terhadap seseorang yang dicintainya.Â
Kemungkinan yang lebih dominan bisa disebabkan karena itu merupakan bagian dari cinta pertamanya, dan dirinya, terlalu berlebih dalam merespon setiap keadaan cinta yang dialaminya. Cinta monyet lah istilahnya.Â
Ibaratnya, pertama kali merasakan benih-benih cinta, dan pertama kali merasakan jatuh cinta. Bagaikan bunga-bunga indah yang berada di taman bunga tulip yang bermekaran tanpa henti.Â
Maka dari itu, pentingnya mengantisipasi diri di saat cinta yang hadir begitu membludakan jiwa hingga akhirnya kebucinan menguasai diri, seperti:Â